26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Pijat Pereda Demam Anak

DEMI KESEHATAN: Terapis memijat Alvaro Erlander Augesta ketika anak itu mempunyai tanda-tanda demam. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos
DEMI KESEHATAN: Terapis memijat Alvaro Erlander Augesta ketika anak itu mempunyai tanda-tanda demam. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

SUMUTPOS.CO- MUSIM penghujan telah datang. Bagi anak yang kekebalan tubuhnya kurang, mereka tidak jarang menggigil demam. Meredakannya bisa menggunakan obat, bisa juga dengan pijat.

Salah satunya adalah pediatric cool the cough, teknik pemijatan untuk bayi hingga balita. Menurut Gia Muchida, branch manager Mom N Jo Surabaya, pijat itu bermanfaat untuk meredakan batuk dan flu. ’’Bisa juga untuk melancarkan dahak,’’ kata Gia.

Proses pemijatannya bermacam-macam. Ada pijat di punggung, gerakan mencakar-cakar, pijat di leher, turun ke tulang punggung, kemudian dikompres dengan air hangat. Durasinya berkisar 40 menit. Hasilnya tentu tidak bisa langsung dirasakan. ’’Pijatnya perlu berkala. Sebaiknya dua minggu tiga kali,’’ ungkap Gia.

Memang tidak mudah memijat anak-anak. Gia menyatakan, ketika anak merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang lain yang menyentuh, yang mereka butuhkan adalah hiburan pengalih perhatian. Karena itu, ketika dipijat, ada mainan atau tontonan film animasi.

’’Bersinggungan dengan anak harus telaten. Jika dipaksa, mood mereka bisadown. Bisa juga mereka trauma tidak mau dipijat lagi,’’ tuturnya.

Untuk maintaince, ketika di rumah atau beraktivitas di luar rumah, anak bisa diberi aromaterapi. Minyaknya ditaruh di saputangan, lalu dihirup. Ketika ada di rumah, sediakan aromaterapi di tungku pemanas. ’’Agar aman dihirup, bahan-bahan aromaterapi harus herbal,’’ ujar Gia.

Pijat itu pun diminati Alvaro Erlander Augesta. Karena susah minum obat, sang ibu, Dayu Mayasari, memilih memijatkan anaknya yang berusia 2 tahun tersebut.

Dia menuturkan, pijat itu dilakukan berkala ketika anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda demam. ’’Kalau anak mulai hangat, saya langsung inisiatif memijatkan Alvaro,’’ ujar Maya, sapaannya.

Dia bercerita, awalnya anak keduanya itu tidak suka pijat serta susah minum obat. Karena ketika pijat selalu dibawakan mainan kesukaannya, Alvaro jadi tidak terganggu. ’’Usaha saya membawa mainan selalu ampuh untuk Alvaro,’’ ungkapnya. (cik/c15/dos)

DEMI KESEHATAN: Terapis memijat Alvaro Erlander Augesta ketika anak itu mempunyai tanda-tanda demam. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos
DEMI KESEHATAN: Terapis memijat Alvaro Erlander Augesta ketika anak itu mempunyai tanda-tanda demam. Foto: Angger Bondan/Jawa Pos

SUMUTPOS.CO- MUSIM penghujan telah datang. Bagi anak yang kekebalan tubuhnya kurang, mereka tidak jarang menggigil demam. Meredakannya bisa menggunakan obat, bisa juga dengan pijat.

Salah satunya adalah pediatric cool the cough, teknik pemijatan untuk bayi hingga balita. Menurut Gia Muchida, branch manager Mom N Jo Surabaya, pijat itu bermanfaat untuk meredakan batuk dan flu. ’’Bisa juga untuk melancarkan dahak,’’ kata Gia.

Proses pemijatannya bermacam-macam. Ada pijat di punggung, gerakan mencakar-cakar, pijat di leher, turun ke tulang punggung, kemudian dikompres dengan air hangat. Durasinya berkisar 40 menit. Hasilnya tentu tidak bisa langsung dirasakan. ’’Pijatnya perlu berkala. Sebaiknya dua minggu tiga kali,’’ ungkap Gia.

Memang tidak mudah memijat anak-anak. Gia menyatakan, ketika anak merasa tidak nyaman dengan kehadiran orang lain yang menyentuh, yang mereka butuhkan adalah hiburan pengalih perhatian. Karena itu, ketika dipijat, ada mainan atau tontonan film animasi.

’’Bersinggungan dengan anak harus telaten. Jika dipaksa, mood mereka bisadown. Bisa juga mereka trauma tidak mau dipijat lagi,’’ tuturnya.

Untuk maintaince, ketika di rumah atau beraktivitas di luar rumah, anak bisa diberi aromaterapi. Minyaknya ditaruh di saputangan, lalu dihirup. Ketika ada di rumah, sediakan aromaterapi di tungku pemanas. ’’Agar aman dihirup, bahan-bahan aromaterapi harus herbal,’’ ujar Gia.

Pijat itu pun diminati Alvaro Erlander Augesta. Karena susah minum obat, sang ibu, Dayu Mayasari, memilih memijatkan anaknya yang berusia 2 tahun tersebut.

Dia menuturkan, pijat itu dilakukan berkala ketika anaknya mulai menunjukkan tanda-tanda demam. ’’Kalau anak mulai hangat, saya langsung inisiatif memijatkan Alvaro,’’ ujar Maya, sapaannya.

Dia bercerita, awalnya anak keduanya itu tidak suka pijat serta susah minum obat. Karena ketika pijat selalu dibawakan mainan kesukaannya, Alvaro jadi tidak terganggu. ’’Usaha saya membawa mainan selalu ampuh untuk Alvaro,’’ ungkapnya. (cik/c15/dos)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/