30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Ibu Hamil Tewas Mengenaskan

Leher, Perut, dan Tangan Disayat

SIANTAR- Siti Nurcahaya Siagian (36) tewas mengenaskan dengan luka sayat pada leher, perut dan tangan. Bahkan usus wanita yang sedang hamil enam bulan ini terburai akibat tusukan benda tajam saat ditemukan di dapur rumahnya di Jalan Aman Kelurahan Siantar Timur, Rabu (18/4).

Peristiwa yang menggemparkan itu, diketahui justru pertama sekali oleh putri korban, Sinta (4) sekitar pukul 10.00 WIB.  Diketahui, ketika petugas dari Polres Pematangsiantar menggelar olah TKP sekitar pukul 11.00 WIB, Sinta dengan tenangnya digendong sang nenek, Kulkul (60) saat petugas mengintrogasinya. Keduanya melihat langsung jasad korban terkapar bersimbah darah di dapur hingga sontak membuat keduanya histeris seraya menjerit minta tolong.

Warga yang mendengar teriakan Kulkul, berkerumun di rumah duka meski rumah kontrakan korban cukup kecil.
Semula, warga menduga ibu beranak lima itu bunuh diri, karena Kulkul yang tak lain ibu kandung suami korban, Tukijo (37) menjerit seraya menyebut Siti yang kerab disebut mak Kiki itu sudah mati bunuh diri. Hanya hitungan menit, ratusan warga sudah memadati rumah korban hingga akhirnya petugas melakukan pengamanan.

Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap kalau ada seorang pria datang dan memberi Sinta uang jajan sebesar seribu rupiah. Selanjutnya membeli permen ke warung neneknya sendiri yang hanya berjarak 30 meter dari rumah. Sekembalinya, Sinta melihat pintu terkunci dari dalam meski beberapa kali memanggil korban dengan sebutan mama. Karena tak ada sahutan, Sinta kembali ke warung dan memberitahu Kulkul, kalau pintu rumah terkunci.

Pemberitahuan itu langsung direspon Kulkul dan bersama dengan Sinta berjalan menuju rumah kontrakan yang diketahui milik Andi Siagian (49). Setibanya di depan pintu, Kulkul sempat memanggil korban beberapa kali. Karena tak ada sahutan, meski sudah melihat ke kamar, selanjutnya menuju ruang dapur. Saat itulah, Kulkul yang sedang menggendong Sinta, menjerit ketika melihat menantunya sudah tergeletak bersimbah darah di lantai dapur. Keterangan Kulkul dan Sinta inipun dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar, AKP Azharuddin ketika dikonfirmasi di TKP.

Sekitar 10 meter dari pintu rumah kontrakan korban, petugas menemukan sarung pisau jenis parang sepanjang 40 Cm beserta saputangan warna merah kebiruan. Sedangkan pisaunya ditemukan di bagian kamar mandi, namun tidak ditemui bekas bercak darah. Begitupun, petugas tetap menjadikannya barang bukti untuk pengembangan penyelidikan. Bahkan kopi dalam gelas beralas tapak kaca didapati di ruang tamu di atas tikar yang sudah diminum seperempat gelas, juga disita sebagai barang bukti.

Sementara suami korban, Tukijo yang sebelumnya dicurigai sebagai pelaku diintrogasi petugas di kamar tidur.  Setelah lebih dua jam mengintrogasi, Tukijo akhirnya dibawa ke Mapolres Pematangsiantar guna pengembangan. Belakangan diketahui, dua pekan terakhir ada seseorang pria yang menggunakan sepedamotor metik kerab datang ke rumah korban di pagi hari.

Malah kedatangan pria yang sering berseragam hitam dibubuhi lambang satpam dibajunya itu, justru setelah Tukijo pergi bekerja. Hal itu dikuatkan Mak Jimmi (40) yang mengaku warga yang tak jauh dari lokasi pembunuhan itu. Karena menganggap itu adalah tamu korban, lantas tidak ada pikiran macam-macam tentang pemuda itu.

“Aku hanya berpikir kalau itu adalah urusan hutang-piutang,” ujarnya seraya memberitahu pernah menanyakan kepada pria itu, kalau bekerja di komplek apertemen elit Mega Land Jalan Sangnawaluh, Siantar Timur.

Sedangkan penuturan Sinta dikuatkan alibi Kulkul selaku neneknya, kalau pagi itu pemuda yang belakangan diketahui berinisial ES datang beberapa saat setelah ayahnya pergi bekerja menggunakan sepedamotor. Sebelum sampai di pintu rumah, kebetulan Sinta sedang bermain di halaman. Pria tinggi kurus sedikit berjenggot itu lantas memberinya uang untuk jajan. Sedikit senang, langsung berlari kecil kearah warung neneknya sendiri dan membeli permen.

Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar, AKP Azharuddin ketika dikonfirmasi mengaku modus pembunuhan belum bisa dipastikan secara jelas. Dugaan faktor ekonomi, perselisihan hingga perselingkuhan bisa saja menjadi penyebab pelaku membunuh korban. “Kita masih mengembangkan penyelidikan,” ujarnya seraya mengatakan ada empat saksi termasuk suami dan mertua korban serta putri korban dan salah seorang warga. (mag-5/smg)

Leher, Perut, dan Tangan Disayat

SIANTAR- Siti Nurcahaya Siagian (36) tewas mengenaskan dengan luka sayat pada leher, perut dan tangan. Bahkan usus wanita yang sedang hamil enam bulan ini terburai akibat tusukan benda tajam saat ditemukan di dapur rumahnya di Jalan Aman Kelurahan Siantar Timur, Rabu (18/4).

Peristiwa yang menggemparkan itu, diketahui justru pertama sekali oleh putri korban, Sinta (4) sekitar pukul 10.00 WIB.  Diketahui, ketika petugas dari Polres Pematangsiantar menggelar olah TKP sekitar pukul 11.00 WIB, Sinta dengan tenangnya digendong sang nenek, Kulkul (60) saat petugas mengintrogasinya. Keduanya melihat langsung jasad korban terkapar bersimbah darah di dapur hingga sontak membuat keduanya histeris seraya menjerit minta tolong.

Warga yang mendengar teriakan Kulkul, berkerumun di rumah duka meski rumah kontrakan korban cukup kecil.
Semula, warga menduga ibu beranak lima itu bunuh diri, karena Kulkul yang tak lain ibu kandung suami korban, Tukijo (37) menjerit seraya menyebut Siti yang kerab disebut mak Kiki itu sudah mati bunuh diri. Hanya hitungan menit, ratusan warga sudah memadati rumah korban hingga akhirnya petugas melakukan pengamanan.

Setelah dilakukan penyelidikan, terungkap kalau ada seorang pria datang dan memberi Sinta uang jajan sebesar seribu rupiah. Selanjutnya membeli permen ke warung neneknya sendiri yang hanya berjarak 30 meter dari rumah. Sekembalinya, Sinta melihat pintu terkunci dari dalam meski beberapa kali memanggil korban dengan sebutan mama. Karena tak ada sahutan, Sinta kembali ke warung dan memberitahu Kulkul, kalau pintu rumah terkunci.

Pemberitahuan itu langsung direspon Kulkul dan bersama dengan Sinta berjalan menuju rumah kontrakan yang diketahui milik Andi Siagian (49). Setibanya di depan pintu, Kulkul sempat memanggil korban beberapa kali. Karena tak ada sahutan, meski sudah melihat ke kamar, selanjutnya menuju ruang dapur. Saat itulah, Kulkul yang sedang menggendong Sinta, menjerit ketika melihat menantunya sudah tergeletak bersimbah darah di lantai dapur. Keterangan Kulkul dan Sinta inipun dibenarkan Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar, AKP Azharuddin ketika dikonfirmasi di TKP.

Sekitar 10 meter dari pintu rumah kontrakan korban, petugas menemukan sarung pisau jenis parang sepanjang 40 Cm beserta saputangan warna merah kebiruan. Sedangkan pisaunya ditemukan di bagian kamar mandi, namun tidak ditemui bekas bercak darah. Begitupun, petugas tetap menjadikannya barang bukti untuk pengembangan penyelidikan. Bahkan kopi dalam gelas beralas tapak kaca didapati di ruang tamu di atas tikar yang sudah diminum seperempat gelas, juga disita sebagai barang bukti.

Sementara suami korban, Tukijo yang sebelumnya dicurigai sebagai pelaku diintrogasi petugas di kamar tidur.  Setelah lebih dua jam mengintrogasi, Tukijo akhirnya dibawa ke Mapolres Pematangsiantar guna pengembangan. Belakangan diketahui, dua pekan terakhir ada seseorang pria yang menggunakan sepedamotor metik kerab datang ke rumah korban di pagi hari.

Malah kedatangan pria yang sering berseragam hitam dibubuhi lambang satpam dibajunya itu, justru setelah Tukijo pergi bekerja. Hal itu dikuatkan Mak Jimmi (40) yang mengaku warga yang tak jauh dari lokasi pembunuhan itu. Karena menganggap itu adalah tamu korban, lantas tidak ada pikiran macam-macam tentang pemuda itu.

“Aku hanya berpikir kalau itu adalah urusan hutang-piutang,” ujarnya seraya memberitahu pernah menanyakan kepada pria itu, kalau bekerja di komplek apertemen elit Mega Land Jalan Sangnawaluh, Siantar Timur.

Sedangkan penuturan Sinta dikuatkan alibi Kulkul selaku neneknya, kalau pagi itu pemuda yang belakangan diketahui berinisial ES datang beberapa saat setelah ayahnya pergi bekerja menggunakan sepedamotor. Sebelum sampai di pintu rumah, kebetulan Sinta sedang bermain di halaman. Pria tinggi kurus sedikit berjenggot itu lantas memberinya uang untuk jajan. Sedikit senang, langsung berlari kecil kearah warung neneknya sendiri dan membeli permen.

Kasat Reskrim Polres Pematangsiantar, AKP Azharuddin ketika dikonfirmasi mengaku modus pembunuhan belum bisa dipastikan secara jelas. Dugaan faktor ekonomi, perselisihan hingga perselingkuhan bisa saja menjadi penyebab pelaku membunuh korban. “Kita masih mengembangkan penyelidikan,” ujarnya seraya mengatakan ada empat saksi termasuk suami dan mertua korban serta putri korban dan salah seorang warga. (mag-5/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/