25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Video Pelajar Histeris jadi Viral

.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Widia Sri mengunggah tiga video yang berbeda. Para siswa sempat bermohon agar guru-guru mereka itu bisa kembali lagi mengajar.

Didinding facebooknya mendapat respon yang cukup banyak dari pemilik akun lain. Selain ikut mengomentari sebagai pemilik akun facebook juga ada yang membagikannya. Adapun caption yang ditulis pada tiga video yang ia unggah seperti berikut.”7 tahun dibangun dengan susah payah dan 6 bulan berakhir dengan tangisan”. Terlalu banyak pengorbanan dan pengabdian mereka untuk kami. Tidak ada yg bisa menggantikan posisi mereka!!!!

Kemudian isi dinding facebooknya, Gimana nasib adik² kelasku tanpa kalian guru² terbaikku aku tau gimana susahnya mengahadapi UNBK,UJIKOM yg udah tinggal menghitung bulan. Siapa yg akan membimbing mereka??? Apakah ada yg rela pulang malam demi anak muridnya dan menunggu sampai bisa tanpa kalian pikirkan kalian pulang jam berapa yg kalian tau kami bisa. Apakah ada??? I do not think so, A good educator is like a candle that burns itself to light the path of someone else.

Pengamatan Sumut Pos ke SMKN 1 Galang, Kamis (17/1) pagi terlihat suasana aktivitas belajar mengajar sudah berjalan seperti biasanya. Bahkan Kepala SMKN 1 Galang, Tiopan Saragih yang dikonfirmasi membenarkan ada 10 orang guru yang mengundurkan diri dari sekolah. Disebut 10 guru tersebut berstatus sebagai Guru Tidak Tetap atau sering disebut tenaga honorer, para guru mengundurkan diri tanpa ada paksaan siapapun.

“Mereka mengundurkan diri bukan dipecat. Ada ini surat pengunduran dirinya sama saya. Awalnya mereka hanya mengundurkan diri dari jabatan, tapi kemudian mereka mengundurkan diri sebagai pengajar dan tidak lagi bersedia bekerja di sini lagi. Sempat saya tanya kenapa, tapi mereka bilang mereka tidak bisa lagi mengikuti sistem yang saya buat. Kalau sama saya di sini kalau terlambat saya suruh pulang,” kata Tiopan yang baru enam bulan menjabat.

Menurutnya, selama ini para pengajar dan siswa seluruhnya wajib untuk datang tepat waktu pukul 07.15 WIB. Ia tidak pernah membeda-bedakan peraturan untuk guru yang berstatus PNS ataupun yang honorer. Ia mengaku wajib untuk menegakkan disiplin karena dirinyalah yang menjadi pimpinan.

“Yang PNS pun kalau terlambat ya saya suruh pulang juga. Ya memang kemarin seperti itu (siswa menangis-nangis) tapi sekarang sudah tidak ada masalah lagi. Sudah selesai. Saya kecewa lihat mereka yang mengundurkan diri itu kenapa mereka memprovokasi anak-anak ini. Inikan generasi penerus,” kata Tiopan.

Wartawan sempat menghubungi satu di antara guru yang mengundurkan diri. Walaupun sudah tidak lagi mengajar di tempat itu ia meminta agar namanya tidak untuk dituliskan. Katanya, ia mengundurkan diri karena mengikuti jejak rekannya yang lain lantaran dirinya juga merasa memang sudah tidak nyaman lagi bekerja di sekolah itu. Namun saat ditanyai apa yang membuatnya tidak nyaman ia tidak dapat menjabarkannya.

“Susah bilangnya. Bukan karena disuruh masuk pukul 07.15 WIB. Kalau masalah itu kami tidak mempersoalkannya karena kami juga pengajar. Sudah tidak nyaman lagi, lebih baik saya mundur. Kalau gaji kami di situ dibayar Rp40.000 perjam,” katanya. (btr/han)

.

GALANG, SUMUTPOS.CO – Widia Sri mengunggah tiga video yang berbeda. Para siswa sempat bermohon agar guru-guru mereka itu bisa kembali lagi mengajar.

Didinding facebooknya mendapat respon yang cukup banyak dari pemilik akun lain. Selain ikut mengomentari sebagai pemilik akun facebook juga ada yang membagikannya. Adapun caption yang ditulis pada tiga video yang ia unggah seperti berikut.”7 tahun dibangun dengan susah payah dan 6 bulan berakhir dengan tangisan”. Terlalu banyak pengorbanan dan pengabdian mereka untuk kami. Tidak ada yg bisa menggantikan posisi mereka!!!!

Kemudian isi dinding facebooknya, Gimana nasib adik² kelasku tanpa kalian guru² terbaikku aku tau gimana susahnya mengahadapi UNBK,UJIKOM yg udah tinggal menghitung bulan. Siapa yg akan membimbing mereka??? Apakah ada yg rela pulang malam demi anak muridnya dan menunggu sampai bisa tanpa kalian pikirkan kalian pulang jam berapa yg kalian tau kami bisa. Apakah ada??? I do not think so, A good educator is like a candle that burns itself to light the path of someone else.

Pengamatan Sumut Pos ke SMKN 1 Galang, Kamis (17/1) pagi terlihat suasana aktivitas belajar mengajar sudah berjalan seperti biasanya. Bahkan Kepala SMKN 1 Galang, Tiopan Saragih yang dikonfirmasi membenarkan ada 10 orang guru yang mengundurkan diri dari sekolah. Disebut 10 guru tersebut berstatus sebagai Guru Tidak Tetap atau sering disebut tenaga honorer, para guru mengundurkan diri tanpa ada paksaan siapapun.

“Mereka mengundurkan diri bukan dipecat. Ada ini surat pengunduran dirinya sama saya. Awalnya mereka hanya mengundurkan diri dari jabatan, tapi kemudian mereka mengundurkan diri sebagai pengajar dan tidak lagi bersedia bekerja di sini lagi. Sempat saya tanya kenapa, tapi mereka bilang mereka tidak bisa lagi mengikuti sistem yang saya buat. Kalau sama saya di sini kalau terlambat saya suruh pulang,” kata Tiopan yang baru enam bulan menjabat.

Menurutnya, selama ini para pengajar dan siswa seluruhnya wajib untuk datang tepat waktu pukul 07.15 WIB. Ia tidak pernah membeda-bedakan peraturan untuk guru yang berstatus PNS ataupun yang honorer. Ia mengaku wajib untuk menegakkan disiplin karena dirinyalah yang menjadi pimpinan.

“Yang PNS pun kalau terlambat ya saya suruh pulang juga. Ya memang kemarin seperti itu (siswa menangis-nangis) tapi sekarang sudah tidak ada masalah lagi. Sudah selesai. Saya kecewa lihat mereka yang mengundurkan diri itu kenapa mereka memprovokasi anak-anak ini. Inikan generasi penerus,” kata Tiopan.

Wartawan sempat menghubungi satu di antara guru yang mengundurkan diri. Walaupun sudah tidak lagi mengajar di tempat itu ia meminta agar namanya tidak untuk dituliskan. Katanya, ia mengundurkan diri karena mengikuti jejak rekannya yang lain lantaran dirinya juga merasa memang sudah tidak nyaman lagi bekerja di sekolah itu. Namun saat ditanyai apa yang membuatnya tidak nyaman ia tidak dapat menjabarkannya.

“Susah bilangnya. Bukan karena disuruh masuk pukul 07.15 WIB. Kalau masalah itu kami tidak mempersoalkannya karena kami juga pengajar. Sudah tidak nyaman lagi, lebih baik saya mundur. Kalau gaji kami di situ dibayar Rp40.000 perjam,” katanya. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/