SUMUTPOS.CO- Qiu Yuanyuan mampu melewati perayaan 100 hari bayi, sebuah tradisi turun temurun di Tiongkok. Tapi justru di hari ke-100 setelah melahirkan itulah, Qiu Yuanyuan meninggal setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya. Dia meninggal pada Rabu (10/12) malam setalah acara selesai.
Ibu berusia 26 tahun itu mengembuskan nafas terakhir dengan dikelilingi keluarga besar, kecuali suaminya.
Sang suami yang juga bekerja sebagai jurnalis di stasiun televisi yang dengan dengan Qiu, dalam perjalanan pulang ketika Qiu meninggal. ”Yuanyuan telah meninggal, dan satu hal yang harus saya lakukan sekarang adalah merawat bayi kami dan keluarga besar dia,” kata Zhang Qixuan dalam pernyataannya.
”Saya berharap teman-teman mendoakan dia dan anak kami. Selalu tersenyum, seperti yang Yuanyuan lakukan selama hidupnya,” imbuh Zhang Qixuan. Jenazah Qiu Yuanyuan pun disemayamkan di persemayaman di Zhengzhou, Provinsi Henan hingga Jumat (12/12) dan dimakamkan pada hari yang sama.
Semua kerabat menangis di samping peti mati. Keteladanan Qiu Yuanyuan benar-benar menyentuh hati mereka. Tak hanya kerabat, kabar kematian Qiu Yuanyuan langsung tersebar ke seluruh negeri melalui media sosial Sina Weibo. Tak kurang dari 10 ribu orang membaca dalam satu hari, tak lama setelah dirilis, Jumat (12/12) lalu. (bbs/ade/nyata/awa/jpnn)
SUMUTPOS.CO- Qiu Yuanyuan mampu melewati perayaan 100 hari bayi, sebuah tradisi turun temurun di Tiongkok. Tapi justru di hari ke-100 setelah melahirkan itulah, Qiu Yuanyuan meninggal setelah berjuang melawan kanker yang dideritanya. Dia meninggal pada Rabu (10/12) malam setalah acara selesai.
Ibu berusia 26 tahun itu mengembuskan nafas terakhir dengan dikelilingi keluarga besar, kecuali suaminya.
Sang suami yang juga bekerja sebagai jurnalis di stasiun televisi yang dengan dengan Qiu, dalam perjalanan pulang ketika Qiu meninggal. ”Yuanyuan telah meninggal, dan satu hal yang harus saya lakukan sekarang adalah merawat bayi kami dan keluarga besar dia,” kata Zhang Qixuan dalam pernyataannya.
”Saya berharap teman-teman mendoakan dia dan anak kami. Selalu tersenyum, seperti yang Yuanyuan lakukan selama hidupnya,” imbuh Zhang Qixuan. Jenazah Qiu Yuanyuan pun disemayamkan di persemayaman di Zhengzhou, Provinsi Henan hingga Jumat (12/12) dan dimakamkan pada hari yang sama.
Semua kerabat menangis di samping peti mati. Keteladanan Qiu Yuanyuan benar-benar menyentuh hati mereka. Tak hanya kerabat, kabar kematian Qiu Yuanyuan langsung tersebar ke seluruh negeri melalui media sosial Sina Weibo. Tak kurang dari 10 ribu orang membaca dalam satu hari, tak lama setelah dirilis, Jumat (12/12) lalu. (bbs/ade/nyata/awa/jpnn)