25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

TP PKK Dairi Bina Desa Juma Siulok Tingkatkan Produksi Tape

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi, menjadikan Desa Juma Siulok, Kecamatan Siempat Nempu salah satu desa binaan untuk membina para pengrajin tape sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga (UP2K).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Aryanto Tinambunan melalui Kepala Bidang Komunikasi Informasi Publik, Iswan Togatorop, Senin (18/4/2022).

Iswan menerangkan, penetapan menjadi desa binaan dilakukan Ketua TP PKK, Ny Romy Mariani Simarmata di kantor kepala desa Jumasiulok, Senin (18/4).

Ini salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, terhadap pengrajin tape di Desa Jumasiulok, kata Iswan.

Pemilihan desa binaan, didasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya karena produk tape darindesa ini sudah dikenal masyarakat luas sejak lama.

Lanjut Iswan, dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Dairi, Ny.Romy Mariani Simarmata menyampaikan, pemilihan Desa Juma Siulok sebagai desa binaan PKK untuk UP2K sesuai surat keputusan Bupati Dairi.

Selain itu, kata Romy, Juma Siulok sebagai desa penghasil tape dalam pemasarannya sering mempekerjakan anak dibawah umur. Secara peraturan, tidak diperbolehkan.

“Hasil survey dilapangan, pemasaran produk tape dari Juma Siulok mempekerjakan anak dibawah umur. Pada hal, itu tidak diperbolehkan Negara,” kata Romy

Romy mengatakan, dari produksi tape dilakukan warga disini, sudah mampu menopang ekonomi para pengrajin tape untuk kehidupan keluarga mereka. Namun supaya produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, perlu dilakukan modifikasi dan diversifikasi produk, katanya.

Misalnya, tape dari Juma Siulok dimodifikasi dan diversifikasi seperti tape yang ada di Bondowoso, Jawa Timur. Untuk memaksimalkan produksi tape, perlu dibentuk kelompok usaha untuk mengelola produksi tape agar bisa berproduksi lebih banyak.

Romy mengajak pengrajin supaya membentuk kelompok UP2K. Nanti, produksi dan pemasaran akan dibantu organisasi perangkat daerah (OPD).
Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Sabar Pasaribu menyampaikan, ada permasalahan dalam diversifikasi tape menjadi produk olahan baru.

Hal itu disebabkan tape dari Juma Siulok memiliki tekstur lebih lembek ketimbang tape atau dikenal dengan peuyeum di Jawa Barat.

“Namun kita akan coba carikan jalan keluar agar produk tape ini bisa dimodifikasi menjadi produk pangan olahan baru disamping memikirkan cara dan strategi pemasarannya,” ucap Sabar.

Kepala Desa Juma Siulok, Edu Oppusunggu menyambut baik pembinaan terhadap pengrajin tape di desanya. Kades mengakui, jika dalam pemasaranya/menjual tape, masih melibatkan anak dibawah umur, kondisi ekonomi memaksa demikian, ujarnya.

Kades menyebut, dari 294 kepala keluarga (KK) penduduk desa Juma Siulok, sebanyak 23 KK berprofesi sebagai pengrajin tape.

Hadir Kadis Pemdes, Bahagia Ginting, Camat Siempat Nempu, Marhaban Kudadiri dan lainya.(rud).

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Tim Penggerak PKK Kabupaten Dairi, menjadikan Desa Juma Siulok, Kecamatan Siempat Nempu salah satu desa binaan untuk membina para pengrajin tape sebagai upaya peningkatan pendapatan keluarga (UP2K).

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika, Aryanto Tinambunan melalui Kepala Bidang Komunikasi Informasi Publik, Iswan Togatorop, Senin (18/4/2022).

Iswan menerangkan, penetapan menjadi desa binaan dilakukan Ketua TP PKK, Ny Romy Mariani Simarmata di kantor kepala desa Jumasiulok, Senin (18/4).

Ini salah satu perhatian Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, terhadap pengrajin tape di Desa Jumasiulok, kata Iswan.

Pemilihan desa binaan, didasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya karena produk tape darindesa ini sudah dikenal masyarakat luas sejak lama.

Lanjut Iswan, dalam kesempatan itu, Ketua TP PKK Kabupaten Dairi, Ny.Romy Mariani Simarmata menyampaikan, pemilihan Desa Juma Siulok sebagai desa binaan PKK untuk UP2K sesuai surat keputusan Bupati Dairi.

Selain itu, kata Romy, Juma Siulok sebagai desa penghasil tape dalam pemasarannya sering mempekerjakan anak dibawah umur. Secara peraturan, tidak diperbolehkan.

“Hasil survey dilapangan, pemasaran produk tape dari Juma Siulok mempekerjakan anak dibawah umur. Pada hal, itu tidak diperbolehkan Negara,” kata Romy

Romy mengatakan, dari produksi tape dilakukan warga disini, sudah mampu menopang ekonomi para pengrajin tape untuk kehidupan keluarga mereka. Namun supaya produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi, perlu dilakukan modifikasi dan diversifikasi produk, katanya.

Misalnya, tape dari Juma Siulok dimodifikasi dan diversifikasi seperti tape yang ada di Bondowoso, Jawa Timur. Untuk memaksimalkan produksi tape, perlu dibentuk kelompok usaha untuk mengelola produksi tape agar bisa berproduksi lebih banyak.

Romy mengajak pengrajin supaya membentuk kelompok UP2K. Nanti, produksi dan pemasaran akan dibantu organisasi perangkat daerah (OPD).
Sekretaris Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Sabar Pasaribu menyampaikan, ada permasalahan dalam diversifikasi tape menjadi produk olahan baru.

Hal itu disebabkan tape dari Juma Siulok memiliki tekstur lebih lembek ketimbang tape atau dikenal dengan peuyeum di Jawa Barat.

“Namun kita akan coba carikan jalan keluar agar produk tape ini bisa dimodifikasi menjadi produk pangan olahan baru disamping memikirkan cara dan strategi pemasarannya,” ucap Sabar.

Kepala Desa Juma Siulok, Edu Oppusunggu menyambut baik pembinaan terhadap pengrajin tape di desanya. Kades mengakui, jika dalam pemasaranya/menjual tape, masih melibatkan anak dibawah umur, kondisi ekonomi memaksa demikian, ujarnya.

Kades menyebut, dari 294 kepala keluarga (KK) penduduk desa Juma Siulok, sebanyak 23 KK berprofesi sebagai pengrajin tape.

Hadir Kadis Pemdes, Bahagia Ginting, Camat Siempat Nempu, Marhaban Kudadiri dan lainya.(rud).

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/