29.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Diduga Kecapean, Risma Sempat Sempoyongan saat Tinjau Lokasi Longsor di Sibolangit

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini terlihat sempoyongan saat meninjau lokasi longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (19/11). Diduga, Risma kelelahan. Hal ini terjadi saat Risma meninjau longsor di lokasi kedua.

Awalnya, lepas subuh, Risma secara bertahap mendatangi tiga titik yang terdampak longsor, yaitu di Dusun 3 Tangguren, Dusun 1 di Desa Rumahkinangkung Sukapiring, dan Dusun 2 di Desa Buluh Awar. Saat hendak meninggalkan Dusun 2, Risma terlihat oyong dan dipapah para staf untuk berdiri.

Kepala Puskesmas Kecamatan Sibolangit dr Tomo Edy yang dihubungi wartawan membenarkan informasi tersebut. “Nggak (pingsan), kecapean saja dia tadi,” kata Kepala Puskesmas Bandar Baru, dr Tomo.

Tomo mengatakan, Risma kembali bangun dan melanjutkan aktivitasnya. “Aman kok. Tadi kami ke situ, ada dokter pribadinya langsung. Enggak boleh dipegang pun, langsung berdiri dia, masih jalan juga ke jembatan yang putus itu. Sanggup kok, aman, aman,” ujar Tomon

Tomo menduga, Risma kelelahan saat menyusuri lokasi. “Kecapean dia mungkin karena ke bawah sana, langsung ke sungai itu. Sudah satu jam pun, (sudah) berangkat ke Karo,” jelasnya lagi.

Santuni Ahli Waris

Sebelumnya, saat berada di titik longsor pertama di Dusun 3 Tangguren, Risma merekomendasikan agar dilakukan relokasi terhadap permukiman warga. “Melihat kondisi ini, dikhawatirkan bisa terjadi longsor susulan. Kalau itu terjadi, akses masyarakat bisa terputus. Ada tujuh dusun yang rawan putus akses. Solusinya kita siapkan tujuh lokasi bufferstock untuk cadangan makanan mereka,” kata Risma.

Kemudian saat mendatangi titik longsor kedua di Dusun 1, Desa Rumahkinangkung Sukapiring, Risma menyerahkan bantuan logistik serta santunan kepada ahli waris dari Rasmiken sebesar Rp15 juta. Adapun Rasmiken merupakan korban longsor di desanya. Risma juga memberikan santunan kepada korban luka atas nama Sama Ginting sebesar Rp5 juta. Total nilai santunan di Kabupaten Deliserdang sebesar Rp159 juta lebih. Risma kemudian sampai di titik ketiga yaitu di Dusun 2, Desa Buluh Awar. Di sini, longsor mengakibatkan jembatan terputus.

Ajak Warga Karo jadi Pengusaha

Setelah dari Deliserdang, Risma melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Karo untuk menyerahkan bantuan logistik serta santunan kepada ahli waris dan korban luka di kawasan relokasi korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Siosar, Kecamatan Merek. Di sana, Risma ‘membakar’ semangat dan minat warga Kabupaten Karo, khususnya eks pengungsi erupsi Gunung Sinabung untuk berwirausaha.

Jika ada kemauan, mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku, Kementerian Sosial yang dipimpinnya siap membantu dan menuntun warga hingga menjadi pengusaha sukses. “Asal mau, kita pasti bisa. Tuhan tidak akan mengubah nasib umatnya kalau umatnya tidak mau merubah diri sendiri. Ayo kita buktikan bersama,” ajak Risma menyemangati warga.

Dia juga mengajak warga untuk membangun kemandirian dan bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat bencana. Hal ini dikatakan saat menggelar sesi tanya jawab dengan keluarga korban erupsi Gunung Sinabung. Warga mengeluhkan kecilnya bantuan sosial dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan sembako, hingga Paket Keluarga Harapan (PKH).

Meski sangat bermanfaat, namun bagi warga bantuan itu tak mampu meningkatkan perekonomian mereka. Keluhan ini yang mendorong Risma mengajak warga mau merintis berbagai usaha rumah tangga. “Tujuan saya datang ke sini untuk menambah pendapatan masyarakat,” katanya.

Namun caranya bukan dengan mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah. “Jika kita hanya mengharapkan bantuan untuk keluar dari kesulitan ekonomi, itu tidak mungkin. Bantuan yang diberi pemerintah jumlahnya hanya sekitar Rp300 ribu. Ini juga tidak selamanya diberikan, dan mungkin bisa juga akan dihentikan,” tegasnya.

Untuk membuka pikiran warga, Risma menceritakan berbagai kisah keberhasilan masyarakat Surabaya dalam merintis usaha. “Ada yang merintis usaha hanya modal Rp20 ribu. Sekarang sudah berpenghasilan miliaran. Sekarang banyak juga dari warga Surabaya yang sukses dari hasil menanam sayur-mayur,”katanya.

Kemensos, kata Risma, siap membantu usaha yang ingin dirintis warga. Misalnya jika ada yang bisa menenun ulos, pihkanya bisa membantu pengadaan mesin jahit.

Pengadaan perpustakaan, koperasi dan lain sebagainya. “Ayo mulailah usahanya dari kecil. Manfaatkan potensi yang ada. Seperti beternak ayam dan lain sebagainya. Jangan takut masalah penjualan, biar kami yang urus. Sekarang kuncinya, kita mau apa tidak untuk memulai?” tanyanya.

Ke depan tambah Risma, pihaknya dan tim yang terdiri beberapa perguruan tinggi ternama akan menggodok usaha apa yang tepat dikembangkan bagi warga Siosar. Di Kabupaten Karo sendiri, Risma memberikan santunan kepada empat ahli waris korban meninggal dunia akibat longsor atas nama Agus Sumartono, Reza Damara, Rayhan, dan Riyan Piranda. Masing-masing menerima bantuan sebesar Rp15 juta. Kemudian santunan korban luka kepada satu korban luka sebesar Rp5 juta. Total nilai bantuan untuk Kabupaten Karo sebesar Rp353.113.849.

Selain itu, Kemensos juga menyalurkan bantuan berupa sembako, makanan anak, kids ware, selimut, tenda gulung, kasur, matras, dan tenda serbaguna. Dengan demikian total bantuan sebesar Rp513.081.567. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Anggota DPR RI, HM. Husni SE,MM

Anggota DPD RI, Dedy Iskandar Batubara, Ketua DPRD Karo, Iriani Tarigan, Bupati Karo Cory S Sebayang dan jajaran Forkopimda Kabupaten Karo. (kps/deo)

DELISERDANG, SUMUTPOS.CO – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini terlihat sempoyongan saat meninjau lokasi longsor di Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara (Sumut), Jumat (19/11). Diduga, Risma kelelahan. Hal ini terjadi saat Risma meninjau longsor di lokasi kedua.

Awalnya, lepas subuh, Risma secara bertahap mendatangi tiga titik yang terdampak longsor, yaitu di Dusun 3 Tangguren, Dusun 1 di Desa Rumahkinangkung Sukapiring, dan Dusun 2 di Desa Buluh Awar. Saat hendak meninggalkan Dusun 2, Risma terlihat oyong dan dipapah para staf untuk berdiri.

Kepala Puskesmas Kecamatan Sibolangit dr Tomo Edy yang dihubungi wartawan membenarkan informasi tersebut. “Nggak (pingsan), kecapean saja dia tadi,” kata Kepala Puskesmas Bandar Baru, dr Tomo.

Tomo mengatakan, Risma kembali bangun dan melanjutkan aktivitasnya. “Aman kok. Tadi kami ke situ, ada dokter pribadinya langsung. Enggak boleh dipegang pun, langsung berdiri dia, masih jalan juga ke jembatan yang putus itu. Sanggup kok, aman, aman,” ujar Tomon

Tomo menduga, Risma kelelahan saat menyusuri lokasi. “Kecapean dia mungkin karena ke bawah sana, langsung ke sungai itu. Sudah satu jam pun, (sudah) berangkat ke Karo,” jelasnya lagi.

Santuni Ahli Waris

Sebelumnya, saat berada di titik longsor pertama di Dusun 3 Tangguren, Risma merekomendasikan agar dilakukan relokasi terhadap permukiman warga. “Melihat kondisi ini, dikhawatirkan bisa terjadi longsor susulan. Kalau itu terjadi, akses masyarakat bisa terputus. Ada tujuh dusun yang rawan putus akses. Solusinya kita siapkan tujuh lokasi bufferstock untuk cadangan makanan mereka,” kata Risma.

Kemudian saat mendatangi titik longsor kedua di Dusun 1, Desa Rumahkinangkung Sukapiring, Risma menyerahkan bantuan logistik serta santunan kepada ahli waris dari Rasmiken sebesar Rp15 juta. Adapun Rasmiken merupakan korban longsor di desanya. Risma juga memberikan santunan kepada korban luka atas nama Sama Ginting sebesar Rp5 juta. Total nilai santunan di Kabupaten Deliserdang sebesar Rp159 juta lebih. Risma kemudian sampai di titik ketiga yaitu di Dusun 2, Desa Buluh Awar. Di sini, longsor mengakibatkan jembatan terputus.

Ajak Warga Karo jadi Pengusaha

Setelah dari Deliserdang, Risma melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Karo untuk menyerahkan bantuan logistik serta santunan kepada ahli waris dan korban luka di kawasan relokasi korban erupsi Gunung Sinabung di Desa Siosar, Kecamatan Merek. Di sana, Risma ‘membakar’ semangat dan minat warga Kabupaten Karo, khususnya eks pengungsi erupsi Gunung Sinabung untuk berwirausaha.

Jika ada kemauan, mantan Wali Kota Surabaya ini mengaku, Kementerian Sosial yang dipimpinnya siap membantu dan menuntun warga hingga menjadi pengusaha sukses. “Asal mau, kita pasti bisa. Tuhan tidak akan mengubah nasib umatnya kalau umatnya tidak mau merubah diri sendiri. Ayo kita buktikan bersama,” ajak Risma menyemangati warga.

Dia juga mengajak warga untuk membangun kemandirian dan bangkit dari keterpurukan ekonomi akibat bencana. Hal ini dikatakan saat menggelar sesi tanya jawab dengan keluarga korban erupsi Gunung Sinabung. Warga mengeluhkan kecilnya bantuan sosial dari pemerintah seperti Bantuan Langsung Tunai (BLT), bantuan sembako, hingga Paket Keluarga Harapan (PKH).

Meski sangat bermanfaat, namun bagi warga bantuan itu tak mampu meningkatkan perekonomian mereka. Keluhan ini yang mendorong Risma mengajak warga mau merintis berbagai usaha rumah tangga. “Tujuan saya datang ke sini untuk menambah pendapatan masyarakat,” katanya.

Namun caranya bukan dengan mengharapkan bantuan sosial dari pemerintah. “Jika kita hanya mengharapkan bantuan untuk keluar dari kesulitan ekonomi, itu tidak mungkin. Bantuan yang diberi pemerintah jumlahnya hanya sekitar Rp300 ribu. Ini juga tidak selamanya diberikan, dan mungkin bisa juga akan dihentikan,” tegasnya.

Untuk membuka pikiran warga, Risma menceritakan berbagai kisah keberhasilan masyarakat Surabaya dalam merintis usaha. “Ada yang merintis usaha hanya modal Rp20 ribu. Sekarang sudah berpenghasilan miliaran. Sekarang banyak juga dari warga Surabaya yang sukses dari hasil menanam sayur-mayur,”katanya.

Kemensos, kata Risma, siap membantu usaha yang ingin dirintis warga. Misalnya jika ada yang bisa menenun ulos, pihkanya bisa membantu pengadaan mesin jahit.

Pengadaan perpustakaan, koperasi dan lain sebagainya. “Ayo mulailah usahanya dari kecil. Manfaatkan potensi yang ada. Seperti beternak ayam dan lain sebagainya. Jangan takut masalah penjualan, biar kami yang urus. Sekarang kuncinya, kita mau apa tidak untuk memulai?” tanyanya.

Ke depan tambah Risma, pihaknya dan tim yang terdiri beberapa perguruan tinggi ternama akan menggodok usaha apa yang tepat dikembangkan bagi warga Siosar. Di Kabupaten Karo sendiri, Risma memberikan santunan kepada empat ahli waris korban meninggal dunia akibat longsor atas nama Agus Sumartono, Reza Damara, Rayhan, dan Riyan Piranda. Masing-masing menerima bantuan sebesar Rp15 juta. Kemudian santunan korban luka kepada satu korban luka sebesar Rp5 juta. Total nilai bantuan untuk Kabupaten Karo sebesar Rp353.113.849.

Selain itu, Kemensos juga menyalurkan bantuan berupa sembako, makanan anak, kids ware, selimut, tenda gulung, kasur, matras, dan tenda serbaguna. Dengan demikian total bantuan sebesar Rp513.081.567. Turut hadir dalam kunjungan tersebut, Anggota DPR RI, HM. Husni SE,MM

Anggota DPD RI, Dedy Iskandar Batubara, Ketua DPRD Karo, Iriani Tarigan, Bupati Karo Cory S Sebayang dan jajaran Forkopimda Kabupaten Karo. (kps/deo)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/