30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pupuk Bersubsidi Langka di Dairi, Petani Diimbau Tunda Bercocok Tanam

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Sulitnya mendapat pupuk bersubsidi, membuat para petani di Kabupaten Dairi, resah karena sudah memasuki masa tanam. Kelangkaan pupuk bersubsidi itupun dibenarkan oleh Kadis Pertanian melalui Plt Humas Pemkab Dairi, Palti Pandiangan.

Dalam siaran persnya, kelangkaan pupuk bersubsisi tersebut terjadi akibat adanya pengurangan kuota dari rencana depenitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang diajukan Pemkab Dairi.

Disebutkan, kuota pupuk bersubsidi telah habis per 2 September 2019. Pun demikian, lanjut Palti, Pemkab Dairi telah mengajukan surat penambahan alokasi pupuk bersubsidi tersebut kepada Kementerian Pertanian dan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.

”Pemerintah mengajak petani untuk bersabar, dan meminta petani menunda penanaman mengganti sampai tambahan alokasi pupuk disetujui,”ujarnya.

Imbauan penundaan bercocok tanam tersebut dari Pemkab Dairi tersebut, mendapat kecaman dari para petani. Bonitra Sinulingga, salah satu petani jagung di Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, mengaku saran yang disampaikan oleh Pemkab Dairi tersebut merupakan solusi konyol dan tak masuk diakal. “Itu sama saja menyuruh petani supaya tidak makan alias mati,”ujar Bonitra kesal.

Menurut Bonitra, Kecamatan Tanah Pinem penghasil jagung terbesar untuk Kabupaten Dairi, di samping Kecamatan Tigalingga dan Gunung Sitember. (mag-10/han)

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Sulitnya mendapat pupuk bersubsidi, membuat para petani di Kabupaten Dairi, resah karena sudah memasuki masa tanam. Kelangkaan pupuk bersubsidi itupun dibenarkan oleh Kadis Pertanian melalui Plt Humas Pemkab Dairi, Palti Pandiangan.

Dalam siaran persnya, kelangkaan pupuk bersubsisi tersebut terjadi akibat adanya pengurangan kuota dari rencana depenitif kebutuhan kelompok (RDKK) yang diajukan Pemkab Dairi.

Disebutkan, kuota pupuk bersubsidi telah habis per 2 September 2019. Pun demikian, lanjut Palti, Pemkab Dairi telah mengajukan surat penambahan alokasi pupuk bersubsidi tersebut kepada Kementerian Pertanian dan Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi.

”Pemerintah mengajak petani untuk bersabar, dan meminta petani menunda penanaman mengganti sampai tambahan alokasi pupuk disetujui,”ujarnya.

Imbauan penundaan bercocok tanam tersebut dari Pemkab Dairi tersebut, mendapat kecaman dari para petani. Bonitra Sinulingga, salah satu petani jagung di Kecamatan Tanah Pinem, Kabupaten Dairi, mengaku saran yang disampaikan oleh Pemkab Dairi tersebut merupakan solusi konyol dan tak masuk diakal. “Itu sama saja menyuruh petani supaya tidak makan alias mati,”ujar Bonitra kesal.

Menurut Bonitra, Kecamatan Tanah Pinem penghasil jagung terbesar untuk Kabupaten Dairi, di samping Kecamatan Tigalingga dan Gunung Sitember. (mag-10/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/