24 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Calon Ketua Umum MUI Periode 2020 – 2025: KH Miftachul Akhyar Diunggulkan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X pada 25-28 November 2020 di Hotel Sultan Jakarta. Salah satu agenda dalam Munas tersebut adalah memilih kepengurusan baru MUI periode 2020-2025.

KH Miftachul Akhyar.
KH Miftachul Akhyar.

Di antaranya memilih Ketua Umum MUI yang sebelumnya diemban Wakil Presiden Maruf Amin. Maruf Amin sebelumnya terpilih menjadi ketua umum MUI pada Munas IX 2015 di Surabaya.

Setelah terpilih mendampingi Presiden Jokowi, jabatan Ketua Umum MUI pun menjadi nonaktif. Ada beberapa nama yang menjadi kandidat Ketua Umum MUI untuk 5 tahun ke depan yang diajukan melalui formatur.

Nama-nama tersebut berasal dari internal MUI sendiri maupun ormas, seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satu kandidat yang diunggulkan adalah KH Miftachul Akhyar. Dia merupakan ulama dan Rais ‘Aam PBNU periode 2018-2020.

Kiai Miftah sebagai Rais Aam PBNU menggantikan Ma’ruf Amin yang saat itu mencalonkan diri sebagai Wapres di Pilpres 2019. Selain Rais Aam PBNU, pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953 ini merupakan Pengasuh di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU (PW LTNNU) Jawa Timur Ahmad Karomi mengatakan, Miftachul Akhyar pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Surabaya 2000-2005. Lalu Rais Syuriah PWNU Jatim 2007-2013, 2013-2018, dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020. Selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.

Miftachul Akhyar pernah nyantri di Pondok Tambak Beras, pondok Sidogiri, Pondok Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti majelis taklim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

“KH Miftachul Akhyar adalah sosok yang tepat untuk memimpin MUI, karena telah memiliki beberapa kriteria yaitu, merupakan tokoh ulama yang sangat disegani, memiliki keahlian yang tinggi di bidang fiqih, mudah bergaul dengan semua kalangan, dan peka terhadap problematika keumatan,” kata Karomi.

Rekam jejak KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU adalah sosok yang mampu menjaga kondusifitas dinamika masyarakat agar tidak sampai keliru memahami fatwa dan memanfaatkannya hanya untuk golongan tertentu saja.

Selain memiliki kriteria dan keahlian tersebut, nama KH Miftachul Akhyar juga sangat disegani oleh para Kiai senior Nahdlatul Ulama (NU). Mereka mengusulkan KH. Miftachul Akhyar sebagai pengganti KH. Ma’ruf Amin. (rel/bbs/ila)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Majelis Ulama Indonesia (MUI) akan menggelar Musyawarah Nasional (Munas) X pada 25-28 November 2020 di Hotel Sultan Jakarta. Salah satu agenda dalam Munas tersebut adalah memilih kepengurusan baru MUI periode 2020-2025.

KH Miftachul Akhyar.
KH Miftachul Akhyar.

Di antaranya memilih Ketua Umum MUI yang sebelumnya diemban Wakil Presiden Maruf Amin. Maruf Amin sebelumnya terpilih menjadi ketua umum MUI pada Munas IX 2015 di Surabaya.

Setelah terpilih mendampingi Presiden Jokowi, jabatan Ketua Umum MUI pun menjadi nonaktif. Ada beberapa nama yang menjadi kandidat Ketua Umum MUI untuk 5 tahun ke depan yang diajukan melalui formatur.

Nama-nama tersebut berasal dari internal MUI sendiri maupun ormas, seperti Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Salah satu kandidat yang diunggulkan adalah KH Miftachul Akhyar. Dia merupakan ulama dan Rais ‘Aam PBNU periode 2018-2020.

Kiai Miftah sebagai Rais Aam PBNU menggantikan Ma’ruf Amin yang saat itu mencalonkan diri sebagai Wapres di Pilpres 2019. Selain Rais Aam PBNU, pria kelahiran Surabaya, 1 Januari 1953 ini merupakan Pengasuh di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya.

Pimpinan Wilayah Lembaga Ta’lif wan Nasyr NU (PW LTNNU) Jawa Timur Ahmad Karomi mengatakan, Miftachul Akhyar pernah menjabat sebagai Rais Syuriah PCNU Surabaya 2000-2005. Lalu Rais Syuriah PWNU Jatim 2007-2013, 2013-2018, dan Wakil Rais Aam PBNU 2015-2020. Selanjutnya didaulat sebagai Pj. Rais Aam PBNU 2018-2020.

Miftachul Akhyar pernah nyantri di Pondok Tambak Beras, pondok Sidogiri, Pondok Lasem Jawa Tengah, dan mengikuti majelis taklim Sayyid Muhammad bin Alawi Al-Makki Al- Maliki di Malang, tepatnya ketika Sayyid Muhammad masih mengajar di Indonesia.

“KH Miftachul Akhyar adalah sosok yang tepat untuk memimpin MUI, karena telah memiliki beberapa kriteria yaitu, merupakan tokoh ulama yang sangat disegani, memiliki keahlian yang tinggi di bidang fiqih, mudah bergaul dengan semua kalangan, dan peka terhadap problematika keumatan,” kata Karomi.

Rekam jejak KH Miftachul Akhyar sebagai Rais Aam PBNU adalah sosok yang mampu menjaga kondusifitas dinamika masyarakat agar tidak sampai keliru memahami fatwa dan memanfaatkannya hanya untuk golongan tertentu saja.

Selain memiliki kriteria dan keahlian tersebut, nama KH Miftachul Akhyar juga sangat disegani oleh para Kiai senior Nahdlatul Ulama (NU). Mereka mengusulkan KH. Miftachul Akhyar sebagai pengganti KH. Ma’ruf Amin. (rel/bbs/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/