Site icon SumutPos

Wanita Pengusaha Tuak Tewas Terbakar di Warungnya

Foto: Ferry/Metro Siantar/SMG Jenazah Intan boru Ginting, wanita pengusaha warung tuak, dibawa ke RS. Ia tewas terpanggang, diduga sengaja dibakar.
Foto: Ferry/Metro Siantar/SMG
Jenazah Intan boru Ginting, wanita pengusaha warung tuak, dibawa ke RS. Ia tewas terpanggang, diduga sengaja dibakar.

SIANTAR, SUMUTPOS.CO – Tubuh Intan boru Ginting nyaris tak dapat dikenali lagi. Bahkan banyak bagian yang lenyap, seperti tangan dan kaki. Perempuan 45 tahun ini tewas mengenaskan, terbakar.

Pantauan METRO SIANTAR (grup Sumutpos.Co), Selasa (19/7) siang, mayat Intan dibawa ke Instalasi Jenazah RSUD Djasamen Saragih untuk diautopsi. Saat dikeluarkan dari mobil Ambulance, jenazah tersebut dibalut kain.

Kondisi tubuh Intan yang terpanggang diketahui telah menyerupai tengkorak setelah dibaringkan di ruang instalasi jenazah dan kain yang membalut tubuhnya dibuka.

Sulaiman, salah seorang kerabat Intan yang di temui di lokasi tersebut mengutarakan bahwa dia tidak mengetahui persis kapan peristiwa itu berlangsung.

Namun kemarin pagi, tepatnya sekira pukul 07.00 WIB, Sulaiman ada memperoleh informasi bahwa kediaman Intan yang dijadikan sebagai warung tuak di Nagori Bandar Tongah, Kecamatan Pematang Bandar, Simalungun terbakar.

“Aku nggak tau jam berapa kejadiannya tapi tadi pagi aku dapat kabar dari si Alim kalau rumah si Intan ini sudah terbakar. Kulihat lah kesana. Rupanya warungnya itu sudah rata dengan tanah. Si Intan itupun sudah kayak arang. Posisinya telungkup,” jelasnya.

Menurut Sulaiman, Intan sebenarnya orang Binjai. “Mulai bulan 1 itulah dia tinggal di warungnya itu. Dia ngontrak di warung itu. Si Alim yang punya warung itu. Anaknya ada 6, di Binjai semua. Tapi kalau suaminya sudah nggak ada lagi, nggak tau kemana. Kawan istriku nya si Intan ini, makanya aku kenal sama dia, ” imbuhnya.

Lebih lanjut warga Nagori Gondang Rejo, Kecamatan Pematang Bandar, Simalungun ini bercerita, bahwa pada malam sebelum kejadian itu, dirinya masih mengunjungi warung tuak milik Intan.

“Kalau siang kan dia buka warung kopi, kalau sore sampai malam baru jual tuak. Jam 12 tadi malam masih di warungnya aku. Nggak ada lagi orang di sana. Sudah mau tutuplah warungnya itu. Pas sudah ditutupnya, pulanglah aku. Mungkin kejadiannya ini dini hari,” lanjutnya.

Sulaiman menambahkan, bahwa ada sejumlah keanehan. “Ada kejanggalan di sini. Warungnya itu kayaknya dibakar, ada unsur kesengajaan,” katanya.

Salah satu kejanggalan yang ditemukan oleh Sulaiman yakni soal kabel listrik. “Kabel listrik ke rumah si Intan itu putus. Hanya itu satu-satunya kabel listrik di situ. Putusnya pun lain, seperti di egrek. Memang ada orang yang kucurigai,” tandasnya.

Ditanya apakah sebelumnya Intan pernah berselisih paham dengan orang yang datang ke warung pengusaha tuak itu, Sulaiman tidak mengamini. “Sebelumnya nggak pernah ada masalah, nggak pernah ada ribut-ribut. Termasuk orang baik juganya si Intan ini,” ucapnya.

Sulaiman pun mengaku sudah menghubungi keluarga Intan yang ada di kota Binjai. “Sudah kukasih taunya sama keluarganya. Sudah kuhubungi tadi,” pungkasnya.

Menanggapi tragedi terpanggangnya si pengusaha tuak tersebut, dr Reinhard Hutahaean, Kepala Forensik RSUD Djasamen Saragih menjelaskan, bahwa tewasnya Intan akibat mengalami luka bakar level tertinggi.

“Kematiannya level enam yang mengakibatkan tubuh menjadi seperti arang dan banyak bagian tubuh yang hilang seperti tangan dan kaki,” ungkapnya.

Saat disinggung terkait adanya faktor lain penyebab tewasnya Intan seperti kekerasan fisik, Reinhard enggan untuk memberikan komentar lebih lanjut. “Kalau masalah faktor lain, biarlah polisi yang menyelidiki itu. Sudah kita serahkan ke pihak kepolisian semua hasil autopsi,” ujarnya. (fes/yaa)

Exit mobile version