26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

PRSU Dibuka denganUpacara Adat Madina-Natal

RASYID- Gubenur Sumatera Utara Hadiri pembukaan PRSU
RASYID- Gubenur Sumatera Utara Hadiri pembukaan PRSU

SUMUTPOS.CO- Cahaya lampu berkilatan dari paviliun-paviliun, panggung utama dan sepanjang jalan di areal Tapiandaya di Jalan Gatot SUbroto Medan. Cahayanya melesat, membias di jalanan dan dinding bagunan yang mendadak berubah bagai tarian. Puluhan warga Mandailing Natal (Madina) dengan batik khas bangsa Mandailing tampak berbaris menanti kedatangan tamu istimewa Gubernur Gatot Pujo Nugroho.

Lima dayang dari Pantai Barat Natal dengan pakaian khas Pasumandan Natal juga turut dalam barisan. Diiringi musik gordang 2, Mangaraja Gomgom Nauli Lubis (gelar Gatot di Madina) yang datang dengan payung khas raja, namora natoras disambut hangat oleh petua adat. Dengan pakaian khas pengantin pria Natal, Gatot bersama mantan Sekjen Depkeu, Mulia P Nasution menaiki pelaminan Mandailing kemudian pelaminan Natal. Kedua adat Mandailing dan Natal berbeda tapi menjadi satu. Lagu Onang-onang dan lagu selamat datang ikut meramaikan suasana.

Sebelum PRSU dibuka dan setelah upacara adat dilaksanakan, ketua panitia Drs Taufik M Lubis menyampaikan apresiasinya terhadap Madina yang menjadi tuan rumah PRSU ke 43. “Saya sanngat berterimakasih dengan Masyarakat Madina dengan kebudayaan pantai barat natal yang mempesona dan budaya khas lainnya, PRSU kembali remaja dan semarak dan ini didukung oleh motivasi yang digerakkan oleh Gubernur,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bila tahun ini, ada empat Kabupaten dan satu kota yang tidak ikut dalam kegiatan. “Diantaranya Kabupaten Karo, Kabupaten Nias Selatan, kabupaten Nias Barat, Kabupaten Pak-Pak dan kota Gunung Sitoli,” ujarnya sembari menjambarkan seluruh rangkaian acara yang akan berlangsung selama 33 hari di PRSU.

Sementara itu, Plt Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan Madina sangat beruntung mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Ia juga menyampaikan meskipun Mandailing dan Natal adalah 2 adat yang berbeda, tetapi tidak menjadikan mereka terpecah belah. Bahkan bila pihaknya mendapatkan satu kesempatan lagi, ia juga akan menampilkan 1 lagi adat atau suku yang ada di Madina, yakni Tanah Kubu, Muara Siponge untuk menampilkan budayanya.

“Ini menandakan bila Madina tidak membeda-bedakan satu sama lain, tahun depan bila ada kesempatan kami akan menampilkan 1 suku yang juga ada di Madina,” katanya.

Pembukaan pun kembali dilanjutkan oleh Gubernur, sebelum membuka PRSU, ia juga mengucapkan ucapan terimakasihnya terhadap partisipasi dan kreasi yang disumbangkan pemerintah daerah dan masyarakt Madina dalam penyelenggaraan PRSU ke 43. “Nuansa baru dan kesemarakan ini memperkuat kayakinan kita untuk menjadikan PRSU ini masa depan Sumut,” ujarnya.

Lanjutnya, PRSU diharapkan dapat memperkuat daya saing dalam upaya meningkatkan produktifitas yang pada gilirannya akan menaikkan standart hidup masyarakat. “Saya tunggu inovasi baru dari ketua yayasan. Jangan hanya momen ini saja, namun ada yang lain. Jember punya carnaval, Solopunya batik carnival, kita juga harus ada karena Sumut tidak kalah keanekaragaman budayanya dengan daerah-daerah tersebut,” katanya.

Gatot juga berharap, sejarah Madina dapat dijadikan sebuah film. “Madina ternyata bila dilihat dari sisi aspek kesejarahan sangat tinggi. Pahlawan Nasional, Multatuli pernah bertugas di Madina untuk memungut pajak atas perintah Belanda dan akhirnya ia mencintai wanita Madina dan cerita ini sangat elok bila dijadikan sebuah film agar mengangkat Madina dalam kanca nasional,” harap Gatot disertai tepuk tangan.

“Semoga PRSU ini menjadi media kaloborasi antar etnis budaya yang ada di sumut,” katanya.

Ia pun langsung membuka PRSU ke 43 didampingi oleh beberapa penjabat Provsu dan jajaran pemerintah Madina.

Kegiatan akhirnya dilanjutkan dengan hiburan atraksi pesta Panen Raya dari putra-putri Madina. Dengan menceritakan seorang anak yang dibuai-buai oleh nasehat orangtua yang kemudian didengarkan dan membawanya menjadi anak yang baik dan dengan buaian atau nasehat tersebut akhirnya ia berhasil mempergunakan tanah kelahirannya dengan sebaik mungkin hingga menghasilkan dan dia mengundang bebagai suku untuk ikut melakukan panen raya.

Plt Gubernur Madina juga memberikan bidu atau cinderamata khas adat Madina kepada jajaran pemerintah provinsi Sumut da seluruh Muspida juga seluruh Walikota yang hadir. (put)

RASYID- Gubenur Sumatera Utara Hadiri pembukaan PRSU
RASYID- Gubenur Sumatera Utara Hadiri pembukaan PRSU

SUMUTPOS.CO- Cahaya lampu berkilatan dari paviliun-paviliun, panggung utama dan sepanjang jalan di areal Tapiandaya di Jalan Gatot SUbroto Medan. Cahayanya melesat, membias di jalanan dan dinding bagunan yang mendadak berubah bagai tarian. Puluhan warga Mandailing Natal (Madina) dengan batik khas bangsa Mandailing tampak berbaris menanti kedatangan tamu istimewa Gubernur Gatot Pujo Nugroho.

Lima dayang dari Pantai Barat Natal dengan pakaian khas Pasumandan Natal juga turut dalam barisan. Diiringi musik gordang 2, Mangaraja Gomgom Nauli Lubis (gelar Gatot di Madina) yang datang dengan payung khas raja, namora natoras disambut hangat oleh petua adat. Dengan pakaian khas pengantin pria Natal, Gatot bersama mantan Sekjen Depkeu, Mulia P Nasution menaiki pelaminan Mandailing kemudian pelaminan Natal. Kedua adat Mandailing dan Natal berbeda tapi menjadi satu. Lagu Onang-onang dan lagu selamat datang ikut meramaikan suasana.

Sebelum PRSU dibuka dan setelah upacara adat dilaksanakan, ketua panitia Drs Taufik M Lubis menyampaikan apresiasinya terhadap Madina yang menjadi tuan rumah PRSU ke 43. “Saya sanngat berterimakasih dengan Masyarakat Madina dengan kebudayaan pantai barat natal yang mempesona dan budaya khas lainnya, PRSU kembali remaja dan semarak dan ini didukung oleh motivasi yang digerakkan oleh Gubernur,” ujarnya.

Ia juga menyampaikan bila tahun ini, ada empat Kabupaten dan satu kota yang tidak ikut dalam kegiatan. “Diantaranya Kabupaten Karo, Kabupaten Nias Selatan, kabupaten Nias Barat, Kabupaten Pak-Pak dan kota Gunung Sitoli,” ujarnya sembari menjambarkan seluruh rangkaian acara yang akan berlangsung selama 33 hari di PRSU.

Sementara itu, Plt Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution menyampaikan Madina sangat beruntung mendapat kesempatan menjadi tuan rumah. Ia juga menyampaikan meskipun Mandailing dan Natal adalah 2 adat yang berbeda, tetapi tidak menjadikan mereka terpecah belah. Bahkan bila pihaknya mendapatkan satu kesempatan lagi, ia juga akan menampilkan 1 lagi adat atau suku yang ada di Madina, yakni Tanah Kubu, Muara Siponge untuk menampilkan budayanya.

“Ini menandakan bila Madina tidak membeda-bedakan satu sama lain, tahun depan bila ada kesempatan kami akan menampilkan 1 suku yang juga ada di Madina,” katanya.

Pembukaan pun kembali dilanjutkan oleh Gubernur, sebelum membuka PRSU, ia juga mengucapkan ucapan terimakasihnya terhadap partisipasi dan kreasi yang disumbangkan pemerintah daerah dan masyarakt Madina dalam penyelenggaraan PRSU ke 43. “Nuansa baru dan kesemarakan ini memperkuat kayakinan kita untuk menjadikan PRSU ini masa depan Sumut,” ujarnya.

Lanjutnya, PRSU diharapkan dapat memperkuat daya saing dalam upaya meningkatkan produktifitas yang pada gilirannya akan menaikkan standart hidup masyarakat. “Saya tunggu inovasi baru dari ketua yayasan. Jangan hanya momen ini saja, namun ada yang lain. Jember punya carnaval, Solopunya batik carnival, kita juga harus ada karena Sumut tidak kalah keanekaragaman budayanya dengan daerah-daerah tersebut,” katanya.

Gatot juga berharap, sejarah Madina dapat dijadikan sebuah film. “Madina ternyata bila dilihat dari sisi aspek kesejarahan sangat tinggi. Pahlawan Nasional, Multatuli pernah bertugas di Madina untuk memungut pajak atas perintah Belanda dan akhirnya ia mencintai wanita Madina dan cerita ini sangat elok bila dijadikan sebuah film agar mengangkat Madina dalam kanca nasional,” harap Gatot disertai tepuk tangan.

“Semoga PRSU ini menjadi media kaloborasi antar etnis budaya yang ada di sumut,” katanya.

Ia pun langsung membuka PRSU ke 43 didampingi oleh beberapa penjabat Provsu dan jajaran pemerintah Madina.

Kegiatan akhirnya dilanjutkan dengan hiburan atraksi pesta Panen Raya dari putra-putri Madina. Dengan menceritakan seorang anak yang dibuai-buai oleh nasehat orangtua yang kemudian didengarkan dan membawanya menjadi anak yang baik dan dengan buaian atau nasehat tersebut akhirnya ia berhasil mempergunakan tanah kelahirannya dengan sebaik mungkin hingga menghasilkan dan dia mengundang bebagai suku untuk ikut melakukan panen raya.

Plt Gubernur Madina juga memberikan bidu atau cinderamata khas adat Madina kepada jajaran pemerintah provinsi Sumut da seluruh Muspida juga seluruh Walikota yang hadir. (put)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/