26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

180 KK Masih Terisolir

KARO- Sehari pasca rubuhnya Jembatan  Sungai Lau Jandi, akibat banjir kiriman  dari Kabupaten Dairi, Rabu (26/3), akses transportasi jalur darat antara Desa Jandi dengan daerah lain masih  terputus.
Sesuai keterangan warga setempat, hingga kemarin sore, belum terlihat adanya tanda-tanda perbaikan oleh Dinas PU. “Sampai hari ini belum ada kelihatan rencana pembangunan jembatan. Baik itu jembatan  darurat,” ujar Pinem kepada wartawan koran ini, melalui telepon selularnya, Kamis (17/3) siang.

Menurut  ayah  dua anak ini, jika dalam waktu dekat Pemda Karo tidak segera mengambil langkah atau inisiatif, maka dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi kehidupan sosial penduduk Desa Jandi yang duhuni sekitar 180 kepala keluarga (KK) itu.

“Pasokan sandang pangan pasti akan terganggu. Serta bagaimana pula kami membawa hasil pertanian ke pasar. Walau berada di Kecamatan Juhar, tetapi biasanya kami bertransaksi pasar ke Tiga Binanga, Kecamatan Tiga Binanga. Jalan-jembatan yang roboh itu, merupakan akses transportasi tunggal, yang layak  digunakan dengan kenderaan,” paparnya.
Diakuinya, memang selain via jembatan yang rubuh, masih ada jalan alternatif yang dapat dipergunakan oleh warga.  Namun  jalan antara Desa Jandi yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Juhar tidak layak dilintasi, kerena merupakan jalan perladangan. Dan jika hujan hanya dapat dilalui kenderaan gardang dua.
“Kami berharap pemerintah dapat secepatnya memberikan solusi atas masalah yang kami hadapi. Jika tidak, perekonomian terganggu,” katanya.(wan)

KARO- Sehari pasca rubuhnya Jembatan  Sungai Lau Jandi, akibat banjir kiriman  dari Kabupaten Dairi, Rabu (26/3), akses transportasi jalur darat antara Desa Jandi dengan daerah lain masih  terputus.
Sesuai keterangan warga setempat, hingga kemarin sore, belum terlihat adanya tanda-tanda perbaikan oleh Dinas PU. “Sampai hari ini belum ada kelihatan rencana pembangunan jembatan. Baik itu jembatan  darurat,” ujar Pinem kepada wartawan koran ini, melalui telepon selularnya, Kamis (17/3) siang.

Menurut  ayah  dua anak ini, jika dalam waktu dekat Pemda Karo tidak segera mengambil langkah atau inisiatif, maka dikhawatirkan akan membawa dampak buruk bagi kehidupan sosial penduduk Desa Jandi yang duhuni sekitar 180 kepala keluarga (KK) itu.

“Pasokan sandang pangan pasti akan terganggu. Serta bagaimana pula kami membawa hasil pertanian ke pasar. Walau berada di Kecamatan Juhar, tetapi biasanya kami bertransaksi pasar ke Tiga Binanga, Kecamatan Tiga Binanga. Jalan-jembatan yang roboh itu, merupakan akses transportasi tunggal, yang layak  digunakan dengan kenderaan,” paparnya.
Diakuinya, memang selain via jembatan yang rubuh, masih ada jalan alternatif yang dapat dipergunakan oleh warga.  Namun  jalan antara Desa Jandi yang menghubungkan ibu kota Kecamatan Juhar tidak layak dilintasi, kerena merupakan jalan perladangan. Dan jika hujan hanya dapat dilalui kenderaan gardang dua.
“Kami berharap pemerintah dapat secepatnya memberikan solusi atas masalah yang kami hadapi. Jika tidak, perekonomian terganggu,” katanya.(wan)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/