KARO, SUMUTPOS.CO – Wagubsu H Musa Rajeksah mengapresiasi kebijakan Graduation Ceremony Coffee Export Development Program dari Trade Finance Copiration (ITFC), melakukan kegiatan pelatihan, penyuluhan dan pengembangan kopi di Sumatera Utara, terutama Tanah Karo.
Kegiatan ini dinilai tepat karena saat ini kopi menjadi komoditi andalan di Bumi Turang. “Pengembangan kopi sangat tepat, sebab Tanah Karo sangat subur. Saat ini tinggal bagaimana petani mengelola dan memanfaatkannya,” kata Wagubsu saat menghadiri Ceremony Kelulusan Program Pengembangan Ekspor kopi ITFC, Selasa (16/7) siang di Hotel Grand Mutiara Berastagi.
Ditambahkan Musa, para petani dan pengekspor kopi sudah sepatutnya bersyukur karena Tanah Karo jadi primadona ITFC sebagai tempat pelatihan dan penyuluhan pengembangan kopi. “Seingat saya selama ini Karo bukanlah penghasil kopi, tapi jeruk. Namun berjalannya waktu jeruk tinggal kenangan, sekarang saatnya para petani kopi. Jadikanlah pelatihan ini betul-betul momentum diapliksikan dalam bercocok tanam dengan menggunakan ilmu yang diajarkan nantinya, jangan hanya berpedoman ke pengetahuan alam saja,” pintanya.
Musa berharap acara ini dilakukan secara berkelanjutan. “Apabila petani kita sukses mengikuti program ITFC ini, dapat kita lihat seperti negara Thailand, mereka biasa ke ladang menggunakan kendaraan doubel cabin, sedangkan para petani kita naik sepeda motor saja sulit,” jelasnya.
Hal senada dikemukakan bupati Karo Terkelin Brahmana saat menyampaikan sambutannya. Pada prinsipnya Pemda Karo sangat mendukung penuh program dan pelatihan budidaya ekspor kopi ITFC untuk meningkatkan keterampilan penggiat para petani kopi di Karo.
Menurut Terkelin, saat ini tanaman kopi di Karo sudah mulai berkembang. Tahun 2018 saja luasnya sudah mencapai 9.178,44 Hektare dengan luas panen 6.875 ha, produksi 13.279.74 ton produktifitas 1.931,60 kg per tahun.
Ada beberapa faktor di Karo petani kopi belum signifikan melakukan budidaya kopi, karena belum tercapai produktifitas kopi di atas 2.500 kg/ha per tahun. Tanaman kopi tidak bertahan lama atau berproduktif, belum melakukan budidaya yang benar dan masih rendahnya rendemen gabah kopi yang dihasilkan.
Untuk itu dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para penggiat petani kopi akan merubah cara berpikir sesuatunya dalam pengembangan kopi. Sehingga petani tidak lagi dikuasai oleh pengusaha maupun orang tertentu yang menguntungkan segelintir orang saja.
Sementara itu, CEO Of ITFC Eng. Hani Salem Sonbol memaparkan, ITFC merupakan anggota dari Kslamic Development Bank (IsDB) Group dan memiliki tujuan untuk memajukan perdagangan diantara negara-negara anggota OKI. Sehingga pada akhirnya dapat berkontribusi pada tujuan secara menyeluruh dalam meningkatkan kondisi sosial ekonomi masyarakat.
ITFC memfokuskan kegiatannya pada pembiayaan dan juga pengembangan, salah satu di implemintasikan melalui program pengembangan ekspor kopi, serangkaian kegiatan pelatihan yang diberikan kepada 300 petani kopi khususnya di Sumatera Utara, guna meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi kopi.
Selesai acara , Hani Slem Sonbol memberikan piagam penghargaan kepada penggiat petani kopi sebanyak 10 orang dari Karo dan Dairi. Kemudian acara dilanjutkan dengan penandatangan perjanjian oleh ITFC dengan tiga eksportir kopi dan koperasi kopi Indonesia yakni Boemi Coffee, Arvis Sanada Sanni dan Ujang Jaya Internasional dengan menyerahkan dana dengan nilai total USD 6 juta.
Acara ini juga dihadiri Kasdi Subagyoni selaku Direktur Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian RI, Aditya Perdana selaku utusan khusus Presiden untuk timur tengah.(deo/han)