Site icon SumutPos

Cekcok soal Batas Tanah, Petani Pahae Tewas Dibacok

Foto: New Tapanuli/JPNN Burju Sitompul tewas setelah lehernya dibacok rekannya sesama petani, Bahtaddin Sitompul (kanan), di Desa Lumban Gaol, Kecamatan Pahae Julu, Tapanuli Utara, Sumut, Senin (21/9/2015).
Foto: New Tapanuli/JPNN
Burju Sitompul tewas setelah lehernya dibacok rekannya sesama petani, Bahtaddin Sitompul (kanan), di Desa Lumban Gaol, Kecamatan Pahae Julu, Tapanuli Utara, Sumut, Senin (21/9/2015).

TARUTUNG, SUMUTPOS.CO – Pembunuham terjadi di Desa Lumban Gaol, Kecamatan Pahae Julu, Tapanuli Utara. Burju Sitompul (47) tewas setelah lehernya dibacok rekannya sesama petani, Bahtaddin Sitompul (57), Senin (21/9/2015).

Peristiwa bermula saat korban yang menetap di Dusun Jonggi, mendatangi kediaman Bahtaddin Sitompul di Dusun Banggu, yang masih berada dalam satu desa, kemarin sekira pukul 11.30 WIB. Niatnya untuk bertemu gagal karena Bahtaddin masih berada di ladang.

Sekira pukul 13.00 WIB, Burju kembali mendatangi tersangka di kediamannya. Kedatangan kedua kali korban ini membuahkan hasil. Saat itu Bahtaddin sedang duduk-duduk di depan rumahnya.

Menurut seorang warga setempat, saat itu terjadi percakapan antara Burju dan Bahtaddin. Mereka disebut-sebut membahas masalah tapal batas (parbalokan) ladang milik keduanya yang bersebelahan, di desa yang berjarak sekitar 31 kilometer dari Tarutung. Tak lama setelah terjadi pembicaraan, keduanya terlibat cekcok mulut.

“Kejadian diduga akibat perselisihan korban dan pelaku atas parbalokan (tabal batas) keduanya yang tidak pernah selesai,” ujarnya.

Selanjutnya Bahtaddin mengambil golok ke dalam rumah dan membacokkannya ke leher Burju.

Kapolsek Pahae Julu AKP S Simamora, membenarkan adanya peristiwa berdarah tersebut. Menurutnya, tersangka pembacokan bernama Bahtaddin sudah diamankan, dan sedang menjalani pemeriksaan di kantor polisi.

“Motifnya masih kita dalami, namun dari hasil olah TKP, kronologis kejadian bermula sekira pukul 11.30 WIB,” katanya.
Saat itu korban mendatangi tersangka ke rumahnya, namun tidak bertemu. Korban kembali mendatangi tersangka sekira pukul 13.00 WIB dan terjadi cekcok. Korban mempermasalahkan batas tanah yang terletak di perladangan Lumbangaol. Ia menduga batas tanah selama ini ada kejanggalan.

Karena cekcok, tersangka emosi dan lari ke dapur. Di sana ia mengambil parang dan kemudian mengejar korban. Selanjutnya tersangka membacokkan parang itu ke leher sebelah kanan korban, hingga tewas di tempat.

Warga yang berada di sekitar lokasi kejadian langsung meringkus tersangka secara bersama-sama. Selanjutnya menyerahkan tersangka ke kantor polisi.

“Jadi untuk sementara, motif pembunuhan tersebut diduga bermula dari kasus batas tanah,” tandasnya.

Kasubbag Humas Polres Taput Aiptu W Baringbing menambahkan, cekcok antara Burju Sitompul dan Bahtaddin Sitompul bermula karena korban merasa bahwa selama ini lahannya masuk ke bagian ladang tersangka. Namun hal itu langsung dibantah Bahtaddin.

”Saat itu posisi korban berada di halaman rumah, sedangkan tersangka di depan pintunya,” kata Baringbing.

Karena emosi, tersangka mengambil parang dari rumah dan mengejar korban sembari membacokkan senjata tajam itu ke leher korban. “Begitu kena, korban sempat berusaha melarikan diri dan menjauh dari lokasi kejadian. Namun sekitar 10 meter dari halaman rumah tersangka, korban terjatuh dan tewas.”
Bahtaddin yang diperiksa polisi sudah mengakui bahwa dirinya yang membacok korban. “Jenazah tidak diotopsi karena keluarga tak berkenan, meski sudah dianjurkan polisi. Keluarga beralasan, peristiwa dan pelaku pembunuhan terhadap korban sudah jelas, sehingga tak perlu otopsi. Kini jenazah disemayamkan di rumah duka,” jelasnya. (bl/ht)

Exit mobile version