25 C
Medan
Saturday, July 6, 2024

Bocah 14 Tahun Tewas Usai Jalan Operasi Usus Buntu

LANGKAT- Andre Ardiansyah (14) warga Gang Saudara, Desa Paluhmanis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat yang diduga meninggal dunia usai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum (RSU) Insani, Jalan Perniagaan, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat ditanggapi tim dokter. Menurut Direktur Utama (Dirut) RSU Insani, Dr R Suwelen, tim medis yang mengoperasi Andre sudah sesuai dengan ketentuan. Jadi, tidak ada kaitan kematian Andre pada, Jumat (19/4) kemarin itu dengan hasil operasi yang mereka lakukan.

“Sebenarnya, sejak awal pihak keluarga sudah diberitahukan, kalau anaknya itu mengalami penyakit acute abdomen. Artinya, sebuah penyakit atau kejadian yang luar biasa di dalam perut yang belum bisa diketahui pasti apa penyebabnya,” ujar Suwelen.

Lebih jauh dijelaskannya, dari temuan penyakit tersebut, pihak dokter akhirnya mengindikasikan hal itu terjadi karena adanya usus buntu. “Memang benar korban mengalami susus buntu, dan itu direkomendasikan dari Puskesmas,” ungkapnya.

Hanya saja, lanjut Suwelen, setelah diperiksa oleh tim dokter kita, barulah penyakit acute abdomen itu diketahui. “Makanya tim dokter kita mengindikasi penyakit acute itu diawali dengan adanya penyakit usus buntu, karena menurut keterangan keluarga kepada tim dokter kami, anak mereka sempat menjalani kusuk,” terang Suwelen.

Dari sana, kata Suwelen, tim dokter menyarankan agar melakukan operasi terhadap usus korban. “Jadi intinya, sebelum dilakukan operasi, pemberitahuan soal penyakit itu sudah disampaikan. Bahkan, ketika operasi dilakukan hingga pemotongan usus, pihak keluarga kami persilahkan masuk untuk melihat kondisi usus yang sudah membusuk tersebut,” tegas Suwelen.

Untuk pemotongan usus, sambung Suwelen, tidak mencapai 1,2 meter seperti apa yang disebutkan pihak keluarga korban. “Ini semua ada data sejak masuk, hingga pihak keluarga minta anaknya dikeluarkan atau dibawa pulang secara paksa. Dalam catatan dokter yang menangani operasi ini, usus yang dipotong itu hanya 40 centimeter (Cm) bukan 1,2 meter,” ucapnya sembari menunjukkan catatan dokter yang menangani operasi tersebut.

Suwelen juga menyayangkan itu terjadi. Sebab, apa yang dilakukan tim dokter adalah yang terbaik . “Untuk apa kami melakukan tindakan sengaja kalau menjelekkan rumah sakit. Sementara inilah usaha kami. Bahkan, pihak dokter sebelumnya sudah memprediksi, kalau keselamatan korban usai operasi kemungkinan kecil sembuh,” cetusnya.(nd/smg)

LANGKAT- Andre Ardiansyah (14) warga Gang Saudara, Desa Paluhmanis, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat yang diduga meninggal dunia usai menjalani operasi usus buntu di Rumah Sakit Umum (RSU) Insani, Jalan Perniagaan, Kecamatan Stabat, Kabupaten Langkat ditanggapi tim dokter. Menurut Direktur Utama (Dirut) RSU Insani, Dr R Suwelen, tim medis yang mengoperasi Andre sudah sesuai dengan ketentuan. Jadi, tidak ada kaitan kematian Andre pada, Jumat (19/4) kemarin itu dengan hasil operasi yang mereka lakukan.

“Sebenarnya, sejak awal pihak keluarga sudah diberitahukan, kalau anaknya itu mengalami penyakit acute abdomen. Artinya, sebuah penyakit atau kejadian yang luar biasa di dalam perut yang belum bisa diketahui pasti apa penyebabnya,” ujar Suwelen.

Lebih jauh dijelaskannya, dari temuan penyakit tersebut, pihak dokter akhirnya mengindikasikan hal itu terjadi karena adanya usus buntu. “Memang benar korban mengalami susus buntu, dan itu direkomendasikan dari Puskesmas,” ungkapnya.

Hanya saja, lanjut Suwelen, setelah diperiksa oleh tim dokter kita, barulah penyakit acute abdomen itu diketahui. “Makanya tim dokter kita mengindikasi penyakit acute itu diawali dengan adanya penyakit usus buntu, karena menurut keterangan keluarga kepada tim dokter kami, anak mereka sempat menjalani kusuk,” terang Suwelen.

Dari sana, kata Suwelen, tim dokter menyarankan agar melakukan operasi terhadap usus korban. “Jadi intinya, sebelum dilakukan operasi, pemberitahuan soal penyakit itu sudah disampaikan. Bahkan, ketika operasi dilakukan hingga pemotongan usus, pihak keluarga kami persilahkan masuk untuk melihat kondisi usus yang sudah membusuk tersebut,” tegas Suwelen.

Untuk pemotongan usus, sambung Suwelen, tidak mencapai 1,2 meter seperti apa yang disebutkan pihak keluarga korban. “Ini semua ada data sejak masuk, hingga pihak keluarga minta anaknya dikeluarkan atau dibawa pulang secara paksa. Dalam catatan dokter yang menangani operasi ini, usus yang dipotong itu hanya 40 centimeter (Cm) bukan 1,2 meter,” ucapnya sembari menunjukkan catatan dokter yang menangani operasi tersebut.

Suwelen juga menyayangkan itu terjadi. Sebab, apa yang dilakukan tim dokter adalah yang terbaik . “Untuk apa kami melakukan tindakan sengaja kalau menjelekkan rumah sakit. Sementara inilah usaha kami. Bahkan, pihak dokter sebelumnya sudah memprediksi, kalau keselamatan korban usai operasi kemungkinan kecil sembuh,” cetusnya.(nd/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/