26 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Ikuti Tabliqh Akbar di Malaysia, Sebagian dari 350 Peserta Teridentifikasi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 350 warga Sumatera Utara yang ikut acara tabligh akbar di Masjid Petaling Kualalumpur, Malaysia selama tiga hari, mulai 28 Februari hingga 1 Maret 2020, sebagian sudah teridentifikasi. Saat ini, warga yang teridentifikasi dalam pemantauan Dinas Kesehatan Sumut, setelah belasan peserta tabligh akbar dikonfirmasi positif terjangkit virus corona.

“Dinkes Sumut telah menelusuri dan mencari keberadaan warga Sumut yang ikut tabligh akbar itu. Hasilnya, ditemukan tiga titik lokasi orang-orang dimaksud. Tapi ini masih dalam proses. Mana-mana (titiknya), nanti saja disampaikan. Harus agak dingin menanganinya ini,” ujar Kepala Dinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Minggu (15/3).

Kata Alwi, beberapa orang yang telah teridentifikasi sedang dalam pemantauan. Sebab ada kemungkinan kontak dengan orang positif COVID-19 dari 10 ribu peserta tabligh akbar dari berbagai negara itu. “Kalau dia sakit, kita jadikan dia sebagai pasien dalam pengawasan atau kita isolasi,” ungkapnya.

Namun sejauh ini mereka yang terlacak belum ada yang naik statusnya dari pemantauan ke pengawasan. “Proses pengidentifikasian orang-orang ini dilakukan secara hati-hati, dengan melibatkan jaringan Dinas Kesehatan. Pengidentifikasian ini agak mudah dilakukan karena yang hadir di acara itu berasal dari komunitas-komunitas,” ucapnya.

Ia mengimbau peserta tabligh akbar segera menghubungi posko Dinkes dan rumah sakit rujukan serta menghubungi call center 082164902482.

Alwi menekankan, penyebaran virus corona tidak seseram yang dibayangkan. Virus itu tidak menyebar lewat udara. “Orang bisa tertular, misalnya dengan terkena percikan ludah dari batuk orang positif corona. Atau memegang sesuatu yang terkena ludah tadi. Jadi, kemungkinan lain orang bisa terpapar karena melakukan kontak erat dengan orang positif corona,” terangnya.

Cara pencegahan yang bisa dilakukan yaitu sesering mungkin cuci tangan menggunakan sabun atau cairan anti septic. Di samping itu, dalam menerima informasi terutama dari media sosial jangan muda percaya dan juga jangan pula disebarkan.

“Dengan cuci tangan yang benar, sebetulnya sudah cukup. Selain itu, dalam menerima informasi harus betul-betul kita pahami dengan begitu pasti lebih tenang dan tidak panik,” tandasnya.

Diketahui, Malaysia kembali mengumumkan tambahan kasus positif virus corona. Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 12 kasus baru, yang terkait dengan sebuah tabligh akbar di sebuah masjid Kuala Lumpur. Acara tersebut berlangsung di Masjid Petaling, selama tiga hari dari 28 Februari hingga 1 Maret. Dalam acara itu, melibatkan 10 ribu orang dari sejumlah negara.

Malaysia tengah mencari 5 ribu warganya yang hadir dalam acara tersebut. Sejumlah negara bagian pun meminta warga yang datang ke acara tersebut memeriksakan diri dengan sukarela. Kasus ini merupakan pengembangan dari pasien corona di Brunei. Seorang pria berusia 53 tahun menderita gejala Cocid-19, setelah 4 hari pulang dari tabligh akbar di Malaysia.

Informasi beredar yang ditulis media lokal negara setempat, ada 27 warga negara lain yang ikut dalam acara itu. Selain Malaysia, ada juga peserta dari Indonesia (696), Filipina (215), Thailand (132), Vietnam (130), Singapura (95).

Lalu, Kamboja (79), Brunei Darusalam (74), China (35), India (18), Bangladesh (9), Myanmar (6), Aljazira (6), Tunisia (5), Jordan (5), Afrika Selatan (4), Australia (4), Arab Saudi (3). Dan juga Korea Selatan (2), Gambia (2), Kanada (1), Selandia Baru (1), Jerman (1), Mesir (1), Tanzania (1) dan Jepang (1).

Dua Orang Diisolasi di RSUP HAM

Sementara itu, dua pasien dirujuk dan diisolasi ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan, karena diduga terpapar virus corona atau suspect COVID-19. Kedua pasien tersebut datang ke RSUP HAM –yang menjadi RS rujukan utama di Sumut— secara terpisah.

Kassubag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak alias Rosa, mengatakan kedua orang itu berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sehingga harus menjalani isolasi selama pemeriksaan.

“Pasien pertama datang sendiri pada Sabtu (14/3). Sedangkan pasien kedua pada Minggu (15/3),” katanya, Minggu sore.

Rosa belum bisa menyampaikan asal kedua pasien ini dari daerah mana. Karena hasil pemeriksaan belum keluar, apakah keduanya positif atau negatif suspcet virus corona. “Nanti jika sudah selesai, tentu akan disampaikan,” katanya.

Lebih lanjut Rosa mengatakan, pada Jumat (13/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB, pihak rumah sakit menerima satu pasien rujukan yang berasal dari Binjai. Namun setelah diperiksa, ternyata kondisi kesehatannya normal. “Sudah PBJ, negatif suspect,” imbuhnya.

Koordinator Tim PINERE (Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging) RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP, juga mengakui hal senada. “Benar (dua pasien dirawat), Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” ujarnya kepada wartawan.

Kata dr Ade, kedua pasien yang dirawat ada riwayat pernah ke luar negeri. Pun begitu, tidak dijelaskan kapan kedua pasien ke luar negeri dan tiba di Indonesia. “(Kedua pasien) dari luar negeri, yang pertama dari Israel dan satu lagi dari Vietnam,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, hingga Sabtu (14/3) terdapat tiga orang PDP di Sumut. Namun dari jumlah tersebut, hanya satu yang diisolasi di RSUP HAM. Sedangkan dua lainnya Pulang Berobat Jalan (PBJ).

Selain itu, kata Aris, terdapat juga Orang Dalam Pemantauan (ODP). Saat ini, ada sebanyak 18 orang di Sumut. Akan tetapi, tidak dijelaskan lebih lanjut terkait hal ini dan dari kabupaten/kota mana ODP tersebut berasal. “Untuk ODP, saat ini ada 18 orang,” tukasnya. (ris)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Dari 350 warga Sumatera Utara yang ikut acara tabligh akbar di Masjid Petaling Kualalumpur, Malaysia selama tiga hari, mulai 28 Februari hingga 1 Maret 2020, sebagian sudah teridentifikasi. Saat ini, warga yang teridentifikasi dalam pemantauan Dinas Kesehatan Sumut, setelah belasan peserta tabligh akbar dikonfirmasi positif terjangkit virus corona.

“Dinkes Sumut telah menelusuri dan mencari keberadaan warga Sumut yang ikut tabligh akbar itu. Hasilnya, ditemukan tiga titik lokasi orang-orang dimaksud. Tapi ini masih dalam proses. Mana-mana (titiknya), nanti saja disampaikan. Harus agak dingin menanganinya ini,” ujar Kepala Dinkes Sumut, Alwi Mujahit Hasibuan, Minggu (15/3).

Kata Alwi, beberapa orang yang telah teridentifikasi sedang dalam pemantauan. Sebab ada kemungkinan kontak dengan orang positif COVID-19 dari 10 ribu peserta tabligh akbar dari berbagai negara itu. “Kalau dia sakit, kita jadikan dia sebagai pasien dalam pengawasan atau kita isolasi,” ungkapnya.

Namun sejauh ini mereka yang terlacak belum ada yang naik statusnya dari pemantauan ke pengawasan. “Proses pengidentifikasian orang-orang ini dilakukan secara hati-hati, dengan melibatkan jaringan Dinas Kesehatan. Pengidentifikasian ini agak mudah dilakukan karena yang hadir di acara itu berasal dari komunitas-komunitas,” ucapnya.

Ia mengimbau peserta tabligh akbar segera menghubungi posko Dinkes dan rumah sakit rujukan serta menghubungi call center 082164902482.

Alwi menekankan, penyebaran virus corona tidak seseram yang dibayangkan. Virus itu tidak menyebar lewat udara. “Orang bisa tertular, misalnya dengan terkena percikan ludah dari batuk orang positif corona. Atau memegang sesuatu yang terkena ludah tadi. Jadi, kemungkinan lain orang bisa terpapar karena melakukan kontak erat dengan orang positif corona,” terangnya.

Cara pencegahan yang bisa dilakukan yaitu sesering mungkin cuci tangan menggunakan sabun atau cairan anti septic. Di samping itu, dalam menerima informasi terutama dari media sosial jangan muda percaya dan juga jangan pula disebarkan.

“Dengan cuci tangan yang benar, sebetulnya sudah cukup. Selain itu, dalam menerima informasi harus betul-betul kita pahami dengan begitu pasti lebih tenang dan tidak panik,” tandasnya.

Diketahui, Malaysia kembali mengumumkan tambahan kasus positif virus corona. Kementerian Kesehatan Malaysia melaporkan 12 kasus baru, yang terkait dengan sebuah tabligh akbar di sebuah masjid Kuala Lumpur. Acara tersebut berlangsung di Masjid Petaling, selama tiga hari dari 28 Februari hingga 1 Maret. Dalam acara itu, melibatkan 10 ribu orang dari sejumlah negara.

Malaysia tengah mencari 5 ribu warganya yang hadir dalam acara tersebut. Sejumlah negara bagian pun meminta warga yang datang ke acara tersebut memeriksakan diri dengan sukarela. Kasus ini merupakan pengembangan dari pasien corona di Brunei. Seorang pria berusia 53 tahun menderita gejala Cocid-19, setelah 4 hari pulang dari tabligh akbar di Malaysia.

Informasi beredar yang ditulis media lokal negara setempat, ada 27 warga negara lain yang ikut dalam acara itu. Selain Malaysia, ada juga peserta dari Indonesia (696), Filipina (215), Thailand (132), Vietnam (130), Singapura (95).

Lalu, Kamboja (79), Brunei Darusalam (74), China (35), India (18), Bangladesh (9), Myanmar (6), Aljazira (6), Tunisia (5), Jordan (5), Afrika Selatan (4), Australia (4), Arab Saudi (3). Dan juga Korea Selatan (2), Gambia (2), Kanada (1), Selandia Baru (1), Jerman (1), Mesir (1), Tanzania (1) dan Jepang (1).

Dua Orang Diisolasi di RSUP HAM

Sementara itu, dua pasien dirujuk dan diisolasi ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik (RSUP HAM) Medan, karena diduga terpapar virus corona atau suspect COVID-19. Kedua pasien tersebut datang ke RSUP HAM –yang menjadi RS rujukan utama di Sumut— secara terpisah.

Kassubag Humas RSUP HAM, Rosario Dorothy Simanjuntak alias Rosa, mengatakan kedua orang itu berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP), sehingga harus menjalani isolasi selama pemeriksaan.

“Pasien pertama datang sendiri pada Sabtu (14/3). Sedangkan pasien kedua pada Minggu (15/3),” katanya, Minggu sore.

Rosa belum bisa menyampaikan asal kedua pasien ini dari daerah mana. Karena hasil pemeriksaan belum keluar, apakah keduanya positif atau negatif suspcet virus corona. “Nanti jika sudah selesai, tentu akan disampaikan,” katanya.

Lebih lanjut Rosa mengatakan, pada Jumat (13/3) malam sekitar pukul 21.00 WIB, pihak rumah sakit menerima satu pasien rujukan yang berasal dari Binjai. Namun setelah diperiksa, ternyata kondisi kesehatannya normal. “Sudah PBJ, negatif suspect,” imbuhnya.

Koordinator Tim PINERE (Penyakit Infeksi New-Emerging dan Re-Emerging) RSUP HAM, dr Ade Rahmaini MKed (Paru) SpP, juga mengakui hal senada. “Benar (dua pasien dirawat), Pasien Dalam Pengawasan (PDP),” ujarnya kepada wartawan.

Kata dr Ade, kedua pasien yang dirawat ada riwayat pernah ke luar negeri. Pun begitu, tidak dijelaskan kapan kedua pasien ke luar negeri dan tiba di Indonesia. “(Kedua pasien) dari luar negeri, yang pertama dari Israel dan satu lagi dari Vietnam,” ucapnya.

Kepala Dinas Kesehatan Sumut dr Alwi Mujahit Hasibuan melalui Sekretaris Dinas dr Aris Yudhariansyah menyampaikan, hingga Sabtu (14/3) terdapat tiga orang PDP di Sumut. Namun dari jumlah tersebut, hanya satu yang diisolasi di RSUP HAM. Sedangkan dua lainnya Pulang Berobat Jalan (PBJ).

Selain itu, kata Aris, terdapat juga Orang Dalam Pemantauan (ODP). Saat ini, ada sebanyak 18 orang di Sumut. Akan tetapi, tidak dijelaskan lebih lanjut terkait hal ini dan dari kabupaten/kota mana ODP tersebut berasal. “Untuk ODP, saat ini ada 18 orang,” tukasnya. (ris)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/