31 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Pasca Melahirkan di Poskedes, Ibu Muda Meninggal Usai Ditolak RSUD Sidikalang

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BERI KETERANGAN. Jurubicara keluarga, Dohar Sihite (kiri) menerangkan kepada wartawan terkait kasus kematian Romauli boru Simamora setelah ditolak dirawat di RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Miris! Seorang ibu muda yang baru melahirkan meninggal dunia usai mendapat penolakan dari rumah sakit. Akibat penolakan itu, Romauli boru Simamora (21) warga Dusun Lumban Sianturi, Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, meninggal dunia, Sabtu (11/5) pukul 06.00 WIB.

Menurut pihak keluarga, penolakan itu karena petugas medis menganggap kondisi Romauli baik-baik saja dan disarankan untuk berobat di Poskedes, tempatnya melahirkan.

Meninggalnya ibu malang ini terkuak ke publik, setelah Maria Simaremare mengunggah kematian kakak iparnya ke media sosial facebook. Dengan statusnya itu, kematian Romauli pun menjadi viral.

Di laman fb miliknya, Maria menceritakan kronologi kematian kakak iparnya itu. Dalam laman facebook itu, Maria menceritakan bahwa kakak iparnya meninggal setelah mendapat penolakan dirawat di RSUD Sidikalang.

Pihak rumah sakit disebut menolak kakaknya untuk dirawat, meski kondisi sudah kritis yang menyebabkan Romauli meninggal, Sabtu (11/5), setelah dirawat di Poskesdes setempat.

Suami Romauli, Ardianto Simare-mare (23) didampingi ibundanya boru Siregar dan ayahnya saat ditemui wartawan, Senin (13/5), di Dusun Lumban Sianturi Desa Pandiangan mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Romauli.

Ardianto dan keluarga mengaku, sudah memaafkan pihak Rumah Sakit Sidikalang, setelah Wakil Bupati Dairi Jimmy Andrea Lukita Sihombing dan Direktur RSUD Sidikalang datang mengucapkan turut berdukacita ke rumah mereka, Senin (13/5). “Mereka sudah menyampaikan kata-kata penghiburan,” ucap Ardianto.

Kepada wartawan, Ardianto dan Ibundanya boru Siregar mengatakan, supaya tidak mengungkit-ungkit lagi terkait meninggalnya Romauli, karena pihak keluarga sudah memaafkan pihak rumah sakit dan petugas medis RSUD Sidikalang. Menurut Ardianto, Wabup Dairi berjanji akan kembali mendatangi pihak keluarga, setelah berembuk dengan Bupati Eddy Keleng Ate Berutu, yang saat ini sedang tidak di Dairi.

Sementara itu, kerabat juga juru bicara keluarga Ardianto, Dohar Sihite kepada wartawan mengatakan, bahwa pihak keluarga menyambut baik kedatangan rombongan Pemkab Dairi.

Namun dikatakan Dohar, jika pihak rumah sakit atau Pemkab Dairi tidak datang, pihak keluarga sudah berencana membawa kasus kematian Romauli ke ranah hukum, agar ada perbaikan manajemen dan RSUD Sidikalang, dan tidak ada lagi pasien yang menjadi korban.

Diceritakan Dohar, sebelum kematian Romauli. Sore sekitar pukul 16.00 WIB, Romauli melahirkan secara prematur di rumahnya.

Bayi dilahirkan Romauli sudah meninggal dari di dalam rahim. Saat itu, Romauli sempat mendapat pertolongan Bidan Desa Pandiangan boru Tamba.

Dari pukul 16.00- 19.00 WWIB, Romauli dilarikan untuk mendapat perawatan di Poskesdes. Tetapi karena kondisi kesehatan Romauli semakin menurun, bidan desa pun menyarankan ke pihak keluarga agar Romauli dibawa ke RSUD Sidikalang.

Sekira pukul 20.00 WIB, Romauli dibawa keluarga dengan dampingan bidan desa ke RSUD Sidikalang.

Namun setiba di rumah sakit, petugas medis menyarankan agar Romauli dibawa kembali dan dirawat di Poskesdes saja karena kondisi kesehatannya disebut baik-baik saja.

Karena mendapat penolakan itu, pihak keluarga dan bindes membawa Romauli kembali dan dirawat di Poskesdes. Tetapi sekitar pukul 02.00 WIB, kondisi Romauli semakin memburuk.

“Pihak keluarga sudah berencana akan membawa Romauli keesokan harinya ke rumah sakit di luar Dairi. Tetapi ajal berkata lain, sekitar pukul 06.00 WIB, Romauli menghembuskan nafas. Selama dirawat di Poskesdes, Romauli sudah mendapatkan perawatan maksimal dan baik,”beber Dohar.

Ditambahkan Dohar, sebelum melahirkan Romauli sudah beberapa kali dibawa ke RSUD Sidikalang untuk menjalani cek kesehatan, karena almarhum mengalami penyakit gangguan paru-paru dan penyakit kelenjar tiroid.

Wakil Bupati Dairi Jimmy Andrea Lukita Sihombing hendak dikonfirmasi belum berhasil. Plt Kabag Humas Desman Sihotang coba memfasilitasi pertemuan dengan wartawan, mengaku kalau Wabup sedang keluar.

Begitu juga dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Dairi, Sebastianus Tinambunan yang dikonfirmasi mengaku belum mengetahui kasus yang dialami Romauli. Sekdakab Dairi pun mengaku akan menanyakan hal itu kepada pihak RSUD Sidikalang. Sebastianus pun menilai, bila memang benar ada penolakan pasien yang sakit, sangat tidak etis. “Nanti saya tanyakan apa alasan kenapa pasien sakit itu ditolak,” pungkasnya.

Kasus kematian pasien akibat kurang maksimalnya pelayanan dan penanganan medis di RSUD Sidikalang, sudah kerap makan korban hingga meninggal dunia dan sudah menjadi sorotan masyarakat Dairi. (mag-10/han)

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BERI KETERANGAN. Jurubicara keluarga, Dohar Sihite (kiri) menerangkan kepada wartawan terkait kasus kematian Romauli boru Simamora setelah ditolak dirawat di RSUD Sidikalang Kabupaten Dairi.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Miris! Seorang ibu muda yang baru melahirkan meninggal dunia usai mendapat penolakan dari rumah sakit. Akibat penolakan itu, Romauli boru Simamora (21) warga Dusun Lumban Sianturi, Desa Pandiangan, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, meninggal dunia, Sabtu (11/5) pukul 06.00 WIB.

Menurut pihak keluarga, penolakan itu karena petugas medis menganggap kondisi Romauli baik-baik saja dan disarankan untuk berobat di Poskedes, tempatnya melahirkan.

Meninggalnya ibu malang ini terkuak ke publik, setelah Maria Simaremare mengunggah kematian kakak iparnya ke media sosial facebook. Dengan statusnya itu, kematian Romauli pun menjadi viral.

Di laman fb miliknya, Maria menceritakan kronologi kematian kakak iparnya itu. Dalam laman facebook itu, Maria menceritakan bahwa kakak iparnya meninggal setelah mendapat penolakan dirawat di RSUD Sidikalang.

Pihak rumah sakit disebut menolak kakaknya untuk dirawat, meski kondisi sudah kritis yang menyebabkan Romauli meninggal, Sabtu (11/5), setelah dirawat di Poskesdes setempat.

Suami Romauli, Ardianto Simare-mare (23) didampingi ibundanya boru Siregar dan ayahnya saat ditemui wartawan, Senin (13/5), di Dusun Lumban Sianturi Desa Pandiangan mengaku sudah mengikhlaskan kepergian Romauli.

Ardianto dan keluarga mengaku, sudah memaafkan pihak Rumah Sakit Sidikalang, setelah Wakil Bupati Dairi Jimmy Andrea Lukita Sihombing dan Direktur RSUD Sidikalang datang mengucapkan turut berdukacita ke rumah mereka, Senin (13/5). “Mereka sudah menyampaikan kata-kata penghiburan,” ucap Ardianto.

Kepada wartawan, Ardianto dan Ibundanya boru Siregar mengatakan, supaya tidak mengungkit-ungkit lagi terkait meninggalnya Romauli, karena pihak keluarga sudah memaafkan pihak rumah sakit dan petugas medis RSUD Sidikalang. Menurut Ardianto, Wabup Dairi berjanji akan kembali mendatangi pihak keluarga, setelah berembuk dengan Bupati Eddy Keleng Ate Berutu, yang saat ini sedang tidak di Dairi.

Sementara itu, kerabat juga juru bicara keluarga Ardianto, Dohar Sihite kepada wartawan mengatakan, bahwa pihak keluarga menyambut baik kedatangan rombongan Pemkab Dairi.

Namun dikatakan Dohar, jika pihak rumah sakit atau Pemkab Dairi tidak datang, pihak keluarga sudah berencana membawa kasus kematian Romauli ke ranah hukum, agar ada perbaikan manajemen dan RSUD Sidikalang, dan tidak ada lagi pasien yang menjadi korban.

Diceritakan Dohar, sebelum kematian Romauli. Sore sekitar pukul 16.00 WIB, Romauli melahirkan secara prematur di rumahnya.

Bayi dilahirkan Romauli sudah meninggal dari di dalam rahim. Saat itu, Romauli sempat mendapat pertolongan Bidan Desa Pandiangan boru Tamba.

Dari pukul 16.00- 19.00 WWIB, Romauli dilarikan untuk mendapat perawatan di Poskesdes. Tetapi karena kondisi kesehatan Romauli semakin menurun, bidan desa pun menyarankan ke pihak keluarga agar Romauli dibawa ke RSUD Sidikalang.

Sekira pukul 20.00 WIB, Romauli dibawa keluarga dengan dampingan bidan desa ke RSUD Sidikalang.

Namun setiba di rumah sakit, petugas medis menyarankan agar Romauli dibawa kembali dan dirawat di Poskesdes saja karena kondisi kesehatannya disebut baik-baik saja.

Karena mendapat penolakan itu, pihak keluarga dan bindes membawa Romauli kembali dan dirawat di Poskesdes. Tetapi sekitar pukul 02.00 WIB, kondisi Romauli semakin memburuk.

“Pihak keluarga sudah berencana akan membawa Romauli keesokan harinya ke rumah sakit di luar Dairi. Tetapi ajal berkata lain, sekitar pukul 06.00 WIB, Romauli menghembuskan nafas. Selama dirawat di Poskesdes, Romauli sudah mendapatkan perawatan maksimal dan baik,”beber Dohar.

Ditambahkan Dohar, sebelum melahirkan Romauli sudah beberapa kali dibawa ke RSUD Sidikalang untuk menjalani cek kesehatan, karena almarhum mengalami penyakit gangguan paru-paru dan penyakit kelenjar tiroid.

Wakil Bupati Dairi Jimmy Andrea Lukita Sihombing hendak dikonfirmasi belum berhasil. Plt Kabag Humas Desman Sihotang coba memfasilitasi pertemuan dengan wartawan, mengaku kalau Wabup sedang keluar.

Begitu juga dengan Sekretaris Daerah (Sekda) Dairi, Sebastianus Tinambunan yang dikonfirmasi mengaku belum mengetahui kasus yang dialami Romauli. Sekdakab Dairi pun mengaku akan menanyakan hal itu kepada pihak RSUD Sidikalang. Sebastianus pun menilai, bila memang benar ada penolakan pasien yang sakit, sangat tidak etis. “Nanti saya tanyakan apa alasan kenapa pasien sakit itu ditolak,” pungkasnya.

Kasus kematian pasien akibat kurang maksimalnya pelayanan dan penanganan medis di RSUD Sidikalang, sudah kerap makan korban hingga meninggal dunia dan sudah menjadi sorotan masyarakat Dairi. (mag-10/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/