TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Mengikuti diskusi Sustainable Development Goals (SDGs) secara daring dengan tema Aksi Nyata Pemenang SDGs Action Awards 2022 dalam pencapaian SDGs, Pj Wali Kota Tebingtinggi Muhammad Dimiyathi menyampaikan bahwa program utama Pemko Tebingtinggi dalam SDGs adalah UMKM Ramah Lingkungan.
Hal ini disampaikan oleh Muhammad Dimiyathi didampingi Kepala Bappeda Erwin Suheri Damanik dan Kabidkom Diskominfo Iswan Suhendi mewakili Kadis Kominfo saat mengikuti diskusi dari SDGs secar daring dari Rumah Dinas Wali Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Senin(12/12) sore.
Hadir secara daring sebagai Narasumber Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Bappenas Yanuar Nugroho, Asisten Ekonomi Pembangunan Sekda Provinsi Jateng Sujarwanto Dwiatmoko, Rektor IPB University Prof Arif Satria, Corporate Secretary PT Sido Muncul, Tbk Tiur Simamora dan Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT) Faiz Ghoffar Ardani.
Sebagaimana diketahui, pada SDGs Action Awards, Pemerintah Kota Tebingtinggi meraih peringkat terbaik kedua pada kategori pemerintah kota dengan penghargaan Integrated-Sustainability Indonesia Movement (I-Sim) for Cities.
Dalam kesempatan tersebut, Pj Wali Kota Muhammad Dimiyathi menyampaikan bahwa SDGs sesuatu yang harus dilakukan, sebab menurutnya hal SDGs bukan saja program nasional namun sudah merupakan program internasional.
“Mau tidak mau suka tidak suka, kita harus berbuat, yang mana hal SDGs bukan saja program nasional namun sudah merupakan program internasional,” paparnya.
Muhammad Dimiyathi juga menjelaskan salah satu bentuk rencana aksi SDGs yang dilakukan Pemko Tebingtinggi adalah Eco UMKM. “Eco UMKM telah kita integrasikan kegiatan dengan 17 area pembangunan SDGs ternyata 11 area tercapai,” bilang Dimiyathi.
Dengan Eco UMKM, Dimiyathi berharap kemiskinan akan menurun, kehidupan akan lebih sejahtera. Dimana Pemko Tebingtinggi telah melakukan pelatihan pendampingan, meningkatkan pendidikan informal untuk meningkatkan kualitas bagi masyarakat, ada inovasi dan ingin mencapai kemitraan. Eco UMKM dilaksanakan oleh perempuan, maka kesetaraan gender di dapat di 17 area.
Terkait pengolahan limbah ramah lingkungan, Dimiyathi kembali mengungkapkan adanya sebuah pabrik batik rumahan yang mendaur ulang sampah untuk kemasannya, lalu bioflok peternakan ikan air tawar yang bisa menjadi pupuk untuk budidaya pisang kepok. (ian/han)