28 C
Medan
Thursday, June 20, 2024

Pengadaan Bulldozer Diduga Di markup

ilustrasi
ilustrasi

KARO, SUMUTPOS.CO – Selain dinilai pemborosan anggaran, proyek penyediaan dan sarana pengelolaan persampahan di Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Karo, juga diduga bermasalah.

Apalagi dalam kegiataan ini hanya menghasilkan satu unit bulldozer. Padahal, proyek tersebut menghabiskan pagu anggaran mencapai Rp4 miliar. Anehnya, Gelora Tarigan selaku PPK dalam proyek ini juga terkesan tertutup saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (18/2) siang.

“Benar, saya PPK-nya. Satu unit bulldozer,” kata Geloria saat ditanya apa saja item yang dibeli dalam kegiatan tersebut. Namun Geloria enggan menyebut merek dan tipe bulldozer tersebut. “Bulldozer itu sekarang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Nangbelawan,” elaknya.

Dia mengaku pengadaan bulldozer tersebut dilakukan karena bulldozer yang selama ini dipakai Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup di TPA tersebut dalam keadaan rusak.

Apakah pantas pengadaan satu unit bulldozer menghabiskan anggaran Rp4 miliar? Geloria enggan berkomentar, dia hanya mengarahkan wartawan turun ke TPA. “Tengok saja ke lapangan,” tandasnya.

Sementara itu, pantauan wartawan TPA Desa Nangbelawan, Kecamatan Kabanjahe, ada satu unit bulldozer baru merek Komatsu D 68 ESS terparkir di samping tumpukan sampah. Salah seorang pekerja yang ditemui disana mengaku bulldozer tersebut sudah dioperasikan.

“Belum lamalah dozer ini masuk. Pastinya kapan, aku nggak tau,” kata pria yang enggan menyebut namanya itu.

Di samping dozer baru tersebut teronggok dozer lama yang tak terurus merek CAT. “Itu dozer lama, memang rusak karena tak pernah diurus. Tapi setauku masih bisa diperbaiki kok, kerusakannya nggak terlalu parah,” tandasnya.

Kalau dozer lama masih bisa diperbaiki, kenapa mesti beli baru? Hal ini juga jadi pertanyaan masyarakat di sekitar TPA. Mereka menilai pembelian dozer baru tersebut hanya bertujuan untuk mencari untung dan menghabis-habiskan anggaran.

Ironisnya lagi, harga pembelian dozer tersebut juga diduga dimark-up. Karena sesuai informasi yang diperoleh dari perusahaan yang bergerak dalam jual beli bulldozer. Khusus untuk bulldozer merek Komatsu D 68 ESS saat ini hanya dijual sekitar Rp 2,7 miliar. “Harga sekarang Rp 2,7 miliar, ini belum termasuk PPN,” kata lelaki bermarg Tobing yang perusahaannya berlokasi di Medan itu. (deo/han)

ilustrasi
ilustrasi

KARO, SUMUTPOS.CO – Selain dinilai pemborosan anggaran, proyek penyediaan dan sarana pengelolaan persampahan di Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Karo, juga diduga bermasalah.

Apalagi dalam kegiataan ini hanya menghasilkan satu unit bulldozer. Padahal, proyek tersebut menghabiskan pagu anggaran mencapai Rp4 miliar. Anehnya, Gelora Tarigan selaku PPK dalam proyek ini juga terkesan tertutup saat dikonfirmasi di ruang kerjanya, Selasa (18/2) siang.

“Benar, saya PPK-nya. Satu unit bulldozer,” kata Geloria saat ditanya apa saja item yang dibeli dalam kegiatan tersebut. Namun Geloria enggan menyebut merek dan tipe bulldozer tersebut. “Bulldozer itu sekarang ada di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Desa Nangbelawan,” elaknya.

Dia mengaku pengadaan bulldozer tersebut dilakukan karena bulldozer yang selama ini dipakai Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup di TPA tersebut dalam keadaan rusak.

Apakah pantas pengadaan satu unit bulldozer menghabiskan anggaran Rp4 miliar? Geloria enggan berkomentar, dia hanya mengarahkan wartawan turun ke TPA. “Tengok saja ke lapangan,” tandasnya.

Sementara itu, pantauan wartawan TPA Desa Nangbelawan, Kecamatan Kabanjahe, ada satu unit bulldozer baru merek Komatsu D 68 ESS terparkir di samping tumpukan sampah. Salah seorang pekerja yang ditemui disana mengaku bulldozer tersebut sudah dioperasikan.

“Belum lamalah dozer ini masuk. Pastinya kapan, aku nggak tau,” kata pria yang enggan menyebut namanya itu.

Di samping dozer baru tersebut teronggok dozer lama yang tak terurus merek CAT. “Itu dozer lama, memang rusak karena tak pernah diurus. Tapi setauku masih bisa diperbaiki kok, kerusakannya nggak terlalu parah,” tandasnya.

Kalau dozer lama masih bisa diperbaiki, kenapa mesti beli baru? Hal ini juga jadi pertanyaan masyarakat di sekitar TPA. Mereka menilai pembelian dozer baru tersebut hanya bertujuan untuk mencari untung dan menghabis-habiskan anggaran.

Ironisnya lagi, harga pembelian dozer tersebut juga diduga dimark-up. Karena sesuai informasi yang diperoleh dari perusahaan yang bergerak dalam jual beli bulldozer. Khusus untuk bulldozer merek Komatsu D 68 ESS saat ini hanya dijual sekitar Rp 2,7 miliar. “Harga sekarang Rp 2,7 miliar, ini belum termasuk PPN,” kata lelaki bermarg Tobing yang perusahaannya berlokasi di Medan itu. (deo/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/