LABUHANBATU, SUMUTPOS.CO – Pemkab Labuhanbatu diimbau memanfaatkan gedung eks Akademi Keperawatan (AKPER) yang berada di Jalan Amir Hamzah, Rantauprapat. Sebab, pasca penutupan sekolah tinggi tersebut, gedung yang berada di depan kantor Camat Rantau Selatan itu tak terawat dan terbengkalai.
“Sebaiknya segera dimanfaatkan gedung bekas AKPER Rantauprapat itu,” kata Wakil Ketua DPRD Labuhanbatu sementara, Abdul Karim Hasibuan, Minggu (13/10), di Rantauprapat.
Pemkab Labuhanbatu disarankan untuk mendirikan kembali perguruan tinggi sejenis dengan memanfaatkan fasilitas tersebut. Pemkab setempat sudah sepantasnya mengelola lembaga pendidikan tinggi.
“Sebaiknya dipergunakan kembali sebagai tempat lembaga pendidikan vokasi. Lokasi pembelajaran yang membimbing pembekalan ilmu lifeskill,” sarannya.
Menurut Karim, sekaitan potensi tingginya jumlah generasi muda di Labuhanbatu dalam dekade kedepan. Dimana para generasi yang masuk dalam bonus demografi tersebut akan mendominasi populasi penduduk di masa mendatang. Jika generasi ini tak terbina secara baik, maka akan menjadi beban bagi pemerintah dan keluarga. Tapi jika terbimbing secara baik, akan menjadi penopang pembangunan dan penggerak perekonomian daerah.
“Generasi muda Labuhanbatu agar dibina secara baik baik, sehingga tercipta SDM unggul nantinya,” katanya.
Selain itu, kata Karim, jikapun gedung dipergunakan sebagai lokasi pemindahan Kantor Dinas Kesehatan Labuhanbatu, tak ada salahnya mencari lokasi lain sebagai alternatif pendirian sekolah tinggi ilmu vokasi.
“Memang ada wacana memanfaatkan gedung itu sebagai kantor Dinkes. Maka alternatifnya bisa memanfaatkan gedung lain, milik Yayasan Islamic Center Rantauprapat,” usulnya.
Pantauan di lokasi, gedung Akper yang telah menamatkan ribuan perawat sejak tahun 90-an lalu itu ditutup. Akibatnya, kondisi bangunan dan sarana di dalamnya tak terawat.
Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Labuhanbatu, Faisal membenarkan adanya wacana pemindahan Kantor Dinkes Labuhanbatu ke gedung eks Akper tersebut.
“Iya. Tapi masih sebatas wacana,” kata Faisal.
Tapi menurut dia, lokasi Dinkes yang ada saat ini masih representatif untuk dimanfaatkan. Sebab, lebih strategis. Karena posisinya lebih dekat dengan RSUD Rantauprapat dan kantor BPJS Kesehatan.
“Sebenarnya lokasi saat ini juga strategis. Lebih dekat ke komplek fasilitas kesehatan yang ada,” ujarnya.
Sedangkan alasan penutupan Akper kata dia, dikarenakan pihak Kementerian Kesehatan RI tidak lagi mengizinkan lembaga pendidikan bidang kesehatan dikelola daerah. Melainkan dikelola pihak Pemerintah Pusat melalui Kementerian Kesehatan.
“Karena Kementerian Kesehatan mengambilalih pendidikan dibidang kesehatan,” katanya seraya mengaku angkatan terakhir AKPER berakhir pada Agustus 2019 kemarin.(mag-13/han)