26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Berdasarkan Putusan 4 Menteri dan Mengacu Protokol Kesehatan, DPRD Humbahas Dukung Sekolah Tatap Muka

BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19. Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai Juli mendatang. Pembelajaran tatap muka hanya dibolehkan di daerah zona hijau.
BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi A DPRD Humbang Hasundutan, Bresman Sianturi mendukung Dinas Pendidikan dalam proses pembelajaran tatap muka disekolah tingkat SMP, walau tanpa ada kajian ilmiahnya.

Bresman menilai, keputusan yang dibuat Dinas Pendidikan dalam proses pembelajaran tatap muka kepada anak didik SMP dengan sistem pendidikan dicoba selama 14 hari yang terhitung sejak 13 Juli dengan cara bergiliran selama waktu 4 jam, sangat tepat. Apalagi dengan penerapan protokol kesehatan dan proses belajar mengajar tidak rumit, sehingga cukup baik demi pendidikan biarpun ditengah pandemi Covid-19.

“Saya kira program ini sangat bagus, jadi kita harus mendukung,” ujar legislator Demokrat ini saat menerima audiensi Dinas Pendidikan Humbahas di ruangan Komisi C DPRD Humbang Hasundutan, Rabu (15/7).

Meski proses belajar mengajar dilakukan bergiliran atau sift, menurut dia hal ini masih tetap membutuhkan pengawasan. Pasalnya, tidak ada jaminan kepada siapapun penyakit ini terkena.

“Pengawasan itu kita serahkan ke masing-masing sekolah, kalau tanpa kajian ilmiahnya itu kita tidak tahu, tapi karena sesuai protokol kesehatan, kita dukung,” ucap Bresman.

Bresman menjelaskan bahwa sekolah tatap muka saat ini adalah moment yang sangat tepat. Selain dikarenakan masuk zona hijau, anak didik dipastikan sudah bosan di rumah. Apalagi, lanjut dia, Pemerintah sudah menyiapkan jauh hari sebelumnya program ini agar tidak menjadi kecolongan.

“Ya, selain dari keputusan 4 Menteri, kan pemerintah sudah menyiapkan, itu kata mereka  ya mudah-mudahaan tidak kecolongan. Bagi ada orangtua yang merasa keberatan, tetap dilayani pemerintah anaknya belajar dari rumah. Jadi belum ada pemaksaan anak didik ini masuk kesekolah,” katanya. 

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Humbahas, Jonny Gultom didampingi Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan, Marudut Simanullang mengatakan, bahwa program ini tetap dilanjutkan dengan syarat sesuai dalam surat keputusan 4 Menteri dengan tetap mengacu protokol kesehatan.

Pihaknya tak akan mengubah, karena daerah Humbang Hasundutan masih terbilang aman, apalagi jauh hari sebelumnya pihaknya sudah mempersiapkan untuk proses belajar tatap muka ini.

“Program ini tetap lanjut, karena analisa yang diberikan kepada kita bahwa kondisi di Humbahas zona hijau dan kita jauh hari sebelumnya sudah mempersiapkan jika bagaimana dilakukan proses belajar mengajar dengan tatap muka,” ucap Jonny.

Dalam pembelajaran tatap muka kali ini, pihaknya mengurangi sistem pelajaran dengan cara menggunakan gaya rileks. Dimana, selama beberapa menit, guru mengajar anak didiknya pola rileks. Seperti mengajak untuk menggerakan badan sehingga tidak mengalami stress karena dalam satu ruangan anak didik ini belajar 4 jam.

Selain proses tersebut, tambah dia, pihaknya juga menyiapkan waktu 10 menit kepada anak didik untuk keluar pengganti istirahat, namun dengan cara bergiliran untuk menghindari kerumunan.  

 “Jadi kita lakukan ini sesuai kebutuhan, disamping dengan kondisi ini bahwa masing masing guru kita mintakan menyiapkan tiga materi yakni materi RPP tatap muka, RPP penugasan siswa bagi tidak punya adroid dan RPP bagi siswa yang punya adroid,” ucapnya. 

Lebih lanjut Jonny mengatakan, bahwa proses belajar mengajar tatap muka ini juga merupakan atas izin orangtua yang jauh hari sebelumnya dilakukan oleh setiap masing-masing sekolah. Setiap sekolah, kata Jonny, melakukan rapat bersama komite sekolah dianjurkan untuk membuat persetujuan dan tidak keberatan anaknya mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka ditingkat SMP.

Jonny menambahkan, dari hasil anjurannya itu, tidak ada orangtua yang merasa keberatan anaknya belajar tatap muka disekolah. Ini terbukti, sudah dua hari seluruh SMP di Humbang Hasundutan menggelar pembelajaran tatap muka. “ Jika ada orangtua murid keberatan secara keseluruhan, maka proses KBM ini kita tutup,” kata Jonny.

Meski demikian, Jonny memberi ruang bagi orantua manakala ada yang memilih anaknya belajar dari rumah. Jika ada memilih anaknya belajar dari rumah maka pihaknya dan sekolah akan menyiapkan materi.

Adapun pertemuan antara Dinas Pendidikan Humbahas dan DPRD Humbahas ini dihadiri oleh Sanggul Rosdiana Manalu, Guntur Simamora dan usai rapat dengar pendapat dengan Dinas Pendidikan, dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Jonny Gultom, Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan, Marudut Simanullang, Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Rosita Gultom. (des/ram)

BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19. Tahun ajaran baru 2020/2021 dimulai Juli mendatang. Pembelajaran tatap muka hanya dibolehkan di daerah zona hijau.
BELAJAR DARI RUMAH: Abel A, seorang siswi sekolah dasar, sedang belajar daring dari rumah di tengah pandemi Covid-19.

HUMBAHAS, SUMUTPOS.CO – Ketua Komisi A DPRD Humbang Hasundutan, Bresman Sianturi mendukung Dinas Pendidikan dalam proses pembelajaran tatap muka disekolah tingkat SMP, walau tanpa ada kajian ilmiahnya.

Bresman menilai, keputusan yang dibuat Dinas Pendidikan dalam proses pembelajaran tatap muka kepada anak didik SMP dengan sistem pendidikan dicoba selama 14 hari yang terhitung sejak 13 Juli dengan cara bergiliran selama waktu 4 jam, sangat tepat. Apalagi dengan penerapan protokol kesehatan dan proses belajar mengajar tidak rumit, sehingga cukup baik demi pendidikan biarpun ditengah pandemi Covid-19.

“Saya kira program ini sangat bagus, jadi kita harus mendukung,” ujar legislator Demokrat ini saat menerima audiensi Dinas Pendidikan Humbahas di ruangan Komisi C DPRD Humbang Hasundutan, Rabu (15/7).

Meski proses belajar mengajar dilakukan bergiliran atau sift, menurut dia hal ini masih tetap membutuhkan pengawasan. Pasalnya, tidak ada jaminan kepada siapapun penyakit ini terkena.

“Pengawasan itu kita serahkan ke masing-masing sekolah, kalau tanpa kajian ilmiahnya itu kita tidak tahu, tapi karena sesuai protokol kesehatan, kita dukung,” ucap Bresman.

Bresman menjelaskan bahwa sekolah tatap muka saat ini adalah moment yang sangat tepat. Selain dikarenakan masuk zona hijau, anak didik dipastikan sudah bosan di rumah. Apalagi, lanjut dia, Pemerintah sudah menyiapkan jauh hari sebelumnya program ini agar tidak menjadi kecolongan.

“Ya, selain dari keputusan 4 Menteri, kan pemerintah sudah menyiapkan, itu kata mereka  ya mudah-mudahaan tidak kecolongan. Bagi ada orangtua yang merasa keberatan, tetap dilayani pemerintah anaknya belajar dari rumah. Jadi belum ada pemaksaan anak didik ini masuk kesekolah,” katanya. 

Sementara, Kepala Dinas Pendidikan Humbahas, Jonny Gultom didampingi Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan, Marudut Simanullang mengatakan, bahwa program ini tetap dilanjutkan dengan syarat sesuai dalam surat keputusan 4 Menteri dengan tetap mengacu protokol kesehatan.

Pihaknya tak akan mengubah, karena daerah Humbang Hasundutan masih terbilang aman, apalagi jauh hari sebelumnya pihaknya sudah mempersiapkan untuk proses belajar tatap muka ini.

“Program ini tetap lanjut, karena analisa yang diberikan kepada kita bahwa kondisi di Humbahas zona hijau dan kita jauh hari sebelumnya sudah mempersiapkan jika bagaimana dilakukan proses belajar mengajar dengan tatap muka,” ucap Jonny.

Dalam pembelajaran tatap muka kali ini, pihaknya mengurangi sistem pelajaran dengan cara menggunakan gaya rileks. Dimana, selama beberapa menit, guru mengajar anak didiknya pola rileks. Seperti mengajak untuk menggerakan badan sehingga tidak mengalami stress karena dalam satu ruangan anak didik ini belajar 4 jam.

Selain proses tersebut, tambah dia, pihaknya juga menyiapkan waktu 10 menit kepada anak didik untuk keluar pengganti istirahat, namun dengan cara bergiliran untuk menghindari kerumunan.  

 “Jadi kita lakukan ini sesuai kebutuhan, disamping dengan kondisi ini bahwa masing masing guru kita mintakan menyiapkan tiga materi yakni materi RPP tatap muka, RPP penugasan siswa bagi tidak punya adroid dan RPP bagi siswa yang punya adroid,” ucapnya. 

Lebih lanjut Jonny mengatakan, bahwa proses belajar mengajar tatap muka ini juga merupakan atas izin orangtua yang jauh hari sebelumnya dilakukan oleh setiap masing-masing sekolah. Setiap sekolah, kata Jonny, melakukan rapat bersama komite sekolah dianjurkan untuk membuat persetujuan dan tidak keberatan anaknya mengikuti kegiatan belajar mengajar tatap muka ditingkat SMP.

Jonny menambahkan, dari hasil anjurannya itu, tidak ada orangtua yang merasa keberatan anaknya belajar tatap muka disekolah. Ini terbukti, sudah dua hari seluruh SMP di Humbang Hasundutan menggelar pembelajaran tatap muka. “ Jika ada orangtua murid keberatan secara keseluruhan, maka proses KBM ini kita tutup,” kata Jonny.

Meski demikian, Jonny memberi ruang bagi orantua manakala ada yang memilih anaknya belajar dari rumah. Jika ada memilih anaknya belajar dari rumah maka pihaknya dan sekolah akan menyiapkan materi.

Adapun pertemuan antara Dinas Pendidikan Humbahas dan DPRD Humbahas ini dihadiri oleh Sanggul Rosdiana Manalu, Guntur Simamora dan usai rapat dengar pendapat dengan Dinas Pendidikan, dihadiri Kepala Dinas Pendidikan, Jonny Gultom, Kepala Bidang Pembinaan Tenaga Kependidikan, Marudut Simanullang, Kabid Pendidikan Luar Sekolah, Rosita Gultom. (des/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/