26 C
Medan
Friday, June 28, 2024

1.952 Jamaah Sumut Sudah Berangkat ke Tanah Suci

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga hari kelima pemberangkatan calon jamaah haji (CJH), tercatat sebanyak 1.952 jamaah asal Sumut sudah diberangkatkan ke Tanah Suci. Dengan rincian, jamaah pria sebanyak 793 dan jamaah wanita 1.159.

Pada Rabu (15/6) kemarin, Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga bersama dan Kepala Kanwil Kemenag Sumut Abdul Amri Siregar melepas keberangkatan Kloter 5 berjumlah 390 jamaah dari Kabupaten Labuhanbatu, Dairi, dan Kota Medan. Tercatat, dalam kloter ini tak seorangpun jamaah yang batal berangkat. “Kloter 5 berjumlah 390, dan semuanya berangkat,” kata Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus kepada Sumut Pos, Rabu (15/6).

Yunus menerangkan, hingga Kloter 5 tercatat sebanyak 1.952 CJH asal Sumut telah diberangkatkan ke tanah suci. “Total 1.952 atau 50,81 persen yang telah diberangkatkan. Sisa 1.889 atau 49,17 persen lagi,” sebutnya.

Sementara, Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga berpesan kepada seluruh jamaah, agar selalu mengikuti arahan dari petugas haji selama berada di Tanah Suci. “Semoga seluruh jamaah sampai dengan selamat dan pulang dengan utuh. Selalu patuhi arahan dari arahan petugas haji dan minum yang banyak karena cuaca panas disana,” pintanya.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Abd Amri Siregar. Ia berpesan kepada jamaah, agar menjalankan ibadah dengan khusuk selama di tanah suci. “Bapak Ibu sekalian adalah tamu-tamu Allah yang terpilih untuk berangkat haji tahun ini. Maka fokus saja beribadah dengan khusuk,” katanya.

Dihari yang sama, CJH Kloter 6 berjumlah 388 asal Kabupaten Padanglawas, Tanjungbalai dan Kota Medan tiba di Asrama Haji Medan. Keseluruhan jamaah diterima di Aula Jabal Nur untuk mengikuti pengarahan dan pemeriksaan dokumen dan kesehatan.

 

Berpotensi Jadi Haji Akbar

Sementara, Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah Aswadi mengatakan, puncak musim haji 1443 Hijriah yaitu wukuf di Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 1443 atau Jumat 8 Juli 2022 berpotensi menjadi haji akbar. “Sebenarnya haji akbar itu meningkatkan semangat untuk beribadah, karena Nabi Muhammad SAW itu haji wada’ dan haji akbar hanya sekali,” katanya di Makkah, Arab Saudi, Rabu (15/6).

Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji dari Kementerian Agama pelaksanaan wukuf atau puncak haji di Arafah jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022. Guru besar Ilmu Quran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut mengatakan, keistimewaan haji akbar tersebut karena bertepatan dengan hari Jumat yang merupkan Sayyidul Ayyam atau rajanya hari. “Yang menjadi istimewa adalah karena hari Jumat itu, tumpukannya sayyidul ayyam maka ini adakah puncak kemuliaan.Karena pemimpin satu minggu itu kan Jumat. Jadi kalo haji pas Jumat itu berarti adalah dilipat gandakan sesuai dengan amaliah kemuliaan di hari Jumat itu,” katanya.

Ia mengatakan Jumat adalah hari istimewa, Allah SWT memuliakan umat Muhammad SAW dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat nabi terdahulu. Keistimewaan hari Jumat bagi umat muslim yaitu diampuni dosa-dosanya. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda. “Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala tidak membiarkan seorang muslim pun pada hari Jumat yang tidak diampuni dosanya.” (HR. Ibnu ‘Adiy dan Ath-Thabrani).

Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan Hari Raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat.

Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.

 

Meninggal Sebelum Wukuf akan Dibadalkan

Jumlah calon jemaah haji (CJH) Indonesia yang wafat di Tanah Suci hingga Selasa (14/6) berjumlah tiga orang. Selain itu, ada satu orang calon haji yang meninggal dalam perjalanan ke Arab Saudi. Yaitu, Samsinah Usman Hasbullah, 50 tahun.

Samsinah, calon haji asal Kabupaten Balangan, mengembuskan napas terakhir dalam penerbangan menuju Madinah dari Banjarbaru. Dia tergabung dalam kloter 01 BDJ yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor, Minggu (12/6) malam.

Aswadi, konsultan ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah, menjelaskan, kepada calon jamaah haji yang wafat akan diberikan hak badal haji. “Untuk yang meninggal sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah akan dibadalhajikan. Termasuk yang sedang dalam perjalanan atau penerbangan menuju Saudi,” katanya saat berbincang di ruang Media Center Haji (MCH) PPIH Daker Makkah.

Menurut Aswadi, hak badal haji diberikan sejak calon jemaah haji menerima surat perintah masuk asrama (SPMA) dan masuk ke asrama embarkasi. Batasannya sampai pelaksanaan wukuf di Arafah.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Makkah Anshor menambahkan, pihaknya akan mendata calon jemaah haji yang wafat mulai dari embarkasi hingga sebelum wukuf yang akan dibadalkan. Pihaknya bekerja sama dengan kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) terkait dengan dokumen jemaah meninggal. “Dasarnya adalah certificate of death (CoD),” katanya.

Badal haji akan dilaksanakan petugas yang sudah pernah berhaji. Nah, menurut Anshor, hampir 75 persen petugas PPIH tahun ini belum berhaji. Karena itu, PPIH Daker Makkah akan mengidentifikasi petugas yang bertugas di daker Madinah dan daker bandara yang sudah berhaji. “Itu akan diprioritaskan menjadi petugas badal haji,” terang dia.

Selain itu, juga akan dicari tenaga musiman (temus) dan mukimin yang sudah haji sebagai tenaga badal haji. Sebagai informasi, hingga 14 Juni sebanyak tiga calon jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci. Yaitu, Bangun Lubis wahid dari kloter PDG-4, Suhati Rahmat Ali (JKG-1), dan Bawuk Karso Samirun (SUB-4). Calon jemaah haji yang wafat sebelum pelaksanaan wukuf akan dibadalkan. Secara harfiah, badal artinya pengganti atau wakil. Badal haji maksudnya mewakili seseorang berhaji dengan ketentuan orang yang mewakili harus sudah lebih dulu melaksanakan ibadah haji secara sempurna. (man/jpc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Hingga hari kelima pemberangkatan calon jamaah haji (CJH), tercatat sebanyak 1.952 jamaah asal Sumut sudah diberangkatkan ke Tanah Suci. Dengan rincian, jamaah pria sebanyak 793 dan jamaah wanita 1.159.

Pada Rabu (15/6) kemarin, Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga bersama dan Kepala Kanwil Kemenag Sumut Abdul Amri Siregar melepas keberangkatan Kloter 5 berjumlah 390 jamaah dari Kabupaten Labuhanbatu, Dairi, dan Kota Medan. Tercatat, dalam kloter ini tak seorangpun jamaah yang batal berangkat. “Kloter 5 berjumlah 390, dan semuanya berangkat,” kata Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) Embarkasi Medan, M Yunus kepada Sumut Pos, Rabu (15/6).

Yunus menerangkan, hingga Kloter 5 tercatat sebanyak 1.952 CJH asal Sumut telah diberangkatkan ke tanah suci. “Total 1.952 atau 50,81 persen yang telah diberangkatkan. Sisa 1.889 atau 49,17 persen lagi,” sebutnya.

Sementara, Bupati Labuhanbatu Erik Adtrada Ritonga berpesan kepada seluruh jamaah, agar selalu mengikuti arahan dari petugas haji selama berada di Tanah Suci. “Semoga seluruh jamaah sampai dengan selamat dan pulang dengan utuh. Selalu patuhi arahan dari arahan petugas haji dan minum yang banyak karena cuaca panas disana,” pintanya.

Hal yang sama juga disampaikan Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Abd Amri Siregar. Ia berpesan kepada jamaah, agar menjalankan ibadah dengan khusuk selama di tanah suci. “Bapak Ibu sekalian adalah tamu-tamu Allah yang terpilih untuk berangkat haji tahun ini. Maka fokus saja beribadah dengan khusuk,” katanya.

Dihari yang sama, CJH Kloter 6 berjumlah 388 asal Kabupaten Padanglawas, Tanjungbalai dan Kota Medan tiba di Asrama Haji Medan. Keseluruhan jamaah diterima di Aula Jabal Nur untuk mengikuti pengarahan dan pemeriksaan dokumen dan kesehatan.

 

Berpotensi Jadi Haji Akbar

Sementara, Konsultan Pembimbing Ibadah Daerah Kerja (Daker) Makkah Aswadi mengatakan, puncak musim haji 1443 Hijriah yaitu wukuf di Arafah yang dilaksanakan pada 9 Dzulhijjah 1443 atau Jumat 8 Juli 2022 berpotensi menjadi haji akbar. “Sebenarnya haji akbar itu meningkatkan semangat untuk beribadah, karena Nabi Muhammad SAW itu haji wada’ dan haji akbar hanya sekali,” katanya di Makkah, Arab Saudi, Rabu (15/6).

Berdasarkan Rencana Perjalanan Haji dari Kementerian Agama pelaksanaan wukuf atau puncak haji di Arafah jatuh pada Jumat, 8 Juli 2022. Guru besar Ilmu Quran dan Tafsir UIN Sunan Ampel Surabaya tersebut mengatakan, keistimewaan haji akbar tersebut karena bertepatan dengan hari Jumat yang merupkan Sayyidul Ayyam atau rajanya hari. “Yang menjadi istimewa adalah karena hari Jumat itu, tumpukannya sayyidul ayyam maka ini adakah puncak kemuliaan.Karena pemimpin satu minggu itu kan Jumat. Jadi kalo haji pas Jumat itu berarti adalah dilipat gandakan sesuai dengan amaliah kemuliaan di hari Jumat itu,” katanya.

Ia mengatakan Jumat adalah hari istimewa, Allah SWT memuliakan umat Muhammad SAW dengan hari Jumat, yang tidak diberikan kepada umat nabi terdahulu. Keistimewaan hari Jumat bagi umat muslim yaitu diampuni dosa-dosanya. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas RA, Rasulullah SAW bersabda. “Sesungguhnya Allah Tabaraka wa Ta’ala tidak membiarkan seorang muslim pun pada hari Jumat yang tidak diampuni dosanya.” (HR. Ibnu ‘Adiy dan Ath-Thabrani).

Al-Imam al-Syafi’i dan al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Sa’ad bin ‘Ubadah sebuah hadits Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan Hari Raya Fitri. Di dalam Jumat terdapat lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat.

Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturrahim. Hari kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit, bumi, angin, gunung dan batu kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.

 

Meninggal Sebelum Wukuf akan Dibadalkan

Jumlah calon jemaah haji (CJH) Indonesia yang wafat di Tanah Suci hingga Selasa (14/6) berjumlah tiga orang. Selain itu, ada satu orang calon haji yang meninggal dalam perjalanan ke Arab Saudi. Yaitu, Samsinah Usman Hasbullah, 50 tahun.

Samsinah, calon haji asal Kabupaten Balangan, mengembuskan napas terakhir dalam penerbangan menuju Madinah dari Banjarbaru. Dia tergabung dalam kloter 01 BDJ yang berangkat dari Bandara Syamsudin Noor, Minggu (12/6) malam.

Aswadi, konsultan ibadah Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daerah Kerja Makkah, menjelaskan, kepada calon jamaah haji yang wafat akan diberikan hak badal haji. “Untuk yang meninggal sebelum pelaksanaan wukuf di Arafah akan dibadalhajikan. Termasuk yang sedang dalam perjalanan atau penerbangan menuju Saudi,” katanya saat berbincang di ruang Media Center Haji (MCH) PPIH Daker Makkah.

Menurut Aswadi, hak badal haji diberikan sejak calon jemaah haji menerima surat perintah masuk asrama (SPMA) dan masuk ke asrama embarkasi. Batasannya sampai pelaksanaan wukuf di Arafah.

Kepala Seksi Bimbingan Ibadah PPIH Arab Saudi Daker Makkah Anshor menambahkan, pihaknya akan mendata calon jemaah haji yang wafat mulai dari embarkasi hingga sebelum wukuf yang akan dibadalkan. Pihaknya bekerja sama dengan kantor kesehatan haji Indonesia (KKHI) terkait dengan dokumen jemaah meninggal. “Dasarnya adalah certificate of death (CoD),” katanya.

Badal haji akan dilaksanakan petugas yang sudah pernah berhaji. Nah, menurut Anshor, hampir 75 persen petugas PPIH tahun ini belum berhaji. Karena itu, PPIH Daker Makkah akan mengidentifikasi petugas yang bertugas di daker Madinah dan daker bandara yang sudah berhaji. “Itu akan diprioritaskan menjadi petugas badal haji,” terang dia.

Selain itu, juga akan dicari tenaga musiman (temus) dan mukimin yang sudah haji sebagai tenaga badal haji. Sebagai informasi, hingga 14 Juni sebanyak tiga calon jemaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci. Yaitu, Bangun Lubis wahid dari kloter PDG-4, Suhati Rahmat Ali (JKG-1), dan Bawuk Karso Samirun (SUB-4). Calon jemaah haji yang wafat sebelum pelaksanaan wukuf akan dibadalkan. Secara harfiah, badal artinya pengganti atau wakil. Badal haji maksudnya mewakili seseorang berhaji dengan ketentuan orang yang mewakili harus sudah lebih dulu melaksanakan ibadah haji secara sempurna. (man/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/