TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Tebingtinggi menggelar penyuluhan bertajuk “Partisipasi dan Dukungan Pemuka Agama dalam Menyukseskan Pemilu Serentak 2024 di Aula Kopi Dolok, Jalan Imam Bonjol Kota Tebingtinggi, Rabu (20/12). Hadir anggota KPU Kota Tebingtinggi Muhammad Syahri Ramadhan, pengurus Nahdlatul Ulama, MUI, Al Washliyah, Dewan Masjid Indonesia, Muhammadiyah, Aisiyah, KAHMI, Fahtayat NU, perwakilan HKBP, Khatolik, Budha, Pancasila dan Khonghucu Kota Tebingtinggi serta awak media.
Ketua Komisioner KPU Kota Tebingtinggi Emil Sofyan mengatakan, tahapan Pemilu serentak tahun 2024 sedang dalam tahapan krusial, yaitu dimana KPU Kota Tebingtinggi saat ini sedang melakukan rekrutmen anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS).
“Dalam KPPS ada 9 orang petugas. Saat ini KPU sedang melakukan tahapan seleksi administrasi, tanggal 25 Januari 2023, SK Ketua KPPS keluar dan akan dilantik. Pada Pemilu Serentak tahun 2024, Petugas KPPS juga dibayarkan prime asuransi kesehatan,” bilang Emil Sofyan.
Menurut Emil Sofyan, dalam pelaksanaan Pemilu serentak ini ada pemangkasan waktu, tidak seperti waktu pelaksanaan Pemilu tahun 2019 lalu, dimana tiga KPPS akan melakukan sistem informasi rekap, dimana nantinya di setiap satu TPS akan disediakan satu alat scan.
Hasil penghitungan suara langsung di-scan dan dikirim ke KPU pusat, tetapi KPU Kota Tebingtinggi akan mengumumkan hasil pemilihan secara manual. “Kita hitung berjenjang mulai dari TPS, dimulai dari kotak suara diantarkan di tingkat Kecamatan di rekapitulasi di Kecamatan, semua akan diinput data,” ujarnya.
Jika ada kekeliruan penghitungan, maka di PPK harus bersih, sampai tingkat kota dilakukan rekapitulasi sampai angka penghitungan itu bersih. “Apabila ada kecurangan, maka ini adalah peranan penguasa, kalau di KPU tidak ada kecurangan, seperti money politik yang dilakukan oleh peserta pemilu,” jelas Emil Sofyan.
Emil berharap kepada ulama dan tokoh agama agar dapat menyampaikan pada masyarakat dalam dakwah-dakwahnya dan gereja untuk mensukseskan pemilu serentak tahun 2024,” jelasnya.
Narasumber Dr Marahsamin Lubis mengatakan, peranan ulama dan tokoh masyarakat saat melakukan dakwah adalah mempersatukan dan memberikan kesejukan kepada semua jamaah kita untuk mensukseskan Pemilu Serentak tahun 2024. “Peranan dari tokoh agama dan ulama semangkin baik maka partisipasi politik juga akan semangkin meningkat,” jelasnya.
Peranan tokoh agama dalam menyampaikan dan menggiring masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya pada 14 Februari 2024. Mencerdaskan masyarakat dalam mencerna informasi yang dalam bentuk tentu ada kebenaran akan dianggap didengar. “Kalau sudah para kiyai, para tokoh agama lainnya yang bicara pasti didengar oleh jamaah. Jangan jadi tokoh yang membingungkan jamaah,” jelasnya.
Politik identitas, menurut Marahsamin adalah biasanya digunakan untuk meraih simpati masyarakat, disisi lain, cara ini juga dapat menjadi pemicu atau membakar emosi massa. Pemilu sebagai sarana integrasi bangsa adalah dengan terlibatnya para tokoh agama. “Peran sentral tokoh agama memberikan pemahaman suatu agama dalam rangka menuju keteraturan masyarakat dalam berbagai aspek,” tutup Marahsamin. (ian/adz)