Sungai Bingai dan Sembahe Meluap
BINJAI-Sungai Bingai (SB) tepatnya di Pantai Pai, Dusun 2 Tanjung Putri, Desa Namu Ukur Utara, Langkat, meluap, Selasa (17/5) sekitar pukul 14.30 WIB. Akibatnya, empat orang hilang diterjang air bah. Keempat korban masing-masing Abdon Nugroho Silaban (24), Nova br Siringoringo (26), Tito Sitinjak (10) dan Randa Sitinjak (7), semuanya warga Dusun 2, Desa Pagar Jati, Kecamatan Lubuk Pakam.
Keterangan saksi mata, Saleh Ginting (50), saat kejadian dia sedang berada di hulu sungai. Tiba-tiba, katanya, dia melihat air naik dan langsung turun ke hilir guna memberitahukan kepada pengunjung yag sedang asyik mandi-mandi. “Naik…naik…naik.., air sungai meluap. Cepat…cepat..,” ujar Ginting.
Namun, keempat korban yang saat itu berada di tengah sungai terlambat naik sehingga air menenggelamkan keempatnya. “Begitu saya imbau sambil berteriak, korban sudah dengar dan bergerak ke pinggir. Tetapi, korban mencoba mengangkat dua anak keciln
Begitu korban memeluk anak kecil air keburu sampai dan menyapu semuanya dan langsung tak terlihat lagi,” ungkap Saleh Ginting. Menurutnya, air yang datang dari hulu sudah bercampur lumpur bersama tumpukan sampahn
“Air sungai memang acap kali mendadak naik jika di hulu hujan deras,” katanya.
Rosen Purba (50), warga Padang Bulan Medan, mengaku melihat korban hanyut. “Iya, saya sempat lari untuk menyelamatkan korban tapi tak sempat keburu air datang,” paparnya.
Setelah kejadian itu, sambungnya, warga setempat dan para pengunjung berhamburan ke darat. “Bagaimana mau menolong korban, melihat airnya saja para pengunjung sudah takut,” ucapnya.
Warga kemudian melaporkan kejadian itu Polsek Sei Bingai. Polisi turun yang turun ke lokasi tak bisa berbuat apa-apa, karena air Sungai Bingai terlihat masih deras dan hitam. Warga dan polisi hanya mencari dari pinggiran sungai. Selain itu, warga lainnya terus mencari di hilir sungai tepatnya di Pantai SB, Binjai Selatan dan di Perumahan Berngam, Kecamatan Binjai Kota.
Pencarian para korban yang dilakukan polisi maupun masyarakat sekitar, sejauh ini belum membuahkan hasil. Air yang masih deras menyebabkan upaya tersebut terkendala. Upaya pencarian juga dihentikan dan rencananya akan dilanjutkan esok karena sudah malam.
“Selain arus air masih deras, cuaca juga sudah gelap,” kata Kapolsek Sei Bingai, AKP M Sihombing kepada wartawan di lokasi kejadian.
Sementara itu, pengunjung pemandian alam di Sembahe, Desa Sembahe, Kecamatan Sibolangit juga mendadak heboh. Pasalnya, debit air Sungai Betimus (Sembahe) mendadak naik setinggi 2 meter, Selasa (17/5) sekitar pukul 02.00 WIB. Padahal, di sekitar lokasi tidak ada hujan. Bukan itu saja, air sungai yang mengalir hingga ke Sungai Deli yang awalnya jernih berubah menjadi keruh, kemudian arus deras membawa sampah-sampah kecil hingga menenggelamkan benteng sungai yang terbuat dari coran semen.
“Ini lain dari biasanya, banjirnya sangat tinggi. Biasanya kalau hujan mengguyur hanya terjadi banjir kecil. Namun ini sangat luar biasa. Banjir yang tinggi disertai dengan sampah-sampah kecil, ” ujar pemilik warung di pinggiran sungai.
Dijelaskan, meluapnya Sungai Betimus karena curah hujan di gunung tinggi, sehingga, air yang meluap mengakibatkan banjir di bawah. “Ini dikarenakan banjir di atas gunung, makanya seperti ini,” kata pengelola pondok di lokasi objek wisata yang terkenal di Sumatera Utara itu.
“ Tidak ada korban jiwa, di sini sudah biasa banjir. Tapi yang bikin heboh karena banjirnya tiba-tiba,” ujar penjaga pintu masuk Pemandian Alam Sembahe.
Pantauan wartawan koran ini, pengunjung di beberapa lokasi pemandian di sekitar aliran Sungai Betimus, terpaksa membatalkan niat untuk mandi-mandi di sungai. Padahal, pengunjung cukup ramai karena bertepatan hari libur nasional. “Batallah bang mandi-mandi. Padahal sudah direncanakan dengan matang bersama rombongan,” cetus Yuni (25), warga Langkat.
Sorang pengunjung, Yudi (35), warga Medan, mengatakan, mereka diberitahukan penyewa pondok untuk tidak mandi-mandi, karena ada banjir kiriman. “Kita diberitahu sama penjaga pondok jangan mandi-mandi dulu, karena ada banjir kiriman. Ini bagus juga untuk keselamatan,” kata Yudi.
Kanit Reskrim Pancur Batu AKP Faidir membantah ada korban jiwa. “Anggota sudah ada yang ngepam (bertugas, red) di lokasi pemandian tersebut. Namun, berdasarkan laporan anggota tidak ada korban jiwa,” beber Faidir. (dan/mag-1/adl/mag-8)
—
Korban Pengantin Baru
Dua korban yang hilang Abdon Nugroho Silaban (24) dan Nova br Ringo-ringo (26), ternyata pengantin baru dan baru sepekan yang lalu menikah. Hal itu dibenarkan oleh tulang korban, P Sianturi.
“Saya tidak peduli mau berapa saja uang keluar, yang penting kemanakan saya segara ditemukan,”ujar P Sianturi dengan nada panik.
P Sianturi juga mengatakan, kemanakannya itu berangkat dari Lubuk Pakam rombongan menggunakan mobil Isuzu Phanter. Mereka ingin menghabiskan waktu libur dengan mandi-mandi. “Kami tak sangka bisa jadi seperti ini,”ungkapnya.
P Sianturi berharap, jenazah kemanakannya dapat segera ditemukan. “Kalau sudah begini mau bilang apa lagi. Tinggal harapan sajalah, semoga dapat ditemukan dan dapat dibawa pulang,” harap P Sianturi. (dan/mag-1)
—
Data Korban Sungai Bingai16 Maret 2010
- Daniel Sihombing, mahasiswa Unimed asal Desa Porongil Sidikalang
- 11 September 2010
Hasan (25), warga Desa Kebun Balok, Kecamatan Wampu, Langkat - 16 September 2010
Diki (16) dan Hidayat (18), warga Mandala Medan - 1 Mei 2011
Iqbal (14), warga Perumahan BTN, Kecamatan Binjai Utara. - 2 Mei 2011
Aswati (26), warga asal Desa Wawar Lorong RT 03/04, Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. - 17 Mei 2011
Abdon Nugroho Silaban (24)
Nova Br Ringo-ringo (26)
Tito Sitinjak (10)
Randa Sitinjak (7)
Keempatnya warga Dusun 2, Desa Pagar Jati, Lubuk Pakam