MEDAN, SUMUTPOS.CO – Setelah sempat dua minggu lebih terbebas dari zona merah (risiko tinggi) Covid-19, penyebaran Covid-19 di Kota Medan kembali masuk zona merah. Selain Medan, Kabupaten Deliserdang juga masuk risiko tinggi penyebaran virus corona.
Status zona merah tersebut berdasarkan hasil pembobotan skor dan zonasi risiko seluruh daerah di Indonesia per tanggal 11 April yang disampaikan pada website covid19.go.id. Peta zonasi risiko daerah dihitung berdasarkan indikator-indikator kesehatan masyarakat dengan menggunakan skoring dan pembobotan.
Indikator yang digunakan adalah epidemiologi, yaitu penurunan jumlah kasus positif, suspek dan sebagainya. Kemudian, indikator surveilans kesehatan masyarakat, seperti jumlah pemeriksaan sampel diagnosis n
meningkat selama 2 minggu terakhir. Selanjutnya, indikator pelayanan kesehatan, yakni jumlah tempat tidur di ruang isolasi rumah sakit rujukan mampu menampung sampai dengan lebih dari 20% jumlah pasien positif Covid-19 yang dirawat.
Sementara kabupaten/kota berzona oranye ditetapkan sebanyak 18 daerah. Yaitu, Tanjungbalai, Pakpak Bharat, Samosir, Tebingtinggi, Dairi, Toba, Labuhanbatu Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Serdang Bedagai, Batu Bara, Gunungsitoli, Karo, Binjai, Labuhanbatu Utara, Padangsidimpuan, Langkat, dan Pematangsiantar.
Sedangkan daerah berzona kuning terdapat 10 kabupaten/kota. Dan, zona hijau 3 daerah yakni Nias Barat, Nias Utara dan Nias Selatan.
Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah menyebutkan, di Kota Medan kasus positif Covid-19 telah mencapai 14.952 orang. Jumlah ini setelah bertambah 32 kasus baru. Sedangkan kasus kesembuhan sebanyak 13.521 orang, bertambah 28 kasus baru.
“Sementara Deliserdang 3.970 orang angka positif, bertambah 15 kasus baru dan 3.174 orang angka kesembuhan setelah bertambah 21 kasus baru,” ungkapnya, Kamis (15/4).
Terkait kasus kematian akibat Covid-19, lanjut Aris, di Medan berjumlah 455 orang dan kasus suspek 830 orang. Untuk di Deliserdang, 133 orang meninggal karena Covid-19 dan suspek nol kasus.
Lebih lanjut Aris mengatakan, jumlah kasus positif corona di Sumut saat ini mencapai 28.415 orang, setelah bertambah 68 kasus baru. Sedangkan angka kesembuhan 25.175 orang, dengan penambahan 75 kasus baru. Sementara angka kematian 941 orang, bertambah 1 kasus baru dan suspek 958 orang bertamba 13 kasus baru. “Angka penderita Covid-19 aktif di Sumut kini 2.299 orang, dengan rincian 750 dirawat di rumah sakit dan 1.549 orang isolasi mandiri,” tandasnya.
Satgas: Sangat Disayangkan
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengakui adanya peningkatan zona merah atau risiko tinggi Covid-19, di sejumlah daerah di tanah air. Data per 11 April 2021, ada 11 kabupaten/kota di Indonesia yang kini berisiko tinggi menularkan virus corona.
“Sangat disayangkan, pada minggu ini terjadi perkembangan ke arah yang kurang diharapkan. Di minggu ini terjadi kenaikan zona risiko tinggi atau zona merah dari 10 kabupaten kota pada minggu lalu, menjadi 11 kabupaten kota di minggu ini,” kata Wiku dalam konferensi pers yang ditayangkan YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (15/4).
Kenaikan juga terjadi pada jumlah wilayah yang berada di zona oranye atau risiko sedang Covid-19. Pada minggu ini terdapat 316 kabupaten/kota yang masuk dalam zona oranye. Sementara, di minggu lalu ada 289 wilayah.
Wiku mengatakan, peningkatan jumlah wilayah zona merah dan oranye ini beriringan dengan menurunnya daerah yang berada di zona kuning atau risiko rendah Covid-19. Data terbaru menunjukkan bahwa 178 kabupaten/kota berada di zona kuning. Sementara, pada minggu sebelumnya, wilayah yang masuk zona kuning mencapai 207 kabupaten/kota.
“Perkembangan zonasi ke arah yang kurang baik ini juga menunjukkan bahwa meskipun kasus positif, sembuh, dan meninggal menunjukkan perkembangan yang baik secara nasional, namun tidak serta-merta terjadi perkembangan yang sama pada zonasi risiko,” tutur Wiku.
Wiku mengatakan, perhitungan zonasi risiko tidak hanya mempertimbangkan kasus positif, sembuh, dan meninggal saja, tetapi juga indikator lainnya seperti epidemiologi, surveilans kesehatan, serta pelayanan kesehatan.
Oleh karenanya, tren zonasi Covid-19 tidak sejalan dengan membaiknya kasus positif, sembuh, dan meninggal Covid-19. Wiku pun meminta seluruh pemerintah daerah dan masyarakat terus memantau perkembangan zonasi risiko di daerah masing-masing, serta melakukan perbaikan penanganan virus corona.
Ia mengingatkan bahwa PR besar pemerintah dan masyarakat saat ini ialah menurunkan jumlah kabupaten/kota yang berada di zona oranye untuk dapat segera berpindah ke zona kuning dan hijau. “Perkembangan minggu ini di mana jumlah zona oranye dan merah malah semakin bertambah menunjukkan bahwa perlunya kita untuk terus memperbaiki penanganan dan terus meningkatkan koordinasi dengan seluruh unsur di daerah dengan memanfaatkan fungsi posko,” kata Wiku. (ris/kps)