25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Korban Penganiayaan Oknum TNI, Dikremasi di Binjai

BINJAI- Jenazah Hartono Lin alias Apin (32), warga Kampung Tanjung, Kelurahan Pekan Binjai, Kecamatan Binjai Kota, yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum TNI, di Asrama Paldam Jalan Soekarno-Hatta Km 10, Karang Joang, Balikpapan Utara, akhirnya dikremasi keluarganya di Brahrang, Binjai Selasa (20/11) kemarin.

Keluarga pengawas di CV Borneo Agung Lestari di Karang Joang, Balikpapan Utara (korban) keberatan dan meminta Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, menindak tegas anak buahnya yang melakukan penganiayaan terhadap Apin.

Saat ditemui di rumah duka Tie Kong Binjai, Selasa (20/11), kakak kandung korban, Lin In Cu dan Lin In Lien, mengaku, sangat menyesalkan tindakan oknum TNI yang tega menyiksa adik mereka hingga tewas dengan kondisi mengenaskan. Lin In Lien juga mengaku tidak bisa menerima tuduhan terhadap adiknya sebagai pelaku percobaan pemerkosaan.

Diceritakan Lin In Cu, Hartono Lin tewas secara mengenaskan setelah dianiya oleh oknum TNI di Asrama Paldam Jalan Soekarno-Hatta Km 10, Karang Joang, Balikpapan Utara, Jumat (16/11) lalu. Korban dituduh sebagai pelaku percobaan pemerkosaan terhadap Va (12), anak salah seorang anggota TNI berinisial Serma D.

Menurut Lin In, Serma D merupakan salah seorang pelaku yang ikut menghabisi nyawa Hartono Lin. Berdasarkan versi Serma D, kata Lin In, kejadian tersebut berawal dari tindakan nekat Hartono Lin yang masuk ke dalam asrama dan melakukan upaya pemerkosaan terhadap putrinya berinisial Va (12).
Saat itu, korban dikatakan tertangkap basah oleh Serma D saat berada di dalam rumahnya. “Telanjang di depan anak saya, saya terkejut, begitu saya terbangun anak saya langsung nangis,” ungkap Lin menirukan keterangan Serma D yang dibacanya disalah satu media massa di Balaikpapan.

Tidak terima dengan tindakan Lin, akhirnya Serma D menangkapnya dan melakukan penganiayaan hingga akhirnya Lin meninggal dunia dengan tubuh terikat di pohon kelapa dan seluruh tubuhnya babak belur. “Katanya adik kami melawan saat diamankan. Terus Hartono dipukuli pakai selang hingga tewas,” imbuhnya.

Atas peristiwa dan perbuatan oknum TNI tersebut, keluarga korban mengaku tidak percaya dan menganggap keterangan yang dilontarkan oknum TNI berinisial Serma D merupakan fitnah yang keji.

“Tuduhan adik kami sebagai pelaku percobaan pemerkosaan itu kami rasa terlalu mengada-ada. Kan nggak mungkin jam 3 subuh adik kami keluar dari mess karyawan dan masuk ke dalam komplek Paldam hingga akhirnya bisa masuk ke dalam kamar salah satu rumah oknum tentara dan mencoba melakukan pemerkosaan terhadap anak oknum TNI yang masih berusia 12 tahun itu,” ungkap Lin In Cu sambil menangis tersedu-sedu.

Lin In Lien yang berangkat ke Balikpapan guna menjemput jenazah korban, juga sangat menyesalkan aksi main hakim sendiri dilakukan aparat tersebut.(ndi)
“Sangat tidak bisa diterima kalau oknum TNI sampai bisa melakukan aksi main hakim sendiri. Aksi oknum TNI itu benar-benar sadis dan tidak berprikemanusian,” ungkap Lin In Lien sembari mengiring jenazah adiknya untuk dikremasi di Brahrang, Binjai.

Kepada wartawan koran ini, pihak keluarga meminta agar pihak terkait dapat serius menangani dan mengungkap motif penganiayaan Hartono Lin hingga tewas dengan cara mengenaskan itu.(ndi)

BINJAI- Jenazah Hartono Lin alias Apin (32), warga Kampung Tanjung, Kelurahan Pekan Binjai, Kecamatan Binjai Kota, yang menjadi korban kekerasan yang dilakukan oknum TNI, di Asrama Paldam Jalan Soekarno-Hatta Km 10, Karang Joang, Balikpapan Utara, akhirnya dikremasi keluarganya di Brahrang, Binjai Selasa (20/11) kemarin.

Keluarga pengawas di CV Borneo Agung Lestari di Karang Joang, Balikpapan Utara (korban) keberatan dan meminta Pangdam VI Mulawarman, Mayjen TNI Dicky Wainal Usman, menindak tegas anak buahnya yang melakukan penganiayaan terhadap Apin.

Saat ditemui di rumah duka Tie Kong Binjai, Selasa (20/11), kakak kandung korban, Lin In Cu dan Lin In Lien, mengaku, sangat menyesalkan tindakan oknum TNI yang tega menyiksa adik mereka hingga tewas dengan kondisi mengenaskan. Lin In Lien juga mengaku tidak bisa menerima tuduhan terhadap adiknya sebagai pelaku percobaan pemerkosaan.

Diceritakan Lin In Cu, Hartono Lin tewas secara mengenaskan setelah dianiya oleh oknum TNI di Asrama Paldam Jalan Soekarno-Hatta Km 10, Karang Joang, Balikpapan Utara, Jumat (16/11) lalu. Korban dituduh sebagai pelaku percobaan pemerkosaan terhadap Va (12), anak salah seorang anggota TNI berinisial Serma D.

Menurut Lin In, Serma D merupakan salah seorang pelaku yang ikut menghabisi nyawa Hartono Lin. Berdasarkan versi Serma D, kata Lin In, kejadian tersebut berawal dari tindakan nekat Hartono Lin yang masuk ke dalam asrama dan melakukan upaya pemerkosaan terhadap putrinya berinisial Va (12).
Saat itu, korban dikatakan tertangkap basah oleh Serma D saat berada di dalam rumahnya. “Telanjang di depan anak saya, saya terkejut, begitu saya terbangun anak saya langsung nangis,” ungkap Lin menirukan keterangan Serma D yang dibacanya disalah satu media massa di Balaikpapan.

Tidak terima dengan tindakan Lin, akhirnya Serma D menangkapnya dan melakukan penganiayaan hingga akhirnya Lin meninggal dunia dengan tubuh terikat di pohon kelapa dan seluruh tubuhnya babak belur. “Katanya adik kami melawan saat diamankan. Terus Hartono dipukuli pakai selang hingga tewas,” imbuhnya.

Atas peristiwa dan perbuatan oknum TNI tersebut, keluarga korban mengaku tidak percaya dan menganggap keterangan yang dilontarkan oknum TNI berinisial Serma D merupakan fitnah yang keji.

“Tuduhan adik kami sebagai pelaku percobaan pemerkosaan itu kami rasa terlalu mengada-ada. Kan nggak mungkin jam 3 subuh adik kami keluar dari mess karyawan dan masuk ke dalam komplek Paldam hingga akhirnya bisa masuk ke dalam kamar salah satu rumah oknum tentara dan mencoba melakukan pemerkosaan terhadap anak oknum TNI yang masih berusia 12 tahun itu,” ungkap Lin In Cu sambil menangis tersedu-sedu.

Lin In Lien yang berangkat ke Balikpapan guna menjemput jenazah korban, juga sangat menyesalkan aksi main hakim sendiri dilakukan aparat tersebut.(ndi)
“Sangat tidak bisa diterima kalau oknum TNI sampai bisa melakukan aksi main hakim sendiri. Aksi oknum TNI itu benar-benar sadis dan tidak berprikemanusian,” ungkap Lin In Lien sembari mengiring jenazah adiknya untuk dikremasi di Brahrang, Binjai.

Kepada wartawan koran ini, pihak keluarga meminta agar pihak terkait dapat serius menangani dan mengungkap motif penganiayaan Hartono Lin hingga tewas dengan cara mengenaskan itu.(ndi)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/