29.3 C
Medan
Monday, July 1, 2024

SPCF: Selamatkan Hutan dan Rumah Harimau

LABUHANBATU-Sejumlah lembaga pemerhati hutan dan harimau mengajak seluruh elemen masyarakat serta pemerintah untuk menyelamatkan keberlangsungan hutan serta keberadaan rumah harimau Sumatera khususnya di wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

HARIMAU: Tiga ekor anak Harimau Sumatera  kandang kebun binatang Medan, Rabu (21/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
HARIMAU: Tiga ekor anak Harimau Sumatera di kandang kebun binatang Medan, Rabu (21/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Dalam aksi damai yang digelar, Kamis (21/3) di simpang VI Kota Rantauprapat, Sumatra Partners Communication Forum (SPCF), World Wildlife Found (WWF) Internasional Tigers Awarness United Kingdom dan lainnya menyerukan agar memberikan empaty terhadap sesama makhluk hidup yang nantinya dapat menyelamatkan sisa harimau Sumatera.

Disebutkan mereka, beberapa paktor yang menyebabkan semakin langkanya keberadaan hewan yang dilindungi itu akibat perburuan yang dilakukan oleh sindikat perdagangan satwa diperparah tingginya angka deforestasi hutan, penabangan liar dan pengalih fungsian hutan secara ilegal maupun legal.
“Belum lagi aksi pembiaran dari pemerintah terhadap aksi penggarapan liar,” teriak MQ Rudi Direktur Program SPCF wilayah kerja Labuhanbatu.

Berdasarkan angka luasan hutan sesuai SK Nomor 44 Kemenhut, kawasan yang tersisa termasuk hutan lindung diperkirakan dibawah 30 ribu hektar. Parahnya jumlah tersebut semakin berkurang dengan adanya pengajuan pelepasan kawasan hutan lindung yang diperkirakan mencapai 12 ribu hektar.
“Jika itu direalisasikan, maka hutan di Labuhanbatu hanya tinggal sekitar 16 ribu hektar yang kondisinya pun sudah porak poranda,” sebut Rudy lagi.

Jika tidak ada rasa perduli dari lembaga terkait, diperkirakan nasib harimau Sumatera akan bernasib sama dengan harimau Bali dan harimau Jawa yang sudah sejak dahulu punah. Untuk itu kata SPCF, bersama sejumlah Non Goverment Organization (NGO) yang bergerak langsung kepada penyelamatan harimau Sumatera dan kawasan hutan mengajak kepada semua untuk membuka hati, bahwa Labuhanbatu salahsatu rumah bagi harimau tersebut.
“Kita masih ada waktu menyelamatkan harimau Sumatera, mari kita pertahankan yang ada sebelum punah keseluruhan untuk selamanya. Kita punya waktu untuk mengingatkan pemerintah agar membuka mata dan jangan mengikuti kemauan sendiri.

Mata dunia kini tertuju kepada kita yang membiarkan pemusnahan harimau di Labuhanbatu. Kita ingin hidup, begitu juga harimau Sumatera. Selamatkan hutan kita, maka kita turut menyelamatkan rumah harimau,” sebut mereka lagi. (jok)

LABUHANBATU-Sejumlah lembaga pemerhati hutan dan harimau mengajak seluruh elemen masyarakat serta pemerintah untuk menyelamatkan keberlangsungan hutan serta keberadaan rumah harimau Sumatera khususnya di wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

HARIMAU: Tiga ekor anak Harimau Sumatera  kandang kebun binatang Medan, Rabu (21/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS
HARIMAU: Tiga ekor anak Harimau Sumatera di kandang kebun binatang Medan, Rabu (21/3).//TRIADI WIBOWO/SUMUT POS

Dalam aksi damai yang digelar, Kamis (21/3) di simpang VI Kota Rantauprapat, Sumatra Partners Communication Forum (SPCF), World Wildlife Found (WWF) Internasional Tigers Awarness United Kingdom dan lainnya menyerukan agar memberikan empaty terhadap sesama makhluk hidup yang nantinya dapat menyelamatkan sisa harimau Sumatera.

Disebutkan mereka, beberapa paktor yang menyebabkan semakin langkanya keberadaan hewan yang dilindungi itu akibat perburuan yang dilakukan oleh sindikat perdagangan satwa diperparah tingginya angka deforestasi hutan, penabangan liar dan pengalih fungsian hutan secara ilegal maupun legal.
“Belum lagi aksi pembiaran dari pemerintah terhadap aksi penggarapan liar,” teriak MQ Rudi Direktur Program SPCF wilayah kerja Labuhanbatu.

Berdasarkan angka luasan hutan sesuai SK Nomor 44 Kemenhut, kawasan yang tersisa termasuk hutan lindung diperkirakan dibawah 30 ribu hektar. Parahnya jumlah tersebut semakin berkurang dengan adanya pengajuan pelepasan kawasan hutan lindung yang diperkirakan mencapai 12 ribu hektar.
“Jika itu direalisasikan, maka hutan di Labuhanbatu hanya tinggal sekitar 16 ribu hektar yang kondisinya pun sudah porak poranda,” sebut Rudy lagi.

Jika tidak ada rasa perduli dari lembaga terkait, diperkirakan nasib harimau Sumatera akan bernasib sama dengan harimau Bali dan harimau Jawa yang sudah sejak dahulu punah. Untuk itu kata SPCF, bersama sejumlah Non Goverment Organization (NGO) yang bergerak langsung kepada penyelamatan harimau Sumatera dan kawasan hutan mengajak kepada semua untuk membuka hati, bahwa Labuhanbatu salahsatu rumah bagi harimau tersebut.
“Kita masih ada waktu menyelamatkan harimau Sumatera, mari kita pertahankan yang ada sebelum punah keseluruhan untuk selamanya. Kita punya waktu untuk mengingatkan pemerintah agar membuka mata dan jangan mengikuti kemauan sendiri.

Mata dunia kini tertuju kepada kita yang membiarkan pemusnahan harimau di Labuhanbatu. Kita ingin hidup, begitu juga harimau Sumatera. Selamatkan hutan kita, maka kita turut menyelamatkan rumah harimau,” sebut mereka lagi. (jok)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/