31 C
Medan
Wednesday, July 3, 2024

Kakek 70 Tahun Terkapar Ditikam

Ratusan Warga Namu Tembis Bentrok

BINJAI- Ratusan warga Namu Tembis, Kecamatan Binjai Selatan, saling baku hantam, Jumat (17/6) sekitar pukul 18.00 WIB. Akibat bentrokan itu, Bagai Ginting (70), terkapar bersimbah darah setelah mendapat tikaman dari warga lainnya.

Bentrok antar warga itu, belum diketahui apa penyebabnya. Untungnya, nyawa kakek lima anak ini, dapat segara diselamatkan warga, dengan membawanya ke Rumah Sakit Artha Medica, Jalan Samanhudi, Kecamatan Binjai Kota.
Menurut Timo Tius Sembiring (30) warga Namu tembis kepada Sumut Pos mengatakan, peristiwa itu dipicu persoalan keluarga.

Dijelaskan Timi Tius, sebelum kejadian, sepupunya bernama Leo, menerima SMS dari salah seorang warga Namu Temis, berisi “Ise sila ikut perang kalak tembis, bunuh sa, bolang mu terpaksa ikut”.
“Siapa orang Tembis yang nggak ikut perang, orang Tembis yang akan membunuh, kakek mu juga terpaksa ikut,” kata Timi mengartikan pesan singkat yang diterima sepupunya itu.

Lebih jauh dijelaskan Timo, sebelum mendapat SMS itu, persoalan ini disebabkan ayahnya mengurus lahan eks HGU PTPN 2 yang sudah ditanami keluarga mereka. Namun, warga Namu Tembis, banyak yang tidak terima dan memaksa mereka pergi dari kampung itu. “Inilah mungkin persoalan awal terjadinya bentrok,” ujarnya.

Terkait korban penikaman, Timi mengatakan, korban merupakan orang yang pertama kali menyerang keluarganya untuk dibunuh. “Ayah saya mau dibunuh korban. Tapi korban ditikam warga yang ingin menolong orangtua saya. Siapa yang menikam, saya juga tidak tahu. Warga Tembis juga banyak yang ingin membunuh keluarga saya dengan tombak, arit dan parang,” kata Timo.

Terpisah, Bagai Ginting saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Artha Medica mengatakan, bentrok itu terjadi disebabkan persoalan lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang.
“Ini sebenarnya gara-gara lahan PTPN 2 itu. Saya juga tidak tahu pasti, kenapa saya jadi sasaran. Lagian, saya tidak ada andil dalam lahan PTPN 2 itu,” terang Bagai.

Menurut Ucok Ginting, warga Namu Tembis saat ditemui di RS Artha Medica menjelaskan, kejadian ini sudah mulai memanas sejak pukul 14.30 WIB. Tapi baru terjadi pukul 18.00 WIB.

“Siang menjelang sore itu, kami didatangi sejumlah pemuda dari kampung sebelah. Saat itu, mereka mengancam warga kampung kami dengan senjata tajam yang mereka bawa,” ungkapnya.

Selain itu, kata Ucok, pengancam itu disebabkan warga Namu Tembis tidak pernah ikut menggarap lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang. Sehingga, sekelompok pemuda ini marah dan melakukan penyerangan. “Mereka marah karena kami tidak pernah ikut menggarap lahan eks HGU PTPN 2 itu,” pungkasnya.

Kapolsek Binjai selatan AKP Kamaluddin, saat dikonfirmasi mengatakan, ada sekitar 4 orang warga Tembis membuat laporan ke Polres Binjai. “Kita belum ada mengamankan pelaku. Kita tunggu saja hasil keterangan saksi yang membuat laporan. Mudah-mudahan, saksi mengenali siapa yang melakukan penikaman itu. Sejauh ini, kita masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Masih Ucok, ketika sekelompok pemuda tadi menyerang kampungnya, mereka pontang-panting melarikan diri. “Ngeri kalilah bang. Mereka datang membawa parang panjang. Alahasil, bapak (Bagai, Red) ini yang jadi korban,” tandasnya.

Kapolsek Binjai selatan AKP Kamaluddin, saat dikonfirmasi mengatakan, ada sekitar 4 orang warga Tembis membuat laporan ke Polres Binjai.

“Kita belum ada mengamankan pelaku. Kita tunggu saja hasil keterangan saksi yang membuat laporan. Mudah-mudahan, saksi mengenali siapa yang melakukan penikaman itu. Sejauh ini, kita masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.(dan)

Ratusan Warga Namu Tembis Bentrok

BINJAI- Ratusan warga Namu Tembis, Kecamatan Binjai Selatan, saling baku hantam, Jumat (17/6) sekitar pukul 18.00 WIB. Akibat bentrokan itu, Bagai Ginting (70), terkapar bersimbah darah setelah mendapat tikaman dari warga lainnya.

Bentrok antar warga itu, belum diketahui apa penyebabnya. Untungnya, nyawa kakek lima anak ini, dapat segara diselamatkan warga, dengan membawanya ke Rumah Sakit Artha Medica, Jalan Samanhudi, Kecamatan Binjai Kota.
Menurut Timo Tius Sembiring (30) warga Namu tembis kepada Sumut Pos mengatakan, peristiwa itu dipicu persoalan keluarga.

Dijelaskan Timi Tius, sebelum kejadian, sepupunya bernama Leo, menerima SMS dari salah seorang warga Namu Temis, berisi “Ise sila ikut perang kalak tembis, bunuh sa, bolang mu terpaksa ikut”.
“Siapa orang Tembis yang nggak ikut perang, orang Tembis yang akan membunuh, kakek mu juga terpaksa ikut,” kata Timi mengartikan pesan singkat yang diterima sepupunya itu.

Lebih jauh dijelaskan Timo, sebelum mendapat SMS itu, persoalan ini disebabkan ayahnya mengurus lahan eks HGU PTPN 2 yang sudah ditanami keluarga mereka. Namun, warga Namu Tembis, banyak yang tidak terima dan memaksa mereka pergi dari kampung itu. “Inilah mungkin persoalan awal terjadinya bentrok,” ujarnya.

Terkait korban penikaman, Timi mengatakan, korban merupakan orang yang pertama kali menyerang keluarganya untuk dibunuh. “Ayah saya mau dibunuh korban. Tapi korban ditikam warga yang ingin menolong orangtua saya. Siapa yang menikam, saya juga tidak tahu. Warga Tembis juga banyak yang ingin membunuh keluarga saya dengan tombak, arit dan parang,” kata Timo.

Terpisah, Bagai Ginting saat dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit (RS) Artha Medica mengatakan, bentrok itu terjadi disebabkan persoalan lahan eks Hak Guna Usaha (HGU) PTPN 2 Sei Semayang.
“Ini sebenarnya gara-gara lahan PTPN 2 itu. Saya juga tidak tahu pasti, kenapa saya jadi sasaran. Lagian, saya tidak ada andil dalam lahan PTPN 2 itu,” terang Bagai.

Menurut Ucok Ginting, warga Namu Tembis saat ditemui di RS Artha Medica menjelaskan, kejadian ini sudah mulai memanas sejak pukul 14.30 WIB. Tapi baru terjadi pukul 18.00 WIB.

“Siang menjelang sore itu, kami didatangi sejumlah pemuda dari kampung sebelah. Saat itu, mereka mengancam warga kampung kami dengan senjata tajam yang mereka bawa,” ungkapnya.

Selain itu, kata Ucok, pengancam itu disebabkan warga Namu Tembis tidak pernah ikut menggarap lahan eks HGU PTPN 2 Sei Semayang. Sehingga, sekelompok pemuda ini marah dan melakukan penyerangan. “Mereka marah karena kami tidak pernah ikut menggarap lahan eks HGU PTPN 2 itu,” pungkasnya.

Kapolsek Binjai selatan AKP Kamaluddin, saat dikonfirmasi mengatakan, ada sekitar 4 orang warga Tembis membuat laporan ke Polres Binjai. “Kita belum ada mengamankan pelaku. Kita tunggu saja hasil keterangan saksi yang membuat laporan. Mudah-mudahan, saksi mengenali siapa yang melakukan penikaman itu. Sejauh ini, kita masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.

Masih Ucok, ketika sekelompok pemuda tadi menyerang kampungnya, mereka pontang-panting melarikan diri. “Ngeri kalilah bang. Mereka datang membawa parang panjang. Alahasil, bapak (Bagai, Red) ini yang jadi korban,” tandasnya.

Kapolsek Binjai selatan AKP Kamaluddin, saat dikonfirmasi mengatakan, ada sekitar 4 orang warga Tembis membuat laporan ke Polres Binjai.

“Kita belum ada mengamankan pelaku. Kita tunggu saja hasil keterangan saksi yang membuat laporan. Mudah-mudahan, saksi mengenali siapa yang melakukan penikaman itu. Sejauh ini, kita masih melakukan penyelidikan,” ungkapnya.(dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/