PAKPAK BHARAT-Minimnya sarana pendukung memaksa para penggiat komoditi daun gambir di Kabupaten Pakpak Bharat harus menjualnya di Dairi.
Seperti dituturkan salah seorang petani gambir dari Desa Laemerempat, Kecamatan Sitllu Tali Urang (STU) Jehe, Abdul Angkat, Senin (13/8) di Salak kepada Sumut Pos mengatakan, dirinya beserta sejumlah rekan lainnya terpaksa mengoper komoditi itu kepada pembeli yang datang dari Sidikalang.
Tidak tanggung-tanggung, sedikitnya sekitar 20 ton per minggunya daun gambir itu dikirim ke sana, kemudian diolah untuk menghasilkan tepung gambir.
Hal ini, menurut Angkat, dilakukan karena mereka sesama petani tidak memiliki alat pemeras daun gambir yang cukup memadai.
Jika seluruh daun gambir hasil panenannya diolah di desa tersebut mereka mengaku sangat kewalahan dan kekurangan tenaga. Sementara daun gambir mendesak untuk dipanen. Jika tidak dipanen dalam kurun waktu tertentu, dikhawatirkan daun akan menua dan tidak akan memiliki kadar getah lagi hingga terbuang percuma di lahan. (mag-14)