26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Madina Jadi Fokus Penurunan Stunting, Edy: Masih Banyak yang BAB di Sungai

MADINA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) tengah fokus untuk menurunkan angka stunting di Sumut. Satu daerah yang menjadi perhatian khusus, yakni Kabupaten Mandailingnatal (Madina), dengan angka stunting mencapai 47,7 persen.

Seperti diketahui, ada 12 kabupaten kota di Sumut dengan angka stunting mencapai 38 persen. Sementara, angka keseluruhan stunting di Sumut mencapai 25,8 persen.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjelaskan, khusus di Kabupaten Madina, angka stunting yang tinggi bukan karena balita kekurangan gizi. Tapi dipicu pola hidup tidak sehat.

“Stunting bukan hanya disebabkan itu (kekurangan gizi), tapi juga sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan juga dimasukkan dalam indikator penyebab stunting,” ungkap Edy, Minggu (19/6).

Lebih lanjut Edy menuturkan, buruknya sanitasi lingkungan disebabkan masih banyak masyarakat yang membuang sampah dan limbah sembarangan ke sungai.

“Dan satu lagi, masih banyak masyarakat yang buang air besar (BAB) di sungai. Khususnya Madina, kami sudah buatkan surat, agar membangun sarana MCK (mandi, cuci, kakus) untuk masyarakat di sana,” tuturnya.

Dia pun menargetkan, pola hidup sehat di Kabupaten Madina dapat dikembalikan seperti semula, dengan kehidupan yang sehat serta bersih lingkungannya.

“Kita akan kembalikan pola hidup sehat untuk masyarakat di sana (Madina). Dukungan anggaran tidak masalah. Mengedukasi pola hidup sehat, dan akan mulai memberi sanksi terkait hal-hal yang jadi indikator penyebab stunting,” pungkas Edy. (gus/saz)

MADINA, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) tengah fokus untuk menurunkan angka stunting di Sumut. Satu daerah yang menjadi perhatian khusus, yakni Kabupaten Mandailingnatal (Madina), dengan angka stunting mencapai 47,7 persen.

Seperti diketahui, ada 12 kabupaten kota di Sumut dengan angka stunting mencapai 38 persen. Sementara, angka keseluruhan stunting di Sumut mencapai 25,8 persen.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi menjelaskan, khusus di Kabupaten Madina, angka stunting yang tinggi bukan karena balita kekurangan gizi. Tapi dipicu pola hidup tidak sehat.

“Stunting bukan hanya disebabkan itu (kekurangan gizi), tapi juga sanitasi lingkungan. Sanitasi lingkungan juga dimasukkan dalam indikator penyebab stunting,” ungkap Edy, Minggu (19/6).

Lebih lanjut Edy menuturkan, buruknya sanitasi lingkungan disebabkan masih banyak masyarakat yang membuang sampah dan limbah sembarangan ke sungai.

“Dan satu lagi, masih banyak masyarakat yang buang air besar (BAB) di sungai. Khususnya Madina, kami sudah buatkan surat, agar membangun sarana MCK (mandi, cuci, kakus) untuk masyarakat di sana,” tuturnya.

Dia pun menargetkan, pola hidup sehat di Kabupaten Madina dapat dikembalikan seperti semula, dengan kehidupan yang sehat serta bersih lingkungannya.

“Kita akan kembalikan pola hidup sehat untuk masyarakat di sana (Madina). Dukungan anggaran tidak masalah. Mengedukasi pola hidup sehat, dan akan mulai memberi sanksi terkait hal-hal yang jadi indikator penyebab stunting,” pungkas Edy. (gus/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/