BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pembagian 18 ribu masker kain selama 3 hari sosialisasi Peraturan Wali Kota Binjai Nomor 16 Tahun 2020 tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Virus Corona di Kota Binjai, menuai pro dan kontra dari kalangan masyarakat. Bahkan ada anggapan, pembagian masker tersebut merupakan aksi kampanye terselubung jelang Pilkada Binjai, dimana istri Wali Kota Binjai, Lisa Andriani Lubis bakal maju sebagai bakal calon wali kota.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadis) Sosial Kota Binjai, Rudi Iskandar Baros angkat bicara terkait tudingan kampanye terselubung tersebut. “Memang, pembagian masker yang dilakukan selama 3 hari ini untuk mengkampanyekan dan mensosialisasikan Perwal Nomor 16 Tahun 2020. Dalam Pasal 14 butir 1 huruf c dijelaskan, masyarakat wajib menggunakan masker jika berada di luar rumah atau tempat umum,” kata Rudi kepada Sumut Pos, Selasa (16/6).
Terlebih, dia bilang, Kota Binjai juga tercatat sebagai zona merah. Jumlah yang positif Covid-19 sejauh ini sudah 15 orang. Karenanya, Perwal tersebut dilahirkan demi menjaga masyarakat agar tidak terkena Covid-19. Juga sebagai bentuk gerak cepat Wali Kota Binjai H Muhammad Idaham melakukan percepatan penanganan pandemi tersebut. “Dalam hal ini, diminta juga kesadaran masyarakat. Dan karena memang Wali Kota juga menginstruksikan masyarakat untuk sadar akan bahaya Covid-19 ini,” beber mantan Kabag Humas Setda Kota Binjai ini.
Jika hal ini terus berlanjut, tentu akan merusak segala lini sendi kehidupan. Mulai dari kehidupan bersosial hingga perekonomian. “Maka dari itu, kita semua harus sabar untuk tetap menahan diri mengurangi aktifitas di luar rumah,” ujar dia.
Soal pembagian masker dituding kampanye terselubung, Rudi Baros mengembalikan hal tersebut kepada masyarakat. “Ya terserah mereka. Yang jelas, kami dari Dinsos dan segenap OPD lainnya bekerja ikhlas,” kata dia.
“Saya juga enggak tahu darimana nuansa politisnya. Kami kerja di panas-panasan,” sambungnya.
Dia juga heran, entah dari mana tudingan kampanye terselubung tersebut. “Saat sosiisasi, yang kami bawa alat peraga Covid-19. Tidak ada bakal calon,” kata dia.
“Mari kita doakan bersama agar yang menuding atau menuduh itu tetap sehat-sehat saja. Pemko Binjai tetap konsen menyelamatkan Binjai dari bahaya Covid-19,” seru dia.
Sejauh ini, Rudi menilai, 3 hari sosialisasi yang dilakukan pada 6 titik sudah berjalan baik. Menurut dia, masyarakat Kota Rambutan sudah banyak yang tahu. Terlebih, brosur imbauan Perwal No 16/2020 juga sudah disebar dan dipasang pada titik-titik strategis fasilitas umum serta kantor-kantor pelayanan publik. Idaham dan Ketua TP PKK Kota Binjai Hj Lisa Andriani M Idaham juga turut mensosialisasikan sekaligus mengkampanyekan Perwal No 16/2020.
Tak ayal, segenap OPD di Kota Binjai pun melakukan hal serupa. Bahkan, kampanye wajib masker terkait Perwal No 16/2020 yang dilakukan Ketua TP PKK Kota Binjai tidak hanya saat pembagian masker. Ya, Hj Lisa pun ikut turun tangan melihat kondisi jalannya pembagian bansos Covid-19 yang dilakukan Dinsos. Apakah sudah menerapkan protokol kesehatan atau tidak.
“Kami dari Dinsos juga mendapat bantuan masker dari Dinsos Provsu sebanyak 20 ribu. Karena diberi bantuan ini, ya kami salurkan kepada masyarakat dan pengguna jalan agar sadar serta serius untuk dapat mengurangi kegiatan di luar. Masyarakat juga supaya benar-benar dapat mematuhi protokol kesehatan,” urai dia.
Dia menambahkan, apa yang dilakukan Pemko Binjai tidak ada mengandung unsur kepentingan lain. Tapi, yang ada hanya ingin semata-mata agar masyarakat Kota Binjai selamat dari Pandemi Covid-19.
“Jangan digiring-giring karena ini tahun politik. Ini sama sekali murni, karena Wali Kota Binjai konsen menyelematkan warga. Mari kita berpikir positif dan sama-sama kita turun ke jalan untuk mensosialisasikan bersama,” pungkasnya. (ted)