25 C
Medan
Tuesday, November 26, 2024
spot_img

Guru Luka-luka Diseruduk Satpol PP

Forum Guru Siantar Unjuk Rasa, Wali Kota Siantar Cuek

PEMATANGSIANTAR-Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pematangsiantar bertindak anarkis terhadap sejumlah guru yang tergabung di Forum Guru Siantar (FGS). Para guru yang berunjuk rasa itu dihadang, ditolak lalu dicampakkan oleh personel Satpol PP, di depan gedung Haruangguan DPRD Pematangsiantar, Rabu (13/6).

Aksi anarkis aparat Sat Pol PP itu terjadi ketika Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus SE hendak keluar dari gedung Haruangguan DPRD Pematangsiantar. Puluhan guru kemudian menghadang untuk menuntut tunjangan sertifikasi guru dan mengeluhkan pungli di Dinas Pendidikan Pematangsiantar.

Wali kota sebenarnya bias saja keluar dari pintu belakang gedung Harungguan, tanpa harus melalui massa FGS, namun entah mengapa Hulman harus keluar melalui hadangan massa.

Sikap berlebihan yang dipertontonkan personel Satpol PP itu memicu kericuhan antara massa FGS dengan Satpol PP. Para guru terus melakukan perlawan dengan melakukan serangan balik. Mereka tidak senang karena ada seorang guru terkena pukulan petugas Satpol PP.
Jika tidak cepat dilerai polisi, kericuhan akan berlangsung lama, mengingat kericuhan itu terjadi di hadapan Kapolres Kota Pematangsiantar, AKBP Alberd Sianipar.

Pantauan koran ini, puluhan massa FGS tiba di depan gedung Harungguan DPRD sekira jam 11.30 WIB. Sedangkan didalam gedung Haruangguan, wali kota sedang membacakan nota jawabannya pada sidang paripurna DPRD tentang 9 Ranperda.

Persis jam 11.52 WIB, sidang paripurna selesai digelar. Berakhirnya sidang, tak langsung membuat peserta dan undangan sidang paripurna membubarkan diri. Baru setelah 15 menit kemudian, wali kota beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari gedung Harungguan, melalui pintu depan, dengan pengawalan ketat personil Satpol PP.

Saat diluar, wali kota tidak menggubris massa FGS. Ia langsung menaiki mobilnya BK 63 H yang sudah siaga di depan pintu gedung paripurna dewan tersebut.

Melihat sikap cuek wali kota, massa FGS langsung menghadang laju mobil dinas Kakan Satpol PP, Julham Situmorang yang ada di depan mobil yang dinaiki wali kota.

Rombongan mobil wali Kota ini terus melaju dan melabrak barisan massa FGS. Sementara puluhan petugas Satpol PP lainnya, menghadang, menolak dan mencampakkan guru yang mencoba menghadang.

Timbul Panjaitan, guru SD Negeri 122346 mengaku terjatuh karena terkena serempetan mobil yang dinaiki Wali Kota Pematangsiantar. Sedangkan N br Sinaga, guru SMP Negeri 4 mengatakan dirinya terjatuh setelah oknum Satpol PP mencampakkan dirinya.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Pematangsiantar, M Natsir Armaya Siregar mengecam sikap wali kota itu. Menurutnya, itu merupakan sikap arogansi wali kota, yang menciptakan kericuhan dan ketidakkondusifan di Kota Pematangsiantar.

Ditambahkan, seharusnya wali kota bisa menghindari kericuhan terjadi dan tidak memaksa petugas Satpol PP berbuat anarkis. (mag-20)

Forum Guru Siantar Unjuk Rasa, Wali Kota Siantar Cuek

PEMATANGSIANTAR-Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pematangsiantar bertindak anarkis terhadap sejumlah guru yang tergabung di Forum Guru Siantar (FGS). Para guru yang berunjuk rasa itu dihadang, ditolak lalu dicampakkan oleh personel Satpol PP, di depan gedung Haruangguan DPRD Pematangsiantar, Rabu (13/6).

Aksi anarkis aparat Sat Pol PP itu terjadi ketika Wali Kota Pematangsiantar Hulman Sitorus SE hendak keluar dari gedung Haruangguan DPRD Pematangsiantar. Puluhan guru kemudian menghadang untuk menuntut tunjangan sertifikasi guru dan mengeluhkan pungli di Dinas Pendidikan Pematangsiantar.

Wali kota sebenarnya bias saja keluar dari pintu belakang gedung Harungguan, tanpa harus melalui massa FGS, namun entah mengapa Hulman harus keluar melalui hadangan massa.

Sikap berlebihan yang dipertontonkan personel Satpol PP itu memicu kericuhan antara massa FGS dengan Satpol PP. Para guru terus melakukan perlawan dengan melakukan serangan balik. Mereka tidak senang karena ada seorang guru terkena pukulan petugas Satpol PP.
Jika tidak cepat dilerai polisi, kericuhan akan berlangsung lama, mengingat kericuhan itu terjadi di hadapan Kapolres Kota Pematangsiantar, AKBP Alberd Sianipar.

Pantauan koran ini, puluhan massa FGS tiba di depan gedung Harungguan DPRD sekira jam 11.30 WIB. Sedangkan didalam gedung Haruangguan, wali kota sedang membacakan nota jawabannya pada sidang paripurna DPRD tentang 9 Ranperda.

Persis jam 11.52 WIB, sidang paripurna selesai digelar. Berakhirnya sidang, tak langsung membuat peserta dan undangan sidang paripurna membubarkan diri. Baru setelah 15 menit kemudian, wali kota beranjak dari tempat duduknya dan keluar dari gedung Harungguan, melalui pintu depan, dengan pengawalan ketat personil Satpol PP.

Saat diluar, wali kota tidak menggubris massa FGS. Ia langsung menaiki mobilnya BK 63 H yang sudah siaga di depan pintu gedung paripurna dewan tersebut.

Melihat sikap cuek wali kota, massa FGS langsung menghadang laju mobil dinas Kakan Satpol PP, Julham Situmorang yang ada di depan mobil yang dinaiki wali kota.

Rombongan mobil wali Kota ini terus melaju dan melabrak barisan massa FGS. Sementara puluhan petugas Satpol PP lainnya, menghadang, menolak dan mencampakkan guru yang mencoba menghadang.

Timbul Panjaitan, guru SD Negeri 122346 mengaku terjatuh karena terkena serempetan mobil yang dinaiki Wali Kota Pematangsiantar. Sedangkan N br Sinaga, guru SMP Negeri 4 mengatakan dirinya terjatuh setelah oknum Satpol PP mencampakkan dirinya.

Ketua Dewan Pendidikan Kota Pematangsiantar, M Natsir Armaya Siregar mengecam sikap wali kota itu. Menurutnya, itu merupakan sikap arogansi wali kota, yang menciptakan kericuhan dan ketidakkondusifan di Kota Pematangsiantar.

Ditambahkan, seharusnya wali kota bisa menghindari kericuhan terjadi dan tidak memaksa petugas Satpol PP berbuat anarkis. (mag-20)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/