30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Usai UN, Siswi SMA Dikeroyok Teman

LANGKAT- Peristiwa tragis terjadi di SMAN 1 Stabat Kabupaten Langkat. Pasalnya, seorang siswi bernama Lia (17) siswi kelas III IPA, babak belur dihajar teman-temannya usai melaksanakan Ujian Nasional (UN), Selasa (19/4) sekira pukul 13.00 WIB.

Keterangan yang berhasil dihimpun koran ini, Rabu (20/4) menyebutkan, kejadian buruk menimpa Lia ini, berawal dari ketidakmampuannya untuk membeli sebuah buku seharga Rp25 ribu sebagai cindera mata (kenang-kenangan) buat sekolah dimaksud, mengingat korban akan tamat sekolah.

Karena tidak mampu mengadakan buku tadi, anak pedagang bakso ini pun, mendapat ejekan dari teman-temannya. Tersinggung dengan ejekan teman-temannya itu, Lia pun membalas ejekan dan keributan kecil pun tidak terhindarkan lagi. Melihat kondisi anaknya babak belur, Iyah (36) ibu korban tak senang dengan perlakuan teman-teman korban dan melakukan visum et revertum ke rumah sakit dan mendatangi kembali sekolah untuk meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

”Kata anak saya, dia dipukuli teman-temannya karena memiliki utang perputakaan Rp25 ribu,” kata Iyah. ”Waktu itu, dia dipukuli, diinjak-injak dan dijedutkan ke dinding kelas hingga wajah dan tubuhnya memar,”sambung dia.
Kepala SMAN 1 Stabat Syafruddin, ketika ditemui membenarkan adanya peristiwa dimaksud. Dirinya mengaku, sudah memanggil orangtua korban dan memanggil sejumlah siswi yang melakukan pemukulan. ”Kita sudah undang orangtua korban dan memanggil siswi yang terlibat,”ujarnya.

Mengenai motif pengeroyokan, Syafruddin mengatakan, kalau pertikaian berawal dari saling ejek antara siswi. Dia membantah perkelahian tidak sepadan tersebut dikatakan sebagai pengeroyokan. ”Masalah sepele, namanya anak-anak saling ejek, tapi bukan pengeroyokan, cuma pemukulan biasa saja,”bantahnya.
Mengenai adanya pungutan perputakaan Rp25 ribu, Kasek berbadan tegap ini tidak menampik hal tersebut. Menurut dia, pembelian buku perpustakaan itu, semata-mata kesepakatan siswa sebagai wujud cindera mata kepada sekolah. ”Jadi tidak ada paksaan,”kilahnya.(ndi)

LANGKAT- Peristiwa tragis terjadi di SMAN 1 Stabat Kabupaten Langkat. Pasalnya, seorang siswi bernama Lia (17) siswi kelas III IPA, babak belur dihajar teman-temannya usai melaksanakan Ujian Nasional (UN), Selasa (19/4) sekira pukul 13.00 WIB.

Keterangan yang berhasil dihimpun koran ini, Rabu (20/4) menyebutkan, kejadian buruk menimpa Lia ini, berawal dari ketidakmampuannya untuk membeli sebuah buku seharga Rp25 ribu sebagai cindera mata (kenang-kenangan) buat sekolah dimaksud, mengingat korban akan tamat sekolah.

Karena tidak mampu mengadakan buku tadi, anak pedagang bakso ini pun, mendapat ejekan dari teman-temannya. Tersinggung dengan ejekan teman-temannya itu, Lia pun membalas ejekan dan keributan kecil pun tidak terhindarkan lagi. Melihat kondisi anaknya babak belur, Iyah (36) ibu korban tak senang dengan perlakuan teman-teman korban dan melakukan visum et revertum ke rumah sakit dan mendatangi kembali sekolah untuk meminta pertanggungjawaban pihak sekolah.

”Kata anak saya, dia dipukuli teman-temannya karena memiliki utang perputakaan Rp25 ribu,” kata Iyah. ”Waktu itu, dia dipukuli, diinjak-injak dan dijedutkan ke dinding kelas hingga wajah dan tubuhnya memar,”sambung dia.
Kepala SMAN 1 Stabat Syafruddin, ketika ditemui membenarkan adanya peristiwa dimaksud. Dirinya mengaku, sudah memanggil orangtua korban dan memanggil sejumlah siswi yang melakukan pemukulan. ”Kita sudah undang orangtua korban dan memanggil siswi yang terlibat,”ujarnya.

Mengenai motif pengeroyokan, Syafruddin mengatakan, kalau pertikaian berawal dari saling ejek antara siswi. Dia membantah perkelahian tidak sepadan tersebut dikatakan sebagai pengeroyokan. ”Masalah sepele, namanya anak-anak saling ejek, tapi bukan pengeroyokan, cuma pemukulan biasa saja,”bantahnya.
Mengenai adanya pungutan perputakaan Rp25 ribu, Kasek berbadan tegap ini tidak menampik hal tersebut. Menurut dia, pembelian buku perpustakaan itu, semata-mata kesepakatan siswa sebagai wujud cindera mata kepada sekolah. ”Jadi tidak ada paksaan,”kilahnya.(ndi)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/