DAIRI, SUMUTPOS.CO – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) dan Dinas Perindustrian Perdaganagan Kabupaten Dairi, menggelar pelatihan pembuatan tenun ulos, diversifikasi corak, serta pemberian bantuan peralatan kepada pengrajin ulos.
Kegiatan itu dibuka Ketua Dekranasda Dairi Romy Mariani Eddy KA Berutu, didampingi Kepala Disperindag Rahmatsyah Munthe di Gedung Sada Ahmo Sidikalang, Senin (18/11) lalu. Turut hadir, pemilik galeri ulos, Robert Sianipar, serta peserta pelatihan.
Dalam sambutannya, Ketua Dekranasda, Romy Mariani boru Simarmata mengatakan, kegiatan ini suatu kesempatan baik bagi peserta. Karena para peserta pelatihan punya kesempatan langsung bertemu dengan Robert Sianipar, pemilik galeri ulos yang sudah terkenal.
“Untuk itu, dengan kehadiaran Bapak Robert Sianipar sebagai narasumber, kami harapkan akan memotivasi para penenun, bagaimana meningkatkan kualitas tenun serta mengetahui motif yang dibutuhkan pangsa pasar saat ini,” tutur Romy.
Romy juga menyebutkan, apa yang dilakukan para penenun ulos di wilayah Silalahi, serta Paropo, Kecamatan Silahisabungan, merupakan potensi besar yang harus dikembangkan. “Sebab, Dairi merupakan satu dari 7 kabupaten di kawasan Danau Toba, yang memiliki potensi penenun ulos,” bebernya.
“Kita sangat bangga punya daerah Silalahi yang memiliki potensi sumber daya alam luar biasa, serta panorama yang sangat indah. Dalam pengembangan tenun ulos di Silalahi, Dekranasda dan Disperindag saat ini, sedang melakukan pendataan jumlah pengrajin (penenun),” imbuh Romy.
Dari pendataan yang diilakukan, pihaknya sudah mendapatkan 200 nama penenun di Silalahi. “Bagi kami, itu adalah mukjizat yang luar biasa. Walaupun saat ini hasil karya penenun kita belum terdengar, tapi apa yang dilakukan sekarang, merupakan awal kebangkitan tenun dari Dairi,” jelas Romy lagi.
Romy mengajak semua peserta pelatihan untuk tetap semangat dan mengikutinya dengan baik. “Melalui kerja keras, suatu saat mimpi besar kita untuk memiliki songket dengan corak berbeda dari daerah lain, akan bisa diwujudkan,” harapnya.
Sementara itu, Robert Sianipar menyampaikan, hasil karya penenun ulos dari Silalahi yakni motif polang-polang telah diciptakan menjadi desain baju. Hasil karya baju dengan motif polang-polang telah dipakai eksekutif Bank Indonesia.
“Penenun Dairi harus bangga memiliki corak atau motif polang-po-lang. Karena corak itu sangat unik. Motif ini sangat booming di Jakarta pada 2019 ini. Sehingga diharapkan, para penenun di Silalahi harus tetap semangat,” imbaunya.
“Penenun harus bisa mempercepat sistem kerja. Pasalnya, dilihat dari pola kerja yang diterapkan pengrajin, masih membuat satu ulos dalam satu minggu. Sementara di tempat lain, masih dalam kawasan Danau Toba, mereka sudah bisa menghasilkan satu helai ulos dalam satu hari,” pungkas Robert. (rud/saz)