33 C
Medan
Friday, May 3, 2024

Nelayan Desa Kuala Lama Curhat soal Mahalnya Harga BBM ke M Nuh

SERDANGBEDAGAI, SUMUTPOS.CO- Para nelayan di Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin, Serdangbedagai, Sumatera Utara, mengeluhkan mahalnya harga bahan bakar minyak. Mereka berharap, pemerintah memberikan subsidi BBM khusus buat mereka.

“Kalau kami pergi melaut, terkadang hasil tangkapan ikan dapat banyak, terkadang dapat sedikit. Tetapi solar yang kami keluarkan, jumlahnya tetap sama. Kami sangat berharap adanya subsidi BBM dari pemerintah,” kata Abu Hasan, nelayan Desa Kuala Lama, Pantai Cermin, kepada anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Muhammad Nuh ketika menyambangi konstituennya, Minggu (19/11/2023).

Bukan hanya masalah BBM, para nelayan di sana juga mengeluhkan banyaknya nelayan dari luar daerah dengan peralatan yang terbilang canggih, mencari ikan di daerah mereka. Sehingga nelayan setempat yang dengan peralatan seadanya, kalah bersaing dalam menangkap ikan. “Kami berharap ada zonasi untuk melindungi nelayan Desa Kuala Lama,” pinta Rahmat, nelayan lainnya.

Bukan cuma itu, nelayan di Desa Kuala Lama juga mengeluhkan tentang lahan yang mereka tempati lebih dari 20 tahun lalu, ternyata sudah dikuasai oleh pengusaha dari luar. Bahkan, pengusaha tersebut sudah mendapat legalitas tanah yang disinyalir sudah sampai tahap sertifikat. “Padahal kami tidak pernah tahu akan adanya proses tersebut. Dan lebih parahnya lagi, kami dikenakan pajak atau pungutan usaha karena sudah dianggap menumpang di tanah yang sudah kami tempati lebih dari 20 tahun tersebut,” keluhnya.

Menanggapi curhatan konstituennya itu, Muhammad Nuh yang sekarang juga diamanahi sebagai Dewan Pertimbangan MUI Sumatera Utara berjanji akan menyampaikan keluhan nelayan yang ada di Desa Kuala lama ke Kementrian terkait. “Saya akan perjuangkan aspirasi kawan-kawan ke Pusat. Semoga mendapatkan hasil yang memuaskan,” pungkas Nuh. (adz)

SERDANGBEDAGAI, SUMUTPOS.CO- Para nelayan di Desa Kuala Lama, Kecamatan Pantai Cermin, Serdangbedagai, Sumatera Utara, mengeluhkan mahalnya harga bahan bakar minyak. Mereka berharap, pemerintah memberikan subsidi BBM khusus buat mereka.

“Kalau kami pergi melaut, terkadang hasil tangkapan ikan dapat banyak, terkadang dapat sedikit. Tetapi solar yang kami keluarkan, jumlahnya tetap sama. Kami sangat berharap adanya subsidi BBM dari pemerintah,” kata Abu Hasan, nelayan Desa Kuala Lama, Pantai Cermin, kepada anggota DPD RI asal Sumatera Utara, Muhammad Nuh ketika menyambangi konstituennya, Minggu (19/11/2023).

Bukan hanya masalah BBM, para nelayan di sana juga mengeluhkan banyaknya nelayan dari luar daerah dengan peralatan yang terbilang canggih, mencari ikan di daerah mereka. Sehingga nelayan setempat yang dengan peralatan seadanya, kalah bersaing dalam menangkap ikan. “Kami berharap ada zonasi untuk melindungi nelayan Desa Kuala Lama,” pinta Rahmat, nelayan lainnya.

Bukan cuma itu, nelayan di Desa Kuala Lama juga mengeluhkan tentang lahan yang mereka tempati lebih dari 20 tahun lalu, ternyata sudah dikuasai oleh pengusaha dari luar. Bahkan, pengusaha tersebut sudah mendapat legalitas tanah yang disinyalir sudah sampai tahap sertifikat. “Padahal kami tidak pernah tahu akan adanya proses tersebut. Dan lebih parahnya lagi, kami dikenakan pajak atau pungutan usaha karena sudah dianggap menumpang di tanah yang sudah kami tempati lebih dari 20 tahun tersebut,” keluhnya.

Menanggapi curhatan konstituennya itu, Muhammad Nuh yang sekarang juga diamanahi sebagai Dewan Pertimbangan MUI Sumatera Utara berjanji akan menyampaikan keluhan nelayan yang ada di Desa Kuala lama ke Kementrian terkait. “Saya akan perjuangkan aspirasi kawan-kawan ke Pusat. Semoga mendapatkan hasil yang memuaskan,” pungkas Nuh. (adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/