28 C
Medan
Thursday, July 4, 2024

Pengungsi Butuh Selimut dan Air Bersih

TEBING TINGGI- Pasca meluapnya Sungai Padang di Kota Tebing Tinggi, kini Sungai Bahilang yang membelah kota lemang itu juga meluap, Senin (19/12) dini hari sekira pukul 03.00 WIB. Sungai tersebut meluap akibat tak mampu menampung debit air yang datang dari hulu, tepatnya dari Kabupaten Simalungun. Sedangkan para pengungsi membutuhkan selimut dan air bersih.

Akibatnya, sekitar 1.800 Kepala Keluarga (KK) di dua kecamatan, seperti Kecamatan Tebing Tinggi Kota diantaranya Kelurahan Mandailing, Pasar Baru dan Bandar Utama banjir merendam sebanyak 900 KK. Sedangkan di Kecamatan Padang Hulu, ada tiga kelurahan terendam banjir, yaitu Kelurahan Tualang, Persiakan dan Bandarsono sebanyak 900 kk. Kedalaman air bervariasi mulai 50 sampai 100 cm.

Adapun daerah terparah terendam air dengan kedalaman 100 cm adalah Kelurahan Mandailing dan Kelurahan Persiakan. Akibat dalamnya air itu, warga mengungsi ke tenda-tenda yang telah disiapkan Tim Sar Tagana Kota Tebing Tinggi.

Ketua Tagana, Kaharuddin Nasution membeberkan pihaknya telah membagi beberapa anggotanya ditiga titik banjir terparah. Tim lebih fokus untuk mengutamakan keselamatan warga apabila air sungai tiba-tiba naik, sementara itu beberapa warga masih terlihat tinggal di rumahnya yang terendam banjir.

“Khusus bagi warga yang masih bertahan di dalam rumah, sebaiknya segera meninggalkan rumahnya dan mencari tempat pengungsian yang telah dipersiapkan,” katanya.

Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tebing Tinggi, Drs Hasanuddin Siregar mengatakan telah mendata rumah koban banjir , sementara pihaknya mengaku sudah memberikan bantuan kepada warga melalui pihak kelurahan berupa beras dan mie instant.
Seorang warga, Ani (43) warga Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Persiakan yang rumahnya terendam air sedalam 80 cm  berharap kebutuhan bahan pokok seperti air bersih, beras, selimut dan makanan ringan. Kebanyakan warga tidak bisa melaksanakan akitivitas. Kini warga hanya menunggu air bersih. (mag-3)

Hujan di Sumut Dipengaruhi Badai Washi

Medan- Musim hujan yang terjadi di Sumut bulan Desember 2011 ini mengakibatkan beberapa daerah mengalami longsor dan banjir. Tidak hanya itu, hujan kali ini dipengaruhi cuaca buruk dan badai. “Untuk seminggu kedepan diprediksi hujan mulai pagi sampai sore hari. Hujan yang terjadi kali ini dipengaruhi badai tropis “Washi” yang sudah memasuki perairan Laut Cina Selatan dan berdampak bagi semua wilayah di Sumut,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia Medan, Hartanto ST MM, Senin (19/12)  diruang kerjanya.

Lebih lanjut, ditambahkan Hartanto, hujan yang turun dari pagi hingga sore hari seperti Senin (19/12) saat ini juga berpengaruh untuk banjir. “Kepada warga Medan agar waspada dengan situasi seperti ini karena berpotensi banjir, terutama untuk wilayah Sei Mati yang menjadi langganan banjir kiriman dari pegunungan,” sebutnya.

Hartanto mengaku, hujan yang turun didaerah pegunungan juga berpengaruh untuk potensi tanha longsor karena adanya pengikisan tanah oleh curah hujan yang turun dengan potensi sedang dan besar itu. “Untuk warga di pegunungan agar tetap waspada saat turun hujan karena berpengaruh untuk longsor seperti yang terjadi baru-baru ini di Perbatasan Taput dan Tapsel,” ujarnya.

Ditegaskan Hartanto, untuk suhu sejauh ini masih aman dan tidak ada masalah. “Hujan turun dengan intensitas ringan hingga lebat dan merata turunnya terutama di wilayah Pantai Timur, Selat Malaka, Daerah Pegunungan dan Pantai Barat. Waspada akan hujan dari arah hulu sungai,” pungkasnya.

Hartanto menghimbau, agar warga Medan umumnya untuk lebih sering melakukan pembersihan terhadap daerahnya dan lingkungan sekitarnya. “Agar tidak terjadi banjir, marilah sama-sama menjaga agar selokan didaerah tempat kita tinggal tidak tersumbat supaya tidak banjir,” himbaunya.(jon)

TEBING TINGGI- Pasca meluapnya Sungai Padang di Kota Tebing Tinggi, kini Sungai Bahilang yang membelah kota lemang itu juga meluap, Senin (19/12) dini hari sekira pukul 03.00 WIB. Sungai tersebut meluap akibat tak mampu menampung debit air yang datang dari hulu, tepatnya dari Kabupaten Simalungun. Sedangkan para pengungsi membutuhkan selimut dan air bersih.

Akibatnya, sekitar 1.800 Kepala Keluarga (KK) di dua kecamatan, seperti Kecamatan Tebing Tinggi Kota diantaranya Kelurahan Mandailing, Pasar Baru dan Bandar Utama banjir merendam sebanyak 900 KK. Sedangkan di Kecamatan Padang Hulu, ada tiga kelurahan terendam banjir, yaitu Kelurahan Tualang, Persiakan dan Bandarsono sebanyak 900 kk. Kedalaman air bervariasi mulai 50 sampai 100 cm.

Adapun daerah terparah terendam air dengan kedalaman 100 cm adalah Kelurahan Mandailing dan Kelurahan Persiakan. Akibat dalamnya air itu, warga mengungsi ke tenda-tenda yang telah disiapkan Tim Sar Tagana Kota Tebing Tinggi.

Ketua Tagana, Kaharuddin Nasution membeberkan pihaknya telah membagi beberapa anggotanya ditiga titik banjir terparah. Tim lebih fokus untuk mengutamakan keselamatan warga apabila air sungai tiba-tiba naik, sementara itu beberapa warga masih terlihat tinggal di rumahnya yang terendam banjir.

“Khusus bagi warga yang masih bertahan di dalam rumah, sebaiknya segera meninggalkan rumahnya dan mencari tempat pengungsian yang telah dipersiapkan,” katanya.

Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Kota Tebing Tinggi, Drs Hasanuddin Siregar mengatakan telah mendata rumah koban banjir , sementara pihaknya mengaku sudah memberikan bantuan kepada warga melalui pihak kelurahan berupa beras dan mie instant.
Seorang warga, Ani (43) warga Jalan Pulau Sumatera, Kelurahan Persiakan yang rumahnya terendam air sedalam 80 cm  berharap kebutuhan bahan pokok seperti air bersih, beras, selimut dan makanan ringan. Kebanyakan warga tidak bisa melaksanakan akitivitas. Kini warga hanya menunggu air bersih. (mag-3)

Hujan di Sumut Dipengaruhi Badai Washi

Medan- Musim hujan yang terjadi di Sumut bulan Desember 2011 ini mengakibatkan beberapa daerah mengalami longsor dan banjir. Tidak hanya itu, hujan kali ini dipengaruhi cuaca buruk dan badai. “Untuk seminggu kedepan diprediksi hujan mulai pagi sampai sore hari. Hujan yang terjadi kali ini dipengaruhi badai tropis “Washi” yang sudah memasuki perairan Laut Cina Selatan dan berdampak bagi semua wilayah di Sumut,” kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Polonia Medan, Hartanto ST MM, Senin (19/12)  diruang kerjanya.

Lebih lanjut, ditambahkan Hartanto, hujan yang turun dari pagi hingga sore hari seperti Senin (19/12) saat ini juga berpengaruh untuk banjir. “Kepada warga Medan agar waspada dengan situasi seperti ini karena berpotensi banjir, terutama untuk wilayah Sei Mati yang menjadi langganan banjir kiriman dari pegunungan,” sebutnya.

Hartanto mengaku, hujan yang turun didaerah pegunungan juga berpengaruh untuk potensi tanha longsor karena adanya pengikisan tanah oleh curah hujan yang turun dengan potensi sedang dan besar itu. “Untuk warga di pegunungan agar tetap waspada saat turun hujan karena berpengaruh untuk longsor seperti yang terjadi baru-baru ini di Perbatasan Taput dan Tapsel,” ujarnya.

Ditegaskan Hartanto, untuk suhu sejauh ini masih aman dan tidak ada masalah. “Hujan turun dengan intensitas ringan hingga lebat dan merata turunnya terutama di wilayah Pantai Timur, Selat Malaka, Daerah Pegunungan dan Pantai Barat. Waspada akan hujan dari arah hulu sungai,” pungkasnya.

Hartanto menghimbau, agar warga Medan umumnya untuk lebih sering melakukan pembersihan terhadap daerahnya dan lingkungan sekitarnya. “Agar tidak terjadi banjir, marilah sama-sama menjaga agar selokan didaerah tempat kita tinggal tidak tersumbat supaya tidak banjir,” himbaunya.(jon)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/