Site icon SumutPos

Menegangkan, Bandar Sabu Ini Bergumul Melawan Penyergapnya

Foto: Edwin FD Garingging/Metro Asahan/JPNN Kasat Narkoba Polres Asahan AKP Sofyan, didampingi dua perwiranya mengapit tersangka bandar narkoba Kakai, berikut barang bukti 8 gram sabu dan soft gun.
Foto: Edwin FD Garingging/Metro Asahan/JPNN
Kasat Narkoba Polres Asahan AKP Sofyan, didampingi dua perwiranya mengapit tersangka bandar narkoba Kakai, berikut barang bukti 8 gram sabu dan soft gun.

KISARAN, SUMUTPOS.CO – Upaya polisi membekuk Kakai (22), tersangka pengedar sabu sangat menguras energi. Saat penggerebekan berlangsung di belakang Bakso 99, Jalan Ir Juanda, Kelurahan Gambir Baru, Kisaran Timur, Senin (19/10 pagi, situasi sangat menegangkan. Kakai berontak dan sempat bergumul dengan petugas.

Kapolres Asahan AKBP Tatan Dirsan Atmaja, melalui Kasat Narkoba AKP Sofyan, menyebutkan, tersangka ini terbilang lihai. “Tiga bulan kita amati, baru semalam pagi berhasil ditangkap,” ujar Sofyan, saat ditemui di Ruang Kerjanya, Selasa (20/10).

Sofyan menyebutkan, tersangka diamankan dari kediamannya di Jalan Ir Juanda, persis di belakang rumah makan Bakso 99. Penangkapan dilakukan dengan penyamaran untuk menjebak pelaku. “Kita lakukan metode undercover buy,” ujarnya.

Selama sepekan terakhir, kata Sofyan, anggotanya menyaru sebagai pengedar narkoba jenis sabu. Intel itu berkomunikasi secara intens dengan tersangka guna meyakinkannya. Finalnya, tersangka sepakat menjual sabu seberat 10 gram kepada petugas, dengan perjanjian harga Rp1 juta per gram.

Dari penyelidikan yang mereka lakukan, Kakai diketahui hanya melayani pembeli dengan volume pembelian besar. “Artinya, bukan menjual kepada pemakai langsung, melainkan kepada para pengedar untuk dijual kembali,” jelas Sofyan, yang pernah menjabat Kasat Narkoba Polres Pematangsiantar ini.

Ipda Syamsul Adhar, yang mendampingi AKP Sofyan dan Kaur Bin Ops Sat Narkoba Iptu D Rajagukguk menimpali, sesuai kesepakatan dengan petugas yang melakukan penyamaran, tersangka meminta agar petugas datang ke Jalan Ir Juanda, tepatnya ke samping Rumah Makan Bakso 99.

Permintaan itu dituruti petugas, dengan turun ke lapangan. Penggerebekan dipimpin langsung Kasat Narkoba. Saat itu, seorang petugas masuk ke dalam, sedangkan sebagian lagi bersiaga di sekitar lokasi.

Nah, saat akan terjadi proses serah terima sabu yang dikemas dalam plastik klip transparan berukuran sedang itu, tersangka menyadari kalau dia masuk dalam jebakan petugas. Saat itu juga Kakai berusaha berontak dan berusaha kabur.

Tak ingin buruannya lari, polisi yang melakukan penyamaran berusaha memeganginya. Sehingga antara tersangka dan petugas sempat bergumul.

Saat itu, Kakai berusaha meraih sesuatu dari balik badannya, yang belakangan diketahui ternyata adalah sepucuk softgun jenis FN warna hitam. “Mungkin dia mau mencoba menggertak polisi dengan softgun itu. Untungnya, tidak terjadi, karena softgun itu terlempar,” kata seorang bintara yang ikut dalam penangkapan itu.

Meski demikian, tersangka tak menyerah. Dia tetap berusaha melepaskan diri dari sergapan. Beruntung saja, petugas lain yang telah bersiaga di sekitaran lokasi langsung mendekat dan mengamankan tersangka.

Saat dilakukan penggeledahan, barang bukti sabu ditemukan dari tangan tersangka Kakai. “Tersangka baru berhenti berkilah, setelah barang bukti sabu kita dapati, berikut softgun yang sempat terlempar itu. Selain itu, ada 2 unit HP, yang di dalamnya banyak pesan singkat berisi pesanan sabu,” jelasnya.

Tersangka Kakai, saat diwawancarai tidak banyak berkomentar. Dia hanya mengatakan, jika sabu itu dibelinya dari seorang bandar besar di Kota Tanjungbalai, seharga Rp8,5 juta. Rencananya, sabu itu dijual seharga Rp10 juta. “Baru diambil, belum sempat terjual pun,” kata pria yang beberapa bulan belakangan namanya cukup santer di Kota Kisaran ini, karena sepak terjangnya berbisnis narkoba.

Informasi diperoleh dari sekitar lokasi penggerebekan menyebutkan bahwa rumah yang didiami Kakai dulunya adalah rumah milik orangtuanya. Namun, beberapa waktu lalu, rumah itu telah dijual.

Hanya saja, dengan alasan tertentu, rumah tersebut belum ditempati si pemilik barunya dan Kakai kemudian memanfaatkannya sebagai tempat tinggal. “Kalau soal dia jual narkoba, saya kurang begitu tahu jelas. Memang, sering ada orang datang ke sana. Mungkin, mau jumpa si Kakai itu lah,” kata seorang tetangganya. (ing/dro/smg)

Exit mobile version