Proposal Pembangunan Bendungan tak Digubris Kantor BWSS II Medan
TEBINGTINGGI- Gerah karena proposal untuk pembangunan bendungan Bajayau Sei Padang tak diteruskan ke Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Wali Kota Tebingtinggi Ir Umar Zunaidi Hasibuan bersama Ketua DPRD Tebingtinggi Syarial Malik meluapkan kekecewaannya dengan mendatangi Kantor Kementrian Pekerjaan Umum Dektorat Jenderal Sumber Daya Air Balai Wilayah Sungai Sumatera (BWSS) II di Jalan AH Nasution, Medan, Rabu (19/9).
Kehadiran orang nomor satu di Pemko Tebingtinggi itu bersama Ketua DPRD Tebingtinggi, Wakil Ketua DPRD Chairil Mukmin Tambunan, H Amril Harahap dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Muhammad Nurdin. Pada saat itu, rombongan diterima langsung oleh Ir Junjungan Saragih selaku kepala Seksi Pelaksana, Ahmad Yani ST selaku PPK Sungai II dan Posma Samosir selaku Asisten Binlak PJSA Kantor Kementrian Pekerjaan Umum Dektorat Jendral Sumber Daya Air BWSS II.
Setelah diterima, Umar menyampaikan, pihak Kantor Kementrian Pekerjaan Umum Dektorat Jendral Sumber Daya Air BWSS II tidak fair karena tak mengusulkan berkas yang telah masuk pada tahun 2012 ke pihak Kemen PU.
“Saya sudah cek langsung di Kementrian PU, ternyata usulan Pemko Tebingtinggi terkait bendungan dam bergerak Bajayu tidak ada, usulan yang masuk hanyalah studi banding. Ini tidak fair, Kota Tebingtinggi rentan dengan banjir, kami berjanji kepada masyarakat Tebingtinggi untuk bisa mengatasi banjir yang menjadi masalah paling polemik saat ini,” katanya.
Dia membeberkan, Pemko Tebingtinggi sudah menyampaikan proposal untuk pembangunan bendungan dam bergerak Bajayu tentang pembangunan kontruksi dam bergerak Bajayu di Sungai Padang, tepatnya di Kelurahan Tanjung Marulak, Kota Tebingtinggi kepada BWSS II untuk diteruskan ke Kemen PU, karena rencana pembangunan itu masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP).
“Kami juga merasakan bila hujan deras sepertiga Kota Tebingtinggi bisa terendam, itu dikarenakan dam pengairan milik Pemkab Serdangbedagai untuk pertanian. Jadi kami sangat butuhkan ada pembangunan bendungan dam Bejayu,” ucapnya.
Tak hanya itu, Umar juga membeberkan, bukan ancaman banjir saja yang terjadi, tapi aktivitas perekonomian dan lalu-lintas jalan raya bisa terganggu.
Bahkan, apabila hujan di gunung deras, jalan alternative baik menuju Kisaran dan Pematang Siantar terancam. “Yah bisa saja jalan alternative Kisaran dan Pematang siantar putus total,” kata Umar kepada Sumut Pos. (mag-3)