BINJAI, SUMUTPOS.CO – Kinerja Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Binjai disoroti kalangan legislatif. Ini menyusul karena pengerjaan drainase yang dilakukan oleh Dinas PUPR Binjai diduga asal jadi dan tanpa perencanaan yang baik.
Informasi dirangkum, guyuran hujan deras yang membasahi kota rambutan mengakibatkan ratusan rumah yang ada di 5 kecamatan digenangi air. Banjir masuk ke rumah masyarakat hampir rata yang bermukim jauh dari daerah aliran sungai.
Sebut saja di Jalan dr Wahidin, Binjai Timur dan Jalan Gaharu, Binjai Utara. Keduanya jauh dari DAS, tapi rumah masyarakat di sana digenangi air hingga masuk ke dalam ruangan-ruangan.
“Ya, tidak mampu menampung drainase dengan debit air hujan yang turun,” kata Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai, H Noor Sri Syah Alam Putra, Senin (21/11).
Hujan yang mengguyur Kota Binjai dengan intensitas sedang hingga tinggi terjadi pada petang hari sampai jelang tengah malam baru berangsur redah, Minggu (20/11). Akibatnya, rasa waswas menyelimuti masyarakat lantaran hujan tersebut berpotensi mengakibatkan genangan air hingga banjir.
Benar saja, rasa khawatir masyarakat terbukti. Politisi Partai Golkar yang akrab disapa Haji Kires ini memberi ultimatum kepada Pemerintah Kota Binjai agar dapat memberikan kenyamanan kepada masyarakat dengan mengerjakan proyek drainase secara baik dan benar.
Haji Kires menyoroti Dinas PUPR Binjai karena diduga tidak memberikan pengawasan secara ketat kepada rekanan yang mendapat paket pengerjaan drainase. Alhasil, drainase yang dibuat diduga terkesan asal jadi hingga berbuntut pendangkalan.
“Terjadi pendangkalan drainase dan diduga rekanan asal kerja. Makanya fokus anggaran pemerintah kota pada 2023 untuk perbaikan drainase,” seru dia seraya meminta agar Dinas PUPR Kota Binjai lebih selektif lagi memilih rekanan yang bekerja.
“Kalau tahun ini pengerjaannya bermasalah, tahun depan jangan lagi mengerjakan proyek itu,” ujar dia.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kota Binjai belum mendapat laporan pasti berapa rumah masyarakat yang jauh dari DAS digenangi banjir. Namun penelusuran wartawan menyebutkan, ada sekitar seratusan rumah masyarakat yang digenangi banjir.
Menurut salah satu masyarakat di Binjai Timur, kondisi banjir akibat drainase yang tak sanggup menampung debit air sudah terjadi 4 kali dalam kurun waktu sebulan ini. Kondisi air menggenangi jalan hingga sebetis orang dewasa.
Sementara air masuk ke dalam rumah pada kondisi semata kaki. Parit di sini dangkal-dangkal semua, sudah banyak tanah di paritnya,” kata warga Binjai Timur.
Menanggapi hal ini, Pusdalops BPBD Binjai, Muhammad Surya mengakui, ada rumah yang jauh dari DAS juga turut terdampak banjir karena drainase. “Sebenarnya ada juga rumah yang terdampak banjir terkait drainase, tapi kami belum menerima data dari pihak keluarahan,” kata Surya.
Dia melanjutkan, ada 902 Kepala Keluarga atau 3.551 jiwa yang terdampak banjir untuk masyarakat yang bermukim di DAS. Adapun mereka bermukim di 4 kecamatan yang terdampak banjir tersebut.
“Masyarakat di Binjai Selatan dan Binjai Timur terdanpak luapan air sungai yang mengalami peningkatan drastis,” tukas Surya. (ted/ila)