SUMUTPOS.CO – Menjelang perayaan Tahun Baru Imlek 2023, harga beras terus melonjak naik dikarenakan stok di sejumlah pengilingan padi menipis. Dan diperkirakan harga beras bisa kembali normal hingga awal bulan Februari mendatang.
Berdasarkan data yang dikumpulkan Sumut Pos di sejumlah pasar tradisional di Kota Tebingtinggi, Jumat (20/1), di Pasar Gambir, Pasar Impres, Pasar Senangin dan Pasar Sakti, harga beras jenis IR64 terus mengalami kenaikan. Dimana sebelumnya harga beras 10 kilogram hanya Rp124.000, kini mengalami kenaikan hingga Rp130.500 per 10 kilogram.
Penyebab kenaikan harga beras di sejumlah pasar tradisional di Kota Tebingtinggi ini disebabkan beberapa faktor, seperti tidak adanya panen raya dan musim penghujan yang tidak menentu.
Kadis Perdagangan dan UMKM Kota Tebingtinggi, Zahidin, ketika ditemui di ruang kerjanya, mengungkapkan bahwa kenaikan beras mulai bulan November 2022 hingga Januari 2023. Kenaikan harga beras baik premium dan medium tersebut dipengaruhi dengan menipisnya stok beras di sejumlah kilang penggilingan padi kosong.
“Karena memasuki masa penghujung musim hujan dan tidak ada panen di wilayah hiterland Kota Tebingtinggi seperti Kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Batubara, menyebabkan harga komoditi jenis beras IR64 mengalami kenaikan harga,”jelasnya.
Dikatakannya Zahidin, walaupun harga di pasaran hingga melebihi batas harga jual Harga Eceran Tertinggi (HET) sebesar Rp13.500 per 10 kilogram, dalam waktu dekat Pemko Tebingtinggi bekerjasama dengan PT Perum Bulog melakukan pengendalian harga pasar, agar harga beras bisa stabil kembali.
“Kami akan melakukan pengendalian harga pasar. Diperkirakan harga beras akan normal kembali pada bulan Februari 2023, karena di sejumlah daerah akan panen raya,”katanya.
Salah seorang pedagang nasi di Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi, Dewi (43) menuturkan, kenaikan harga beras jenis IR64 naik sebelum tahun baru lalu. Dijelaskannya, keuntungan berjualan nasi menjadi berkurang dikarenakan harga beras terus mengalami kenaikan.
“Kami belum bisa menaikkan harga jual dikarenakan para pelanggan pindah ke rumah makan lain,”keluh Dewi.
Lain halnya dengan ibu rumah tangga, Masnah (56) warga Jalan KL Yos Sudarso Kota Tebingtinggi, mengaku sangat kewalahan dengan naiknya harga beras setiap minggunya. “Biasanya kebutuhan setiap minggu itu 10 kilogram, tapi karena harga beras naik terus, mampunya cuma bisa beli 5 kilogram,” keluhnya.(ian/han)