30.5 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Buruh di Bawah Umur PT ATP Tewas Tersetrum

PERBAUNGAN- Baru dua minggu bekerja di PT Anugrah Tambak Perkasindo, M Yunus (15) tewas akibat tersengat arus listrik saat membetulkan mesin kincir air di dalam kolam, Kamis (15/11) pukul 9.00 WIB di Dusun II Desa Naga Lawan Perbaungan.

Ironisnya, PT ATP menyatakan bahwa kematian pekerja anak dibawah umur ini, bukan disebabkan tersengat listrik melainkan karena sakit dan terjatuh. Bahkan yang lebih parah lagi, setelah warga Dusun III Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdangbedagai ini tersengat listrik, korban hanya dibiarkan begitu saja tanpa ada pertolongan dari pihak perusahaan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan dari adik korban M Syafi’I (14), peristiwa naas yang menimpa korban bermula ketika mandor tambak, Kaiser memerintahkan korban untuk memperbaiki kincir air yang mati, di kolam tambak blok F, PT Anugrah Tambak Perkasindo (ATP).

“Abangku baru 2 minggu kerja di PT ATP itu. Tugas dia (korban) hanya sebagai pemberi makan udang bukan memperbaiki mesin. Entah kenapa mandor memerintahnya untuk memperbaiki mesin kincir yang mati,’’ ujar Syafi’i.

Saat turun ke kolam, sambung Syafi’i tiba-tiba abangnya tersengat listrik. Namun yang membuat ia kesal, setelah abangnya tersengat listrik pegawai PT ATP bukannya menolong, malah tubuh korban di biarkan begitu saja hingga tewas.

‘’Melihat kejadian itu, aku berusaha menolong abangku sembari meminta bantuan ke petugas, namun bukannya mendapatkan pertolongan, malah abangku di biarkan terkapar begitu saja selama satu jam,’’ucap Syafi kesal.

Bahkan sambung Syafii, Kaisar (mandor) dengan bahasa tubuh menginstruksikan karyawan lain agar membiarkan korban tewas di tempat, agar perusahaan tidak mengeluarkan biaya jika korban di bawa ke rumah sakit.

Saat itu abangku masih kritis. Dia hanya bawa ke pondok dan dibiarkan begitu saja. Mungkin takut mengeluarkan uang makanya pak Kaisar diam saja,’’beber Syafii.

Setelah korban tewas barulah PT ATP membawa korban ke Klinik dr Hanafi, di Sei Buluh Perbaungan. “Bayangkan, abangku dibiarkan selama satu jam. Sudah meninggal baru di bawa ke klinik”, kesal Fi’i.

Kedua orang tua korban Hasan (36) dan Sijum (35) tak terima dengan sikap PT ATP terhadap anaknya. Mereka meminta RSU Sultan Sulaiman untuk memvisum luar jenazah putra mereka.

‘’Kami tidak menerima kematian anak kami ini, karena perusahaan tak perduli dengan keselamatan pekerjanya. untuk itu kami minta pihak kepolisian untuk memproses kasus tersebut,” harap Hasan.

Kanit Inafis Polres Sergai Aipda M Pandiangan SH di bantu dokter RSU Sultan Sulaiman langsung melakukan visum luar, dan menemukan luka bakar dibagian kaki korban hingga gosong. Akibat tersengat listrik tegangan tinggi.

Sementara itu pengawas tambak udang PT ATP BJ Pulungan (40) didampingi Amin (40) pada wartawan dilokasi kejadian menuding korban tewas akibat penyakit.

“Mungkin dia mati karena penyakitnya, bukan mati tersengat listrik,’’ucap mereka berbohong. (lik/smg)
Bahkan Humas PT ATP, Tengku, saat di RSU Sultan Sulaiman Sergai pada wartawan mengaku korban tewas akibat terjatuh.’’Bukan tersengat listrik dia jatuh dari tangga,’’ucapnya.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Denny Boy Pangabean SH membenarkan peristiwa tersebut. ‘’Kita sudah oleh TKP dan kasusnya akan kita tindak lanjuti,’’ terangnya. (lik/smg)

PERBAUNGAN- Baru dua minggu bekerja di PT Anugrah Tambak Perkasindo, M Yunus (15) tewas akibat tersengat arus listrik saat membetulkan mesin kincir air di dalam kolam, Kamis (15/11) pukul 9.00 WIB di Dusun II Desa Naga Lawan Perbaungan.

Ironisnya, PT ATP menyatakan bahwa kematian pekerja anak dibawah umur ini, bukan disebabkan tersengat listrik melainkan karena sakit dan terjatuh. Bahkan yang lebih parah lagi, setelah warga Dusun III Desa Cempedak Lobang, Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdangbedagai ini tersengat listrik, korban hanya dibiarkan begitu saja tanpa ada pertolongan dari pihak perusahaan.

Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan dari adik korban M Syafi’I (14), peristiwa naas yang menimpa korban bermula ketika mandor tambak, Kaiser memerintahkan korban untuk memperbaiki kincir air yang mati, di kolam tambak blok F, PT Anugrah Tambak Perkasindo (ATP).

“Abangku baru 2 minggu kerja di PT ATP itu. Tugas dia (korban) hanya sebagai pemberi makan udang bukan memperbaiki mesin. Entah kenapa mandor memerintahnya untuk memperbaiki mesin kincir yang mati,’’ ujar Syafi’i.

Saat turun ke kolam, sambung Syafi’i tiba-tiba abangnya tersengat listrik. Namun yang membuat ia kesal, setelah abangnya tersengat listrik pegawai PT ATP bukannya menolong, malah tubuh korban di biarkan begitu saja hingga tewas.

‘’Melihat kejadian itu, aku berusaha menolong abangku sembari meminta bantuan ke petugas, namun bukannya mendapatkan pertolongan, malah abangku di biarkan terkapar begitu saja selama satu jam,’’ucap Syafi kesal.

Bahkan sambung Syafii, Kaisar (mandor) dengan bahasa tubuh menginstruksikan karyawan lain agar membiarkan korban tewas di tempat, agar perusahaan tidak mengeluarkan biaya jika korban di bawa ke rumah sakit.

Saat itu abangku masih kritis. Dia hanya bawa ke pondok dan dibiarkan begitu saja. Mungkin takut mengeluarkan uang makanya pak Kaisar diam saja,’’beber Syafii.

Setelah korban tewas barulah PT ATP membawa korban ke Klinik dr Hanafi, di Sei Buluh Perbaungan. “Bayangkan, abangku dibiarkan selama satu jam. Sudah meninggal baru di bawa ke klinik”, kesal Fi’i.

Kedua orang tua korban Hasan (36) dan Sijum (35) tak terima dengan sikap PT ATP terhadap anaknya. Mereka meminta RSU Sultan Sulaiman untuk memvisum luar jenazah putra mereka.

‘’Kami tidak menerima kematian anak kami ini, karena perusahaan tak perduli dengan keselamatan pekerjanya. untuk itu kami minta pihak kepolisian untuk memproses kasus tersebut,” harap Hasan.

Kanit Inafis Polres Sergai Aipda M Pandiangan SH di bantu dokter RSU Sultan Sulaiman langsung melakukan visum luar, dan menemukan luka bakar dibagian kaki korban hingga gosong. Akibat tersengat listrik tegangan tinggi.

Sementara itu pengawas tambak udang PT ATP BJ Pulungan (40) didampingi Amin (40) pada wartawan dilokasi kejadian menuding korban tewas akibat penyakit.

“Mungkin dia mati karena penyakitnya, bukan mati tersengat listrik,’’ucap mereka berbohong. (lik/smg)
Bahkan Humas PT ATP, Tengku, saat di RSU Sultan Sulaiman Sergai pada wartawan mengaku korban tewas akibat terjatuh.’’Bukan tersengat listrik dia jatuh dari tangga,’’ucapnya.

Kasat Reskrim Polres Sergai AKP Denny Boy Pangabean SH membenarkan peristiwa tersebut. ‘’Kita sudah oleh TKP dan kasusnya akan kita tindak lanjuti,’’ terangnya. (lik/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/