Pasca ditemukannya mayat wanita di kebun tebu tanpa mengenakan busana, membuat keluarga Jamilah, warga Dusun X, Kota Datar, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deliserdang, menjadi panik. Pasalnya, mereka mengaku kehilangan seorang anggota keluarganya sejak enam bulan lalu, yang hingga kini tidak kunjung ditemukan.
Jamilah, mengaku kehilangan adiknya bernama Sri Juanti (35), sejak enam bulan lalu. “Adik saya itu pergi tak lama setelah Lebaran. Setelah kepergiannya itu, sampai saat ini ia tidak ada terlihat lagi. Kalau menurut tetangga saya, Sri kerap terlihat di seputaran Binjai dan Langkat. Tapi, saya sendiri sampai saat ini belum menemukannya,” ujar Jamilah ketika ditemui di rumahnya, Senin (16/1).
Lebih jauh diungkapkannya, adiknya itu memiliki empat orang anak. Sementara suaminya merantau ke Kalimantan. “Adik saya ini tidak punya rumah. Ia selalu menumpang di tempat saudaranya yang ada di kawasan Langkat. Karena adik saya ini jarang pulang, akhirnya suaminya pergi ke Kalimantan,” ungkapnya.
Setelah suaminya pergi, Sri tak kunjung kembali. Jamilapun tak pernah lagi melihat adiknya itu. “Ketika ditemukan mayat di kebun tebu itu. Saya sangat panik. Bersama anaknya, saya langsung pergi melihat. Tapi, sampai di lokasi penemuan mayat, saya tidak dapat mengenali wajahnya karena sudah rusak dan membusuk,” ungkapnya.
Jamilah lantas menyarankan agar Sumut Pos menemui anak Sri di Desa Karang Rejo, Stabat, Langkat. Setibanya di lokasi yang dimaksud, Sumut Pos bertemu dengan Vani, anak tertua Sri Juanti yang tinggal bersama pamannya. Menurut Vani, awalnya ia sangat yakin kalau mayat wanita yang ditemukan di perkebunan tebu itu ibunya yang hilang sejak enam bulan lalu. “Iya Bang, aku awalnya yakin, sampai-sampai aku panik dan bersedih saat mendengar penemuan mayat itu,” kata wanita berkulit putih itu.
Penasaran, Vani pergi ke RSU Pringadi Medan guna memastikan apakah mayat wanita itu benar ibunya atau tidak. “Begitu saya lihat mayatnya di kamar jenazah, saya langsung melihat kakinya. Karena di kaki ibu saya ada benjolan. Tapi, waktu saya lihat benjolan itu tidak ada. Tapi, yang terlihat bekas benjolan seakan sudah dioperasi,” ungkapnya.
Meski begitu, Vani yakin kalau mayat itu bukan ibunya. Karena menurut Vani, postur tubuh dan wajah mayat itu sangat berbeda dengan ibunya. “Meski saya masih khawatir mayat itu adalah ibu saya. Tapi saya yakin, kalau itu bukanlah ibu saya. Karena, postur dan wajahnya sudah berbeda,” ujarnya.
Sebelumnya, lanjut Vani, sekitar tiga hari sebelum ditemukan mayat itu, rasa ingin bertemu ibunya sangat besar. Ia mengira kalau ibunya di tempat kelahirannya, Kota Datar. Tapi, setelah dia pergi ke Kota Datar, ibunya tidak ada.(dan)