29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Tugas Otorita Asahan Selesai

MEDAN- Pemprovsu dan Pemkab yang berada di sekeliling Danau Toba didorong membentuk perusahaan bersama dalam kaitan pengelolan dan pengaturan debit air Danau Toba.

Pasalnya sejak PT Indonesia Aluminium Asahan (Inalum) kembali ke pangkuan ibu pertiwi, Otorita Asahan yang melakukan peran tersebut akan ditutup.

Sebagai pengganti Otorita Asahan, perusahaan bersama yang diisi oleh Pemprovsu dan  10 Pemkab di sekeliling Danau Toba, kelak diperlukan sebagai pengelola dan pengawas ekosistem kawasan mengingat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-gura dan PLTA Tangga beroperasi dengan memanfaatkan air Danau Toban.

edua pembangkit yang dikenal sebagai PLTA Asahan 2 itu tercatat menghasilkan listrik sebesar 604 Mega Watt (MW) yang dipakai untuk Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) dengan kapasitas 225.000 ton aluminium ingot per tahun di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.

“Kalau misalnya dibentuk perusahaan berbentuk PT, saya juga setuju. Bisa saja saham BUMN 60 persen dan 40 persen punya daerah.  Tak perlu investasi banyak, yang penting bagaimana bisa menjaga lingkungan atau debit air  dan memanfaatkan air Danau Toba,” ujar Dahlan Iskan dalam orasi ilmiah berjudul ‘Posisi Strategis Sumut dalam Konstelasi Nasional’ menyambut perayaan Reuni Akbar Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (14/12).

Dipaparkan, dalam sejarahnya, Otorita Asahan dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 5 Tahun 1976 pada 22 Januari 1976 sebagai pengejawantahan Perjanjian Induk Proyek Asahan antara Pemerintah Indonesia dengan 12 perusahaan Jepang pada 7 Juli 1975 di Tokyo. Badan ini mewakili pemerintah dan bertanggung jawab atas kelancaran pembangunan dan pengembangan proyek Asahan.

Dalam kesempatan itu, Dahlan meminta USU untuk melakukan kajian lingkungan air Danau Toba dengan menggandeng perguruan tinggi (PT) lainnya. “Saya tak akan minta (PT) yang lain. Saya hanya minta USU sebagai pilot project dengan menggandeng PT swasta lainnya. Kalau dana sudah ada di Kementerian Keuangan, dan tinggal dimanfaatkan sesuai aturan,” tambah Dahlan.

Selepas sepenuhnya dikuasai RI, Dahlan menargetkan, PT Inalum membangun listrik tenaga uap (PLTU) untuk bisa memproduksi daya 3×200 MW.

“Saya memang mengincar listrik Inalum agar bisa dialirkan ke Sumut. Alhamdulillah tercapai,” tukasnya. Tak lupa, mantan dirut PLN ini memuji Japan Nippon Asahan Aluminium (NAA) yang mengoperasikan Inalum selama 30 tahun. Sebab sepeninggal NAA, aset Inalum masih terawat dengan baik.

Dengan pasokan listrik dari Inalum sebesar 100 MW-105 MW, Dahlan memastikan, Sumut akan aman dari defisit atau krisis listrik.

“Saya sedih dengan kondisi listrik di Sumut sepert ini. Untungnya ada Inalum yang sudah memasok hingga 105 MW. Jadi kalau pun masih terjadi pemadaman listrik, itu bukan krisis listrik, tapi karena gangguan. Saya juga berharap PLTA Asahan 3 harus cepat selesai,” harap Dahlan.

Di sisi lain, Direktur Konstruksi PLN se-Indonesia Nasri Sembayang mengungkapkan, Inalum selama ini mensuplai listrik kepada PT PLN sebesar 100-120 MW. Kendati begitu, lanjut Nasri, PLN tetap melakukan investasi listrik dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang agar Sumut tetap dalam posisi surplus listrik.

“Kalau investasi listrik  banyak dari minihydro, ada 60 investasi, tapi memang yang masuk konstruksi lebih kurang 10 konstruksi. Yang sudah beroperasi baru 2, dan akan masuk 2 lagi seperti Parlilitan, Simalungun, Toba. Ini nvestasi untuk 20 tahun mendatang,” papar Nasri saat berbicara di acara talk show bertema ‘Mencari Punca Benang Kusut Kelistrikan di PLN Sumut’ di kampus USU, Sabtu (14/12).

Untuk jangka pendek, lanjutnya, PLN segera mendatangkan mesin genset berkapasitas 150 MW untuk menyelesaikan PLTU Pangkalansusu sebesar 2×220 MW. Hanya saja, PLN masih terkendala transmisi dan diperkirakan tuntas pada akhir Januari 2014. Saat ini pengujian PLTU Naganraya unit 2 dengan kapasitas 110 MW tengah dilakukan dengan target selesai pada Maret 2014.

Sejumlah proyek jangka menengah PLN meliputi PLTG Arun berdaya 180 MW yang ditargetkan tuntas pada 2015, PLTG Pangkalan Brandan 200 MW selesai pada 2016, serta PLTU Panas Bumi Sarulla yang terpasang pada 2016.

‘’Terkait proyek jangka panjang, PLN akan melanjutkan pembangunan PLTU Pangkalansusu dan sejumlah pembangkit lainnya, Total investasi listrik PLN sampai tahun 2022 mencapai 4.800 MW,” ujarnya. (ila/val)

MEDAN- Pemprovsu dan Pemkab yang berada di sekeliling Danau Toba didorong membentuk perusahaan bersama dalam kaitan pengelolan dan pengaturan debit air Danau Toba.

Pasalnya sejak PT Indonesia Aluminium Asahan (Inalum) kembali ke pangkuan ibu pertiwi, Otorita Asahan yang melakukan peran tersebut akan ditutup.

Sebagai pengganti Otorita Asahan, perusahaan bersama yang diisi oleh Pemprovsu dan  10 Pemkab di sekeliling Danau Toba, kelak diperlukan sebagai pengelola dan pengawas ekosistem kawasan mengingat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sigura-gura dan PLTA Tangga beroperasi dengan memanfaatkan air Danau Toban.

edua pembangkit yang dikenal sebagai PLTA Asahan 2 itu tercatat menghasilkan listrik sebesar 604 Mega Watt (MW) yang dipakai untuk Pabrik Peleburan Aluminium (PPA) dengan kapasitas 225.000 ton aluminium ingot per tahun di Kuala Tanjung, Kabupaten Batubara.

“Kalau misalnya dibentuk perusahaan berbentuk PT, saya juga setuju. Bisa saja saham BUMN 60 persen dan 40 persen punya daerah.  Tak perlu investasi banyak, yang penting bagaimana bisa menjaga lingkungan atau debit air  dan memanfaatkan air Danau Toba,” ujar Dahlan Iskan dalam orasi ilmiah berjudul ‘Posisi Strategis Sumut dalam Konstelasi Nasional’ menyambut perayaan Reuni Akbar Universitas Sumatera Utara (USU), Sabtu (14/12).

Dipaparkan, dalam sejarahnya, Otorita Asahan dibentuk berdasarkan Keppres Nomor 5 Tahun 1976 pada 22 Januari 1976 sebagai pengejawantahan Perjanjian Induk Proyek Asahan antara Pemerintah Indonesia dengan 12 perusahaan Jepang pada 7 Juli 1975 di Tokyo. Badan ini mewakili pemerintah dan bertanggung jawab atas kelancaran pembangunan dan pengembangan proyek Asahan.

Dalam kesempatan itu, Dahlan meminta USU untuk melakukan kajian lingkungan air Danau Toba dengan menggandeng perguruan tinggi (PT) lainnya. “Saya tak akan minta (PT) yang lain. Saya hanya minta USU sebagai pilot project dengan menggandeng PT swasta lainnya. Kalau dana sudah ada di Kementerian Keuangan, dan tinggal dimanfaatkan sesuai aturan,” tambah Dahlan.

Selepas sepenuhnya dikuasai RI, Dahlan menargetkan, PT Inalum membangun listrik tenaga uap (PLTU) untuk bisa memproduksi daya 3×200 MW.

“Saya memang mengincar listrik Inalum agar bisa dialirkan ke Sumut. Alhamdulillah tercapai,” tukasnya. Tak lupa, mantan dirut PLN ini memuji Japan Nippon Asahan Aluminium (NAA) yang mengoperasikan Inalum selama 30 tahun. Sebab sepeninggal NAA, aset Inalum masih terawat dengan baik.

Dengan pasokan listrik dari Inalum sebesar 100 MW-105 MW, Dahlan memastikan, Sumut akan aman dari defisit atau krisis listrik.

“Saya sedih dengan kondisi listrik di Sumut sepert ini. Untungnya ada Inalum yang sudah memasok hingga 105 MW. Jadi kalau pun masih terjadi pemadaman listrik, itu bukan krisis listrik, tapi karena gangguan. Saya juga berharap PLTA Asahan 3 harus cepat selesai,” harap Dahlan.

Di sisi lain, Direktur Konstruksi PLN se-Indonesia Nasri Sembayang mengungkapkan, Inalum selama ini mensuplai listrik kepada PT PLN sebesar 100-120 MW. Kendati begitu, lanjut Nasri, PLN tetap melakukan investasi listrik dari jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang agar Sumut tetap dalam posisi surplus listrik.

“Kalau investasi listrik  banyak dari minihydro, ada 60 investasi, tapi memang yang masuk konstruksi lebih kurang 10 konstruksi. Yang sudah beroperasi baru 2, dan akan masuk 2 lagi seperti Parlilitan, Simalungun, Toba. Ini nvestasi untuk 20 tahun mendatang,” papar Nasri saat berbicara di acara talk show bertema ‘Mencari Punca Benang Kusut Kelistrikan di PLN Sumut’ di kampus USU, Sabtu (14/12).

Untuk jangka pendek, lanjutnya, PLN segera mendatangkan mesin genset berkapasitas 150 MW untuk menyelesaikan PLTU Pangkalansusu sebesar 2×220 MW. Hanya saja, PLN masih terkendala transmisi dan diperkirakan tuntas pada akhir Januari 2014. Saat ini pengujian PLTU Naganraya unit 2 dengan kapasitas 110 MW tengah dilakukan dengan target selesai pada Maret 2014.

Sejumlah proyek jangka menengah PLN meliputi PLTG Arun berdaya 180 MW yang ditargetkan tuntas pada 2015, PLTG Pangkalan Brandan 200 MW selesai pada 2016, serta PLTU Panas Bumi Sarulla yang terpasang pada 2016.

‘’Terkait proyek jangka panjang, PLN akan melanjutkan pembangunan PLTU Pangkalansusu dan sejumlah pembangkit lainnya, Total investasi listrik PLN sampai tahun 2022 mencapai 4.800 MW,” ujarnya. (ila/val)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/