Kemeriahan HUT ke-141 Kota Binjai terlihat dengan besarnya animo masyarakat mengikuti rangkaian kegiatan demi kegiatan yang diadakan Pemko Binjai merayakan hari jadi Kota Rambutan, Jumat (17/5).
Dari perayaan HUT Kota Binjai kali ini, ada nuansa berbeda daritahun-tahun sebelumnya yang dibuat panitia. Adalah lokasi perayaan HUT Kota Binjai yang sebelumnya selalu dipusatkan di Lapangan MerdekaBinjai, tapikali ini dipindahkan ke kawasan Sungai Bingai atau tepatnya di lahan eks GOR lama di Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Binjai Kota.
Wali Kota Binjai HM Idaham menjelaskan, dipindahkannya pusat perayaan HUT Kota Binjai ke GOR lama, bertujuan untuk memperkenalkan kepada masyarakat bahwa nantinya tempat ini menjadi pusat jajanan (food court) yang sangat strategis dengan latar belakang Sungai Bingai yang memberikan suasana sejuk dan bersih.
Apalagi, sebutnya, pembangunan kios-kios di lahan eks GOR lama sudah hampir rampung dikerjakan, sehingga penempatan lokasi perayaan HUT Kota Binjai ini sekaligus menjadi promosi atau sosialisasi bagi masyarakat agar melihat langsung kondisi eks GOR lama ini, “Karena nantinya lokasi ini bakal dijadikan tempat pedagang kaki lima berjualan setelah dilakukan pemindahan dari Lapangan Merdeka Binjai,” ungkap dia.
Dalam perayaan itu juga, tak ketinggalan panganan khas Binjai berupa ikan lele yang dimasak dengan berbagai macam menu dan disuguhkan kepada seluruh masyarakat Kota Binjai yang hadir.
“Makan ikan lele merupakan ajakan pada masyarakat gemar memakan ikan lele sekaligus memberikan dampak positif bagi masyarakat, dan bagi petani peternak lele akan mendapat penghasilan lebih dari penjualan ikan lele ini nantinya,” sebut Idaham.
Pada pesta rakyat kali ini, sambungnya, sebanyak 3 ton ikan lele dihidangkan pada masyarakat luas dengan berbagai jenis olahan yang dihasilkan dari kolam air bersih balai benih ikan air tawar Dinas Pertanian dan Perternakan Binjai.
Selain merayakan HUT ke-141 Kota Binjai , pesta makan ikan lele ini juga merupakan sarana silaturahim bagi masyarakat Binjai dari berbagai suku dan agama sehingga hal ini menjadi suatu kearifan lokal yang pada gilirannya memberikan dampak kebersamaan dalam keberagaman.(ndi)
