27.8 C
Medan
Monday, May 20, 2024

Jualan Kopi Samosir Pakai Becak

JUALAN KOPI: Sariaman Manik dengan Becak Koplingnya di Saturday Culture Pantai Situngkir, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (14/3).
JUALAN KOPI: Sariaman Manik dengan Becak Koplingnya di Saturday Culture Pantai Situngkir, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (14/3).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sariaman Manik, 40 tahun, warga Lumban Manik, Desa Lumbansuhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, punya cara unik untuk menjajakan usahanya.

Menjajal usaha kopi menggunakan becak yang dia bawa keliling ke sejumlah lokasi di Kabupaten Samosir. Becak yang sebelumnya dia pakai untuk usaha angkutan dia rombak menjadi Becak Kopling alias kopi keliling asli Samosir.

Mengubah becak penumpang menjadi Becak Kopling dia lakukan sejak Januari 2020 bermodalkan Rp2,2 juta awalnya.

“Dulu saya pegawai hotel, terus bosan jadi karyawan dan pingin usaha sendiri lalu narik becak tapi risiko tinggi karena selalu di jalan. Akhirnya saya buatlah Becak Kopling ini,” ujar Sariaman, ketika ditemui sedang mangkal di acara Saturday Culture di Pantai Indah Situngkir, Kabupaten Samosir pada Sabtu, 14 Maret 2020.

Di balik niat usaha kopi sebagai jalan hidup dan ekonomi, Sariaman juga punya kerinduan untuk mengenalkan kenikmatan Kopi Samosir kepada masyarakat luas, khususnya para wisatawan yang datang ke Kabupaten Samosir.

“Saya juga punya kerinduan memperkenalkan Kopi Samosir ke seluruh Indonesia, karena selama ini orang hanya kenal Kopi Gayo, Kopi Lintong, dan Kopi Dairi. Jadi saya mau Kopi Samosir harus juga dikenal dengan kenikmatannya yang luar biasa,” ujarnya.

Dalam kesehariannya, Sariaman berkeliling memperkenalkan kenikmatan Kopi Samosir dan sering mangkal di Hotspring, Kampung Ulos, Putri Lopian dan daerah lainnya, khususnya bila ada acara atau even wisata di kabupaten dengan julukan Negeri Indah kepingan Surga itu.

Dalam sehari saya bisa laku sekitar 15 gelas dengan harga termurah kopi tubruk Rp10 ribu. Becak Kopling menyajikan menu kopi seperti kopi tubruk, kopi sanger, dan kopi signature,” ujarnya.

Sariaman mengaku, sebelum menekuni profesi penjual kopi, dia sudah lulus pelatihan baristakompetensi nasional. Maka itu dia paham bagaimana menyajikan kopi agar lebih nikmat.

“Kita menyajikan dengan timbangan yang tepat untuk setiap gelas, guna mendapatkan kopi yang nikmat,” ujarnya.

Bahan baku didapatkannya dari petani kopi dari Limbong Sianjurmula dan Salaon Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir. ”Dengan banyaknya penjual kopi asli Samosir seperti kami, semoga para petani kopi Samosir semakin sejahtera,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Dumosch Pandiangan, memberikan apresiasi untuk kreativitas Becak Kopling Samosir. (bbs/azw)

“Kita turut memfasilitasi para pemuda yang berkreasi khusus untuk komunitas kopi, seperti pelatihan maupun peminjaman alat untuk menyeduh kopi,” jelas Dumosch. (bbs/azw)

JUALAN KOPI: Sariaman Manik dengan Becak Koplingnya di Saturday Culture Pantai Situngkir, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (14/3).
JUALAN KOPI: Sariaman Manik dengan Becak Koplingnya di Saturday Culture Pantai Situngkir, Pangururan, Kabupaten Samosir, Sumatera Utara, Sabtu (14/3).

SAMOSIR, SUMUTPOS.CO – Sariaman Manik, 40 tahun, warga Lumban Manik, Desa Lumbansuhi, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir, punya cara unik untuk menjajakan usahanya.

Menjajal usaha kopi menggunakan becak yang dia bawa keliling ke sejumlah lokasi di Kabupaten Samosir. Becak yang sebelumnya dia pakai untuk usaha angkutan dia rombak menjadi Becak Kopling alias kopi keliling asli Samosir.

Mengubah becak penumpang menjadi Becak Kopling dia lakukan sejak Januari 2020 bermodalkan Rp2,2 juta awalnya.

“Dulu saya pegawai hotel, terus bosan jadi karyawan dan pingin usaha sendiri lalu narik becak tapi risiko tinggi karena selalu di jalan. Akhirnya saya buatlah Becak Kopling ini,” ujar Sariaman, ketika ditemui sedang mangkal di acara Saturday Culture di Pantai Indah Situngkir, Kabupaten Samosir pada Sabtu, 14 Maret 2020.

Di balik niat usaha kopi sebagai jalan hidup dan ekonomi, Sariaman juga punya kerinduan untuk mengenalkan kenikmatan Kopi Samosir kepada masyarakat luas, khususnya para wisatawan yang datang ke Kabupaten Samosir.

“Saya juga punya kerinduan memperkenalkan Kopi Samosir ke seluruh Indonesia, karena selama ini orang hanya kenal Kopi Gayo, Kopi Lintong, dan Kopi Dairi. Jadi saya mau Kopi Samosir harus juga dikenal dengan kenikmatannya yang luar biasa,” ujarnya.

Dalam kesehariannya, Sariaman berkeliling memperkenalkan kenikmatan Kopi Samosir dan sering mangkal di Hotspring, Kampung Ulos, Putri Lopian dan daerah lainnya, khususnya bila ada acara atau even wisata di kabupaten dengan julukan Negeri Indah kepingan Surga itu.

Dalam sehari saya bisa laku sekitar 15 gelas dengan harga termurah kopi tubruk Rp10 ribu. Becak Kopling menyajikan menu kopi seperti kopi tubruk, kopi sanger, dan kopi signature,” ujarnya.

Sariaman mengaku, sebelum menekuni profesi penjual kopi, dia sudah lulus pelatihan baristakompetensi nasional. Maka itu dia paham bagaimana menyajikan kopi agar lebih nikmat.

“Kita menyajikan dengan timbangan yang tepat untuk setiap gelas, guna mendapatkan kopi yang nikmat,” ujarnya.

Bahan baku didapatkannya dari petani kopi dari Limbong Sianjurmula dan Salaon Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir. ”Dengan banyaknya penjual kopi asli Samosir seperti kami, semoga para petani kopi Samosir semakin sejahtera,” ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Samosir Dumosch Pandiangan, memberikan apresiasi untuk kreativitas Becak Kopling Samosir. (bbs/azw)

“Kita turut memfasilitasi para pemuda yang berkreasi khusus untuk komunitas kopi, seperti pelatihan maupun peminjaman alat untuk menyeduh kopi,” jelas Dumosch. (bbs/azw)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/