32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Asam Lambung Kambuh, Jamaah Labuhanbatu Gagal Terbang

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satu orang calon jamaah haji (CJH) Kloter 5 asal Labuhanbatu, atas nama Nurlela Sari Rambe (56), gagal terbang, Rabu (15/6) malam. Nurlela tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci, dikarenakan mendadak sakit saat berada didalam pesawat.

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) M Yunus mengatakan, Nurlela mempunyai riwayat sakit asam lambung dan kini tengah dirawat di RS Grand Medistra Deliserdangn

“Alhamdulillah sekarang keadaannya semakin membaik dan dapat diajak bicara, namun masih dituntun. Jamaah mengaku, ia punya penyakit asam lambung. Penyakitnya muncul mungkin karena lelah dalam perjalanan jauh karena beliau berasal dari Labuhanbatu. Dan juga kondisi saat di Asrama Haji. Untuk itu, mari kita doakan semoga kondisinya semakin membaik,” ujarnya kepada Sumut Pos, Kamis (16/6) sore.

Yang bersangkutan, kata Yunus, akan diberangkatkan pada kloter selanjutnya bila kondisinya telah pulih dan diizinkan berangkat. “Kita berupaya agar jamaah bisa berangkat di kloter susulan. Menunggu status dari rumah sakit dan petugas kesehatan,” katanya.

Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha (TU) Kemenag Sumut, Ahmad Qosbi yang menjenguk langsung Nurlela turut mengikuti perkembangan kesehatannya. Bahkan, ia menyampaikan agar keluarga terus berkoordinasi dengan petugas untuk melihat progres jamaah. “Tadi saya tinggalkan nomor kontak. Saya sampaikan kepada jamaah dan keluarga untuk kontak saya dan petugas apabila ada kendala atau pertanyaa. Petugas kita juga ada di sini untuk memantau dan mendampingi jemaah,” kata Qosbi.

Lebih lanjut kata dia, terkait paspor dan living cost jamaah yang diserahkan kepada petugas untuk disimpan. Jamaah dan keluarga sudah diberi penjelasan dan menerimanya. “Paspor harus disimpan petugas agar tidak tercecer. Begitu juga living cost yang harus diserahkan karena yang bisa memegang living cost adalah jamaah yang berangkat. Nanti akan diserahkan kembali ke pada jamaah saat ikut berangkat dengan kloter selanjutnya,” jelasnya.

Terpisah, CJH Kloter 6 berjumlah 392 asal Kabupaten Padanglawas, Karo, Kota Medan dan Tanjungbalai secara resmi dilepas keberangkatan di Aula Madinatul Hujjaj. Seluruh jamaah dilepas oleh Wakil Bupati Padanglawas dan Kabid Haji Kemenag Sumut.

Dihari yang sama, CJH Kloter 7 asal Kabupaten Labuhanbatu, Pematangsiantar tiba di Asrama Haji Medan. Seluruh jamaah diterima di Aula Jabal Nur untuk mengikuti pengarahan, pemeriksaan dokumen dan kesehatan.

 

Kena GERD, CJH Aceh Meninggal di Pesawat

Satu jamaah calon haji asal Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang tergabung dalam kloter satu bernama Abdul Wahab Salam (51), meninggal dunia di dalam pesawat saat menuju Madinah, Arab Saudi.

Ia meninggal dunia pada Rabu (15/6) dini hari sekitar pukul 04.37 Waktu Arab Saudi. Kepala Kanwil Kemenag Aceh Iqbal membenarkan kabar duka tersebut.

Abdul Wahab meninggal dunia 15 menit sebelum landing di Bandara Amir Muhammad Abdul Aziz, Madinah. “Dari laporan, jemaah haji atas nama Muslim Abdul Wahab Salam usia 51 tahun asal Kabupaten Pidie Jaya telah meninggal dunia dalam pesawat,” kata Iqbal dalam keterangannya.

Dari laporan yang ia terima, almarhum meninggal dunia sebelum pesawat landing di Madinah. Abdul Wahab didagnosa mengidap gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung. “Wafat di dalam pesawat 15 menit sebelum landing di bandara, diagnosa GERD,” ujar Iqbal.

Sebelumnya, 393 Jemaah Calon Haji (JCH) Embarkasi Aceh yang tergabung dalam kloter satu telah diberangkatkan ke Madinah Rabu dinihari melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (BTJ).

Para jemaah tersebut berasal dari Kota Banda Aceh, Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara dan Pidie Jaya.

 

Konsumsi Makanan Sebelum Lewati Batas Waktu

Sebanyak 5.918 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi, sampai hari kelima. Mereka ditempatkan pada sejumlah hotel setaraf bintang tiga, dan mendapat layanan katering tiga kali makan setiap hari. “Pemerintah memberikan layanan konsumsi tiga kali setiap harinya, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam dengan hitungan maksimal sebanyak 75 kali makan selama 25 hari jamaah berada di Makkah,” kata Juru Bicara (Jubir) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin, Kamis (16/6).

Fauzin mengatakan, setiap makanan didistribusikan ke setiap hotel sebelum waktu makan tiba. Menu makanan bervariasi setiap harinya, dengan rentang sirkulasi dari Senin sampai Minggu, lalu kembali ke menu asal. Isi makanan terdiri atas nasi, sayur, lauk, buah dan air mineral.

Penyajian diberikan dalam kemasan box yang sudah lolos uji standar higenitas. Pada kemasan, tertera keterangan batas mengkonsumsi untuk makan pagi pukul 11.00 WAS, makan siang pukul 17.00 WAS dan makan malam pukul 23.00 WAS. “Segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam box makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan. Segera melapor kepada petugas apabila menemukan makanan yang terindikasi basi dan tidak sesuai,” sambungnya.

Untuk kesehatan dan kebersihan bersama, jamaah haji dihimbau makan di tempat yang telah disediakan. Menjaga kebersihan di ruang makan, dan membuang sampah pada tempatnya.

Sebagai informasi, sebanyak 29.539 jamaah haji gelombang pertama telah diberangkatkan dari Indonesia ke Madinah sejak 4 Juni 2022. Mereka yang sudah menyelesaikan prosesi Arbain dan ziarah di Madinah, secara bertahap diberangkatkan menuju Makkah. (man/cnn/jpc)

 

 

Teks Foto:

Kabag TU Kemenag Sumut, Ahmad Qosbi saat menjunguk CJH asal Labuhanbatu yang di rawat di RS Grand Medistra Deliserdang. (Ist)

 

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Satu orang calon jamaah haji (CJH) Kloter 5 asal Labuhanbatu, atas nama Nurlela Sari Rambe (56), gagal terbang, Rabu (15/6) malam. Nurlela tertunda keberangkatannya ke Tanah Suci, dikarenakan mendadak sakit saat berada didalam pesawat.

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (P3IH) M Yunus mengatakan, Nurlela mempunyai riwayat sakit asam lambung dan kini tengah dirawat di RS Grand Medistra Deliserdangn

“Alhamdulillah sekarang keadaannya semakin membaik dan dapat diajak bicara, namun masih dituntun. Jamaah mengaku, ia punya penyakit asam lambung. Penyakitnya muncul mungkin karena lelah dalam perjalanan jauh karena beliau berasal dari Labuhanbatu. Dan juga kondisi saat di Asrama Haji. Untuk itu, mari kita doakan semoga kondisinya semakin membaik,” ujarnya kepada Sumut Pos, Kamis (16/6) sore.

Yang bersangkutan, kata Yunus, akan diberangkatkan pada kloter selanjutnya bila kondisinya telah pulih dan diizinkan berangkat. “Kita berupaya agar jamaah bisa berangkat di kloter susulan. Menunggu status dari rumah sakit dan petugas kesehatan,” katanya.

Kepala Bagian (Kabag) Tata Usaha (TU) Kemenag Sumut, Ahmad Qosbi yang menjenguk langsung Nurlela turut mengikuti perkembangan kesehatannya. Bahkan, ia menyampaikan agar keluarga terus berkoordinasi dengan petugas untuk melihat progres jamaah. “Tadi saya tinggalkan nomor kontak. Saya sampaikan kepada jamaah dan keluarga untuk kontak saya dan petugas apabila ada kendala atau pertanyaa. Petugas kita juga ada di sini untuk memantau dan mendampingi jemaah,” kata Qosbi.

Lebih lanjut kata dia, terkait paspor dan living cost jamaah yang diserahkan kepada petugas untuk disimpan. Jamaah dan keluarga sudah diberi penjelasan dan menerimanya. “Paspor harus disimpan petugas agar tidak tercecer. Begitu juga living cost yang harus diserahkan karena yang bisa memegang living cost adalah jamaah yang berangkat. Nanti akan diserahkan kembali ke pada jamaah saat ikut berangkat dengan kloter selanjutnya,” jelasnya.

Terpisah, CJH Kloter 6 berjumlah 392 asal Kabupaten Padanglawas, Karo, Kota Medan dan Tanjungbalai secara resmi dilepas keberangkatan di Aula Madinatul Hujjaj. Seluruh jamaah dilepas oleh Wakil Bupati Padanglawas dan Kabid Haji Kemenag Sumut.

Dihari yang sama, CJH Kloter 7 asal Kabupaten Labuhanbatu, Pematangsiantar tiba di Asrama Haji Medan. Seluruh jamaah diterima di Aula Jabal Nur untuk mengikuti pengarahan, pemeriksaan dokumen dan kesehatan.

 

Kena GERD, CJH Aceh Meninggal di Pesawat

Satu jamaah calon haji asal Kabupaten Pidie Jaya, Aceh, yang tergabung dalam kloter satu bernama Abdul Wahab Salam (51), meninggal dunia di dalam pesawat saat menuju Madinah, Arab Saudi.

Ia meninggal dunia pada Rabu (15/6) dini hari sekitar pukul 04.37 Waktu Arab Saudi. Kepala Kanwil Kemenag Aceh Iqbal membenarkan kabar duka tersebut.

Abdul Wahab meninggal dunia 15 menit sebelum landing di Bandara Amir Muhammad Abdul Aziz, Madinah. “Dari laporan, jemaah haji atas nama Muslim Abdul Wahab Salam usia 51 tahun asal Kabupaten Pidie Jaya telah meninggal dunia dalam pesawat,” kata Iqbal dalam keterangannya.

Dari laporan yang ia terima, almarhum meninggal dunia sebelum pesawat landing di Madinah. Abdul Wahab didagnosa mengidap gastroesophageal reflux disease (GERD) atau penyakit asam lambung. “Wafat di dalam pesawat 15 menit sebelum landing di bandara, diagnosa GERD,” ujar Iqbal.

Sebelumnya, 393 Jemaah Calon Haji (JCH) Embarkasi Aceh yang tergabung dalam kloter satu telah diberangkatkan ke Madinah Rabu dinihari melalui Bandara Sultan Iskandar Muda (BTJ).

Para jemaah tersebut berasal dari Kota Banda Aceh, Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara dan Pidie Jaya.

 

Konsumsi Makanan Sebelum Lewati Batas Waktu

Sebanyak 5.918 jamaah haji asal Indonesia telah tiba di Makkah Al-Mukarramah, Arab Saudi, sampai hari kelima. Mereka ditempatkan pada sejumlah hotel setaraf bintang tiga, dan mendapat layanan katering tiga kali makan setiap hari. “Pemerintah memberikan layanan konsumsi tiga kali setiap harinya, yaitu makan pagi, makan siang dan makan malam dengan hitungan maksimal sebanyak 75 kali makan selama 25 hari jamaah berada di Makkah,” kata Juru Bicara (Jubir) Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Akhmad Fauzin, Kamis (16/6).

Fauzin mengatakan, setiap makanan didistribusikan ke setiap hotel sebelum waktu makan tiba. Menu makanan bervariasi setiap harinya, dengan rentang sirkulasi dari Senin sampai Minggu, lalu kembali ke menu asal. Isi makanan terdiri atas nasi, sayur, lauk, buah dan air mineral.

Penyajian diberikan dalam kemasan box yang sudah lolos uji standar higenitas. Pada kemasan, tertera keterangan batas mengkonsumsi untuk makan pagi pukul 11.00 WAS, makan siang pukul 17.00 WAS dan makan malam pukul 23.00 WAS. “Segera mengkonsumsi makanan yang telah dibagikan sebelum batas waktu yang tertera dalam box makanan. Jangan mengkonsumsi makanan melewati batas waktu sebagaimana yang tertera dalam box makanan. Segera melapor kepada petugas apabila menemukan makanan yang terindikasi basi dan tidak sesuai,” sambungnya.

Untuk kesehatan dan kebersihan bersama, jamaah haji dihimbau makan di tempat yang telah disediakan. Menjaga kebersihan di ruang makan, dan membuang sampah pada tempatnya.

Sebagai informasi, sebanyak 29.539 jamaah haji gelombang pertama telah diberangkatkan dari Indonesia ke Madinah sejak 4 Juni 2022. Mereka yang sudah menyelesaikan prosesi Arbain dan ziarah di Madinah, secara bertahap diberangkatkan menuju Makkah. (man/cnn/jpc)

 

 

Teks Foto:

Kabag TU Kemenag Sumut, Ahmad Qosbi saat menjunguk CJH asal Labuhanbatu yang di rawat di RS Grand Medistra Deliserdang. (Ist)

 

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/