30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Perhatian Pemerintah terhadap Peternak Masih Minim

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perhatian pemerintah terhadap peternak dinilai masih minim. Padahal, banyak peternak andal di Sumatera Utara (Sumut) yang membutuhkan modal dan bimbingan manajerial, agar dapat lebih baik lagi.

PEMBICARA: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayatullah, saat menjadi pembicara dalam sarasehan yang digelar HPDKI Sumut di Sholeh Farm/Pesantren Darul Ulum, Rabu (13/10).

Hal ini disampaikan Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Sumut, Epo Bayu, dalam sarasehan yang digelar di Sholeh Farm/Pesantren Darul Ulum, Jalan Medan Binjai KM 15,5, Desa Payabakung, Dusun 2, Deliserdang, Rabu (13/10) lalu.

“Yang kami rasakan, perhatian kepada UMKM masih lebih banyak ke sektor home industry, belum menyentuh peternak,” ungkap Epo.

Menyikapi hal ini, anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayatullah, yang hadir sebagai pembicara dalam sarasehan itu, mengatakan, peternak bisa memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah yang tanpa agunan, sebagai penambah modal.

“Meskipun saya masih mendengar program KUR ini tanpa agunan, namun dalam pelaksanaannya tetap saja ada jaminan atau agunan, ketika kita meminjam. Ini akan saya perjuangkan ke pusat, agar para peternak tidak terombang-ambing,” tuturnya.

Pembicara lainnya, Ahmad Hadian, yang merupakan Anggota DPRD Sumut, mengatakan, selain bantuan modal, peternak juga harus memiliki mentalitas yang kuat dan juga harus memiliki jaringan luas.

“Memang saya akui, pemerintah provinsi masih minim perhatian terhadap peternak. Maka dari itu, kami akan mendorong pemerintah untuk lebih perhatian terhadap peternak ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu, Nurmariono, selaku Kepala Dusun 20, Desa Payabakung, berharap kepada anggota dewan yang hadir, agar dapat meninjau dusun mereka, karena banyak sekali kotoran sapi di sana. Dia berharap, dilakukan pelatihan terhadap masyarakat, khususnya para peternak sapi, untuk mengelola kotoran sapi tersebut supaya dapat bermanfaat.

“Kami berharap ada pelatihan mengelola kotoran sapi ini, agar bisa dijadikan pupuk, sehingga bernilai ekonomis,” harapnya.

Acara sarasehan ini, juga dihadiri Pariono, Kepala Desa Payabakung, Prof Hasnudi dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), perwakilan dari Dinas Veteriner Sumut, dan para peternak kambing serta domba. Acara sarasehan ini digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), seperti mencuci tangan memakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. (adz/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Perhatian pemerintah terhadap peternak dinilai masih minim. Padahal, banyak peternak andal di Sumatera Utara (Sumut) yang membutuhkan modal dan bimbingan manajerial, agar dapat lebih baik lagi.

PEMBICARA: Anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayatullah, saat menjadi pembicara dalam sarasehan yang digelar HPDKI Sumut di Sholeh Farm/Pesantren Darul Ulum, Rabu (13/10).

Hal ini disampaikan Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Sumut, Epo Bayu, dalam sarasehan yang digelar di Sholeh Farm/Pesantren Darul Ulum, Jalan Medan Binjai KM 15,5, Desa Payabakung, Dusun 2, Deliserdang, Rabu (13/10) lalu.

“Yang kami rasakan, perhatian kepada UMKM masih lebih banyak ke sektor home industry, belum menyentuh peternak,” ungkap Epo.

Menyikapi hal ini, anggota DPR RI dari Fraksi PKS, Hidayatullah, yang hadir sebagai pembicara dalam sarasehan itu, mengatakan, peternak bisa memanfaatkan program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari pemerintah yang tanpa agunan, sebagai penambah modal.

“Meskipun saya masih mendengar program KUR ini tanpa agunan, namun dalam pelaksanaannya tetap saja ada jaminan atau agunan, ketika kita meminjam. Ini akan saya perjuangkan ke pusat, agar para peternak tidak terombang-ambing,” tuturnya.

Pembicara lainnya, Ahmad Hadian, yang merupakan Anggota DPRD Sumut, mengatakan, selain bantuan modal, peternak juga harus memiliki mentalitas yang kuat dan juga harus memiliki jaringan luas.

“Memang saya akui, pemerintah provinsi masih minim perhatian terhadap peternak. Maka dari itu, kami akan mendorong pemerintah untuk lebih perhatian terhadap peternak ke depannya,” ujarnya.

Sementara itu, Nurmariono, selaku Kepala Dusun 20, Desa Payabakung, berharap kepada anggota dewan yang hadir, agar dapat meninjau dusun mereka, karena banyak sekali kotoran sapi di sana. Dia berharap, dilakukan pelatihan terhadap masyarakat, khususnya para peternak sapi, untuk mengelola kotoran sapi tersebut supaya dapat bermanfaat.

“Kami berharap ada pelatihan mengelola kotoran sapi ini, agar bisa dijadikan pupuk, sehingga bernilai ekonomis,” harapnya.

Acara sarasehan ini, juga dihadiri Pariono, Kepala Desa Payabakung, Prof Hasnudi dari Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (USU), perwakilan dari Dinas Veteriner Sumut, dan para peternak kambing serta domba. Acara sarasehan ini digelar dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes), seperti mencuci tangan memakai sabun, memakai masker, dan menjaga jarak. (adz/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/