Site icon SumutPos

Tunggurono Bergolak, Belasan Pria Main Bakar dan Bacok

Foto: Bambang/PM Petani yang dibacok belasan pria, dimintai keterangan oleh polisi, di lokasi bentrok di Keluarahan Tunggurono, Binjai Timur, Sumut, Kamis (20/10).
Foto: Bambang/PM
Petani yang dibacok belasan pria, dimintai keterangan oleh polisi, di lokasi bentrok di Keluarahan Tunggurono, Binjai Timur, Sumut, Kamis (20/10).

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Belasan pria naik sepeda motor menyerang kelompok tani Setia Kawan, Kamis (20/10). Penyerangan berlangsung di lahan eks HGU PTPN II Kebun Sei Semayang Rayon Tunggurono, Binjai.

Tidak hanya membacoki anggota kelompok tani. Para pelaku juga membakar beberapa gubuk. Korban bacok yakni Edi Sembiring alias Ucok (38). Warga Jalan Soekarno-Hatta, Km.18 Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, ini mengalami luka pada tangan dan punggung.

Sementara tiga rekannya, Agustian Arwanda alias Wanda (23) warga Jalan Sukarno Hatta Km. 18, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur; Wagiso (60) warga Jalan Resmi, Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur; dan Sutris (28) warga Lorong 6, Kelurahan SM. Karya Km 19, Kecamatan Binjai Timur, berhasil kabur tanpa mengalami luka.

Ucok mengatakan penyerangan berlangsung sekira pukul 09.30 WIB. Saat itu dirinya sedang tiduran di gubuk yang dijadikan posko. Sedangkan tiga rekannya yakni Wanda, Sugito, dan Sutris duduk-duduk di luar gubuk.

Melihat sekelompok orang datang sambil membawa parang dan samurai, ketiga rekannya langsung kabur. Sekilas, Ucok sempat mendengar ada yang menyuruhnya lari.

Penasaran dengan suara gaduh, dia lantas keluar dari gubuk. Saat bersamaan beberapa pelaku menyerangnya. Tak ada persiapan, Ucok hanya bisa mengelak dan menangkis sabetan kelewang dengan kipas angin.

Sesaat bersusah payah lolos dari maut, pria ini akhirnya berhasil kabur dengan luka sabetan di tangan dan punggung.

“Kami nggak tahu orangnnya siapa bang. Soalnnya, mereka datang tiba-tiba dan langsung menyerang. Makanya kami tidak sempat menandai mereka semua. Apa lagi, para pelaku dengan cepat melakukan penyerangan dengan masing-masing menggunakan kelewang,” sebut Ucok.

Setelah memastikan tidak ada orang lagi, gerombolan penyerang merusak dan membakar posko serta gubuk disana. Tak lama pelaku pergi, puluhan personel Polres Binjai dan Polsek Binjai Timur tiba di lokasi.

Foto: Bambang/PM
Gubuk yang hangus dibakar sekelompok pria bersepeda motor, di Keluarahan Tunggurono, Binjai Timur, Sumut, Kamis (20/10).

Kapolres Binjai, AKBP M Rendra Salipu Sik didampingi Kasat Reskrim, AKP Bambang Tarigan SH mengatakan sejauh ini pihaknya masih meminta keterangan korban.

“Para pelaku datang dengan mengendarai sepeda motor. Usai melakukan penganiayaan, para pelaku langsung kabur. Tidak hanya melakukan penyerangan. Para pelaku juga membakar gubuk yang digunakan untuk istirahat,” tegas Kapolres.

Diketahui, konflik di lahan eks HGU PTPN II Kebun Sei Semayang Rayon Tunggurono, Binjai, terjadi hampir setiap tahun. Sudah banyak korban berjatuhan. Dari mulai luka parah hingga cacat kehilangan tangan.

Foto: Bambang/PM
Lahan yang diklaim Kelompok Tani Setia Kawan, di Kelurahan Tunggurono, Binjai Timur, Sumut, Kamis (20/10).

Lambannya penuntasan polemik ini bahkan menarik perhatian Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Sumatera Utara.

Kamis (25/2/2016) lalu, Koordinator Badan Pekerja KontraS Sumut, Herdensi Adnin mengemukakan pihaknya mengeluarkan empat sikap atas kasus kekerasan terhadap petani disana, khususnya terkait penganiayaan anggota Kelompok Tani Anugerah Jaya.

“Pertama, kami mendesak Kepolisian Resort Kota Binjai untuk secepatnya mengusut tuntas kasus penyerangan terhadap petani di Desa Tunggurono,” ujarnya kala itu di Medan.

Kedua, lanjutnya, mengecam kinerja aparat Kepolisian atas lambatnya proses hukum yang berkaitan dengan kasus-kasus kekerasan petani di wilayah konflik.

Kemudian menuntut Pemerintah Provinsi Sumatra Utara secepatnya menyelesaikan persoalan konflik agraria, khususnya yang berkaitan dengan lahan Eks HGU PTPN II.

Dijelaskan Adnin ketika itu, pada 20 April 2015, empat orang anggota Kelompok Tani Anugerah Jaya menjadi korban pembacokan oleh orang tak dikenal. Ketiganya yakni Syamsul Bahri (53), Abdul Rahman (63), Sahmin(65), dan Jaimin (57).

Penganiyaan yang terjadi sekitar pukul 23.30 WIB di Jalan Bangau, Lingkungan IX, Kelurahan Mencirim, Binjai Timur, ini mengakibatkan Syamsul Bahri dkk mengalami luka cukup parah.

Tangan Syamsul putus akibat sabetan kelewang, sedangkan yang lainnya harus dirawat intensif di rumah sakit karena mengalami luka yang cukup parah.

Namun, sudah hampir setahun, laporan para korban ke Polres Binjai bernomor surat STPL/152/IV/SPKT-I masih diproses, tanpa ada penentuan tersangka oleh pihak kepolisian.

Hasil investigasi KontraS Sumut menemukan beberapa fakta bahwa penyerangan yang terjadi erat kaitannya dengan persoalan tanah EKS HGU PTPN II di Desa Tunggurono.

Seminggu sebelum penyerangan, telah terjadi bentrokan antara Kelompok Tani Anugerah Jaya dengan orang yang diduga suruhan Ucok Kamil di atas lahan eks HGU PTPN II Tunggurono.

Bentrokan pecah diakibatkan kelompok yang diduga suruhan Ucok Kamil hendak mematok lahan yang sudah ditanami jagung oleh Kelompok Tani Anugerah Jaya. (kl/ras)

Exit mobile version