26 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Sampai Jumpa Tahun Depan …

TRIADI/SUMUTPOS Penari menghibur penonton pada penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Tapian daya Jalan Gatot Subroto Medan
TRIADI/SUMUTPOS
Penari menghibur penonton pada penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Tapian daya Jalan Gatot Subroto Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Malam penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) berlangsung meriah. Wajah-wajah ceria tumpah di Tapian Daya, lokasi PRSU. Keceriaan tanpa henti sekan menyuarakan kalimat, selamat jumpa PRSU tahun depan.

Keceriaan dan kebahagiaan itu bukan sekadar pesta. PRSU merupakan even yang wajib ditunggu setiap tahunnya karena member kenangan indah dan cerita yang beragam. Dan tentu saja memberi peluang transaksi dagang, investasi, serta kesempatan kerja yang lebih besar.

Ungkapan itu disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho yang diwakili oleh Wagubsu, H T Erry Nuradi saat memberikan kata sambutan dalam penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke 43. Kalimat itu juga menjadi harapan agar seluruh komponen masyarakat secara aktif bersama-sama dengan pemerintah untuk menuntaskan berbagai program pembangunan, baik yang belum, sedang maupun yang akan dilaksanakan di usia ke-66 Provinsi Sumut.

Sebelum menyampaikan pidatonya, berbagai pagelaran budaya dari Kabupaten Binjai terlebih dahulu dipertunjukkan. Kedatangan Wakil Gubsu dan jajaran pemerintah Provinsi Sumut disambut dengan tari persembahan dan lagu khas Melayu. Pertunjukan etnis Jawa, Reok, dan tari-tarian beberapa etnis di Binjai yang dibawakan oleh Sanggar Idaman Kota Binjai, Persada.

Wagubsu juga menambahkan, pihaknya menyadari apa yang ditampilkan di PRSU belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Untuk itu, berharap kritik dan saran dari masyarakat harus dijadikan bahan evaluasi provinsi melalui SKPD dan badan pemerintah kabupaten/kota. Serta bagaimana semua peserta PRSU agar tahun depan bisa melaksanakan terobosan-terobosan untuk menyajikan yang lebih baik.

“Kita memang belum puas dengan apa yang kita capai sekarang ini. Sebab, tantangan ke depan akan semakin berat, terurama dalam sektor perdagangan dan investasi yang semakin kompetitif. Salah satu variable yang harus kita dorong adalah gerakan untuk lebih memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk unggulan kita,” katanya.

Lanjutnya, promosi dagang dan investasi Sumut selama ini diakui belum maksimal karena berbagai factor, terutama akibat keterbatasan dukungan pembiayaan. Akibatnya produk unggulan yang dihasilkan serta peluang investasi daerah masih banyak yang kurang dikenal dan kurang dapat bersaing dengan provinsi lain dan negara tetangga. “Potensi Sumut sebenarnya cukup besar, hanya saja untuk memanfaatkan potensi ini masih memerlukan peningkatan berbagai upaya. Idealnya melalui PRSU ini akan memberikan peluang transaksi dagang, investasi dan kesempatan kerja yang lebih besar, yang pada gilirannya akan mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian di daerah ini,” kata Wagubsu.

Sementara Ketua Yayasan PRSU ke-43, H Taufik Margandi Lubis, menyampaikan penyelenggaraan PRSU sejak 14 Maret sampai 15 April 2014 berjalan dengan tertib dan lancar. “Jumlah pengunjung meningkat dibandingkan tahun lalu. Ini didukung kondisi cuaca yang baik dan tampilan PRSU yang lebih semarak serta keindahan paviliun dan stan peserta yang semakin bervariasi. Juga penyajian hiburan oleh pemkab/pemko yang lebih berkualitas, baik pagelaran kesenian daerahnya maupun berbagai macam acara yang disuguhkan,” jelasnya sembari menyebutkan, tahun ini adanya kab/kota yang tidak turut serta, namun disisi lain jumlah peserta usaha dan jasa semakin bertambah utamanya UKM.

Humas PRSU Hanafi Harahap menambahkan, jumlah pengunjung PRSU per harinya sekitar 6.000 orang atau 200 ribu orang sampai dengan penutupan.

Di sela-sela acara penutupan, ketua yayasan bersama salah satu perwakilan juri mengumumkan  paviliun, nonpaviliun dan pagelaran kesenian dan budaya terbaik.

Melalui surat keputusan Ketua Yayasan, nomor 151.03/PRSU/Y-43/2014, dari ke 27 paviliun yang terlibat dalam kegiatan PRSU untuk kategori penataan dan penyampaian materi terbaik diperoleh oleh Pemkab Langkat dengan nilai 91,6. Juara kedua, Pemkab Serdang Bedagai den 88,67 dan juara ketiga Pemkab Mandailing Natal dengan nilai 85,67. Harapan 1 diperoleh oleh Pemko Medan dan harapan 2, Labuhanbatu.

Selanjutnya, katagori dekorasi terbaik diperoleh oleh Deliserdang, juara kedua Pemkab Tobasa dan juara ketiga Pemkab Batubara. Selanjutnya, kategori pemandu terbaik diperoleh oleh Pemko Binjai, juara 2 Kebupaten Asahan dan juara ke 3 Pemko Tanjungbalai.

Sementara itu, untuk nonpaviliun tidak ada pemenangnya, melainkan panitia hanya memberi apresiasi kepada 2 nonpaviliun Kabupaten Humbang Hasudutan dan Nias Utara.

Sementara itu pemenang untuk SKPD yang dinilai dari keindahan, kerapian, keramahtamahan adalah Provsu Biro Pemerdayaan Perempuan dan juara kedua Dinas Kesehatan Sumut. Untuk kesenian daerah yang dinilai dari jadwalnya, daya tarik dan sambutan penonton, durasi dan lainnya, pemenang diraih oleh Pemkab Madina dan juara 2 diraih oleh Pemko Medan dan juara 3 diraih oleh Pemkab Dairi.

Dalam kesempatan tersebut, yayasan PRSU dan pemprovsu yang diwakili oleh Wagubsu memberikan piagam penghargaan kepada tuan rumah pembukaan PRSU, Mandailing Natal (Madina) dan tuan rumah penutupan, Binjai. Sementara itu, paviliun versi terbaik Sumut Pos jatuh pada Pemkab Asahan yang diserahkan langsung oleh Pemimpin Umum Sumut Pos, Marganas Nainggolan.

Paviliun Asahan berada sejajar tepat di depan gerbang pintu masuk PRSU. Lampu yang gemerlapan mengundang perhatian. Dengan berbagai produk kreatif seperti sepatu bunut kulit dan furniture dari bahan kayu kelapa menghiasi sudut paviliun.

Seorang guide paviliun, Weni Indriani menyampaikan, tahun ini mereka memiliki konsep berbeda untuk menghiasi paviliun agar menarik. “Tahun ini sedikit beda, catnya lebih terang dan semakin gemerlapan. Ini semua ide dari berbagai dinas terkait, sama-sama menentukan seperti apa konsepnya,” ujarnya.

Lanjutnya, produk ungulan dari Adahan diantaranya berbagai furniture terbuat dari bahan kayu kelapa dan sepatu bunut terbuat dari kulit hasil tangan dari masyarakat Asahan. “Paling ditonjolkan yah barang-barang ini dan Alhamdulilah banyak yang beli. Harga sepatunya sekitar Rp250 ribu dan sendal mulai Rp120 ribu sampai Rp175 ribu,” katanya. (put/rbb)

TRIADI/SUMUTPOS Penari menghibur penonton pada penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Tapian daya Jalan Gatot Subroto Medan
TRIADI/SUMUTPOS
Penari menghibur penonton pada penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) di Tapian daya Jalan Gatot Subroto Medan

MEDAN, SUMUTPOS.CO-Malam penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) berlangsung meriah. Wajah-wajah ceria tumpah di Tapian Daya, lokasi PRSU. Keceriaan tanpa henti sekan menyuarakan kalimat, selamat jumpa PRSU tahun depan.

Keceriaan dan kebahagiaan itu bukan sekadar pesta. PRSU merupakan even yang wajib ditunggu setiap tahunnya karena member kenangan indah dan cerita yang beragam. Dan tentu saja memberi peluang transaksi dagang, investasi, serta kesempatan kerja yang lebih besar.

Ungkapan itu disampaikan oleh Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) H Gatot Pujo Nugroho yang diwakili oleh Wagubsu, H T Erry Nuradi saat memberikan kata sambutan dalam penutupan Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU) ke 43. Kalimat itu juga menjadi harapan agar seluruh komponen masyarakat secara aktif bersama-sama dengan pemerintah untuk menuntaskan berbagai program pembangunan, baik yang belum, sedang maupun yang akan dilaksanakan di usia ke-66 Provinsi Sumut.

Sebelum menyampaikan pidatonya, berbagai pagelaran budaya dari Kabupaten Binjai terlebih dahulu dipertunjukkan. Kedatangan Wakil Gubsu dan jajaran pemerintah Provinsi Sumut disambut dengan tari persembahan dan lagu khas Melayu. Pertunjukan etnis Jawa, Reok, dan tari-tarian beberapa etnis di Binjai yang dibawakan oleh Sanggar Idaman Kota Binjai, Persada.

Wagubsu juga menambahkan, pihaknya menyadari apa yang ditampilkan di PRSU belum sepenuhnya memenuhi harapan masyarakat. Untuk itu, berharap kritik dan saran dari masyarakat harus dijadikan bahan evaluasi provinsi melalui SKPD dan badan pemerintah kabupaten/kota. Serta bagaimana semua peserta PRSU agar tahun depan bisa melaksanakan terobosan-terobosan untuk menyajikan yang lebih baik.

“Kita memang belum puas dengan apa yang kita capai sekarang ini. Sebab, tantangan ke depan akan semakin berat, terurama dalam sektor perdagangan dan investasi yang semakin kompetitif. Salah satu variable yang harus kita dorong adalah gerakan untuk lebih memperkenalkan dan mempromosikan produk-produk unggulan kita,” katanya.

Lanjutnya, promosi dagang dan investasi Sumut selama ini diakui belum maksimal karena berbagai factor, terutama akibat keterbatasan dukungan pembiayaan. Akibatnya produk unggulan yang dihasilkan serta peluang investasi daerah masih banyak yang kurang dikenal dan kurang dapat bersaing dengan provinsi lain dan negara tetangga. “Potensi Sumut sebenarnya cukup besar, hanya saja untuk memanfaatkan potensi ini masih memerlukan peningkatan berbagai upaya. Idealnya melalui PRSU ini akan memberikan peluang transaksi dagang, investasi dan kesempatan kerja yang lebih besar, yang pada gilirannya akan mendorong percepatan pertumbuhan perekonomian di daerah ini,” kata Wagubsu.

Sementara Ketua Yayasan PRSU ke-43, H Taufik Margandi Lubis, menyampaikan penyelenggaraan PRSU sejak 14 Maret sampai 15 April 2014 berjalan dengan tertib dan lancar. “Jumlah pengunjung meningkat dibandingkan tahun lalu. Ini didukung kondisi cuaca yang baik dan tampilan PRSU yang lebih semarak serta keindahan paviliun dan stan peserta yang semakin bervariasi. Juga penyajian hiburan oleh pemkab/pemko yang lebih berkualitas, baik pagelaran kesenian daerahnya maupun berbagai macam acara yang disuguhkan,” jelasnya sembari menyebutkan, tahun ini adanya kab/kota yang tidak turut serta, namun disisi lain jumlah peserta usaha dan jasa semakin bertambah utamanya UKM.

Humas PRSU Hanafi Harahap menambahkan, jumlah pengunjung PRSU per harinya sekitar 6.000 orang atau 200 ribu orang sampai dengan penutupan.

Di sela-sela acara penutupan, ketua yayasan bersama salah satu perwakilan juri mengumumkan  paviliun, nonpaviliun dan pagelaran kesenian dan budaya terbaik.

Melalui surat keputusan Ketua Yayasan, nomor 151.03/PRSU/Y-43/2014, dari ke 27 paviliun yang terlibat dalam kegiatan PRSU untuk kategori penataan dan penyampaian materi terbaik diperoleh oleh Pemkab Langkat dengan nilai 91,6. Juara kedua, Pemkab Serdang Bedagai den 88,67 dan juara ketiga Pemkab Mandailing Natal dengan nilai 85,67. Harapan 1 diperoleh oleh Pemko Medan dan harapan 2, Labuhanbatu.

Selanjutnya, katagori dekorasi terbaik diperoleh oleh Deliserdang, juara kedua Pemkab Tobasa dan juara ketiga Pemkab Batubara. Selanjutnya, kategori pemandu terbaik diperoleh oleh Pemko Binjai, juara 2 Kebupaten Asahan dan juara ke 3 Pemko Tanjungbalai.

Sementara itu, untuk nonpaviliun tidak ada pemenangnya, melainkan panitia hanya memberi apresiasi kepada 2 nonpaviliun Kabupaten Humbang Hasudutan dan Nias Utara.

Sementara itu pemenang untuk SKPD yang dinilai dari keindahan, kerapian, keramahtamahan adalah Provsu Biro Pemerdayaan Perempuan dan juara kedua Dinas Kesehatan Sumut. Untuk kesenian daerah yang dinilai dari jadwalnya, daya tarik dan sambutan penonton, durasi dan lainnya, pemenang diraih oleh Pemkab Madina dan juara 2 diraih oleh Pemko Medan dan juara 3 diraih oleh Pemkab Dairi.

Dalam kesempatan tersebut, yayasan PRSU dan pemprovsu yang diwakili oleh Wagubsu memberikan piagam penghargaan kepada tuan rumah pembukaan PRSU, Mandailing Natal (Madina) dan tuan rumah penutupan, Binjai. Sementara itu, paviliun versi terbaik Sumut Pos jatuh pada Pemkab Asahan yang diserahkan langsung oleh Pemimpin Umum Sumut Pos, Marganas Nainggolan.

Paviliun Asahan berada sejajar tepat di depan gerbang pintu masuk PRSU. Lampu yang gemerlapan mengundang perhatian. Dengan berbagai produk kreatif seperti sepatu bunut kulit dan furniture dari bahan kayu kelapa menghiasi sudut paviliun.

Seorang guide paviliun, Weni Indriani menyampaikan, tahun ini mereka memiliki konsep berbeda untuk menghiasi paviliun agar menarik. “Tahun ini sedikit beda, catnya lebih terang dan semakin gemerlapan. Ini semua ide dari berbagai dinas terkait, sama-sama menentukan seperti apa konsepnya,” ujarnya.

Lanjutnya, produk ungulan dari Adahan diantaranya berbagai furniture terbuat dari bahan kayu kelapa dan sepatu bunut terbuat dari kulit hasil tangan dari masyarakat Asahan. “Paling ditonjolkan yah barang-barang ini dan Alhamdulilah banyak yang beli. Harga sepatunya sekitar Rp250 ribu dan sendal mulai Rp120 ribu sampai Rp175 ribu,” katanya. (put/rbb)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/