25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Pemko Tebingtinggi Ajak Perangi Stunting dan Kanker Serviks

TEBINGTNGGI, SUMUTPOS.CO – Plt Sekretaris Daerah (Sekdako) Kota Tebingtinggi Bambang Sudaryono membuka Sosialisasi Stunting dan Bahaya Kanker Serviks bagi masyarakat se Kota Tebingtinggi tahun 2023 di Aula Pondok Bagelen, Jalan Deblod Sundoro, Kota Tebingtinggi, Senin (22/5).

Bambang Sudaryono menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang terjadi pada anak, yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi kronis, infeksi berulang dan kurangnya stimulus psikososial.

Menurutnya, gejala stunting ditandai dengan panjang dan tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya dan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal serta rentan terhadap penyakit dan berisiko menurunkan produktivitas dimasa depan.

“Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi, terdapat 27 balita kasus stunting di Kota Tebingtinggi yang tidak baik fisik, mental, sosial dan lainnya, yang tumbuhnya tidak normal dan berpotensi terancam masa depannya yang tersebar di beberapa kelurahan di wilayah Kota Tebingtinggi,” jelas Bambang.

Terkait kondisi stunting tersebut, Bambang mengajak semua pihak untuk memiliki semangat dan motivasi untuk terus berkarya guna masa depan anak-anak bangsa, khususnya warga Kota Tebingtinggi.

“K eprihatinan ini harus menjadi sebuah semangat juang, sebagai motivasi untuk terus berkarya, berinovasi dan berkreasi guna melindungi masa depan anak-anak kita,” ucapnya.

Selain permasalahan stunting, Bambang juga menjelaskan bahaya dari kanker serviks yang menyerang kaum wanita. Kanker serviks atau kanker leher atau mulut rahim merupakan suatu penyakit kanker yang disebabkan virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, dimana sebagian besar diantaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya.

Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan tipe 18. Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35- 50 tahun dan terutama bagi perempuan yang telah aktif berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun.

“Hubungan seksual pada usia terlalu dini dapat meningkatkan risiko terserang kanker serviks 2 kali lipat dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah 20 tahun,” paparnya.

Bambang juga mengajak semua pihak terkait untuk bersama-sama menghadapi tantangan dan permasalahan stunting dan kanker serviks.

“Kita harus bergerak perangi stunting dan kanker serviks, guna mewujudkan Kota Tebingtinggi bebas stunting dan kanker serviks,” harap Bambang. (ian/ram)

TEBINGTNGGI, SUMUTPOS.CO – Plt Sekretaris Daerah (Sekdako) Kota Tebingtinggi Bambang Sudaryono membuka Sosialisasi Stunting dan Bahaya Kanker Serviks bagi masyarakat se Kota Tebingtinggi tahun 2023 di Aula Pondok Bagelen, Jalan Deblod Sundoro, Kota Tebingtinggi, Senin (22/5).

Bambang Sudaryono menjelaskan bahwa stunting merupakan kondisi gangguan pertumbuhan dan perkembangan otak yang terjadi pada anak, yang disebabkan karena kekurangan asupan gizi kronis, infeksi berulang dan kurangnya stimulus psikososial.

Menurutnya, gejala stunting ditandai dengan panjang dan tinggi badan anak lebih pendek dari anak seusianya dan memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal serta rentan terhadap penyakit dan berisiko menurunkan produktivitas dimasa depan.

“Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Tebingtinggi, terdapat 27 balita kasus stunting di Kota Tebingtinggi yang tidak baik fisik, mental, sosial dan lainnya, yang tumbuhnya tidak normal dan berpotensi terancam masa depannya yang tersebar di beberapa kelurahan di wilayah Kota Tebingtinggi,” jelas Bambang.

Terkait kondisi stunting tersebut, Bambang mengajak semua pihak untuk memiliki semangat dan motivasi untuk terus berkarya guna masa depan anak-anak bangsa, khususnya warga Kota Tebingtinggi.

“K eprihatinan ini harus menjadi sebuah semangat juang, sebagai motivasi untuk terus berkarya, berinovasi dan berkreasi guna melindungi masa depan anak-anak kita,” ucapnya.

Selain permasalahan stunting, Bambang juga menjelaskan bahaya dari kanker serviks yang menyerang kaum wanita. Kanker serviks atau kanker leher atau mulut rahim merupakan suatu penyakit kanker yang disebabkan virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100 tipe, dimana sebagian besar diantaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya.

Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan tipe 18. Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia antara 35- 50 tahun dan terutama bagi perempuan yang telah aktif berhubungan seksual sebelum usia 16 tahun.

“Hubungan seksual pada usia terlalu dini dapat meningkatkan risiko terserang kanker serviks 2 kali lipat dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah 20 tahun,” paparnya.

Bambang juga mengajak semua pihak terkait untuk bersama-sama menghadapi tantangan dan permasalahan stunting dan kanker serviks.

“Kita harus bergerak perangi stunting dan kanker serviks, guna mewujudkan Kota Tebingtinggi bebas stunting dan kanker serviks,” harap Bambang. (ian/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/