SUMUT- Ratusan rumah terendam dan jembatan ambruk akibat banjir yang melanda sejumlah daerah di Sumut, Sabtu (22/9). Di Tebingtinggi, 120 rumah di dua kelurahan, tepatnya Kelurahan Bandar Utama dan Kelurahan Badak Bejuang, Kota Tebingtinggi, terendam banjir kiriman Sungai Padang.
Sedangkan di Siantar, akibat meluapnya Sungai Bah Kapul, Jumat (21/9) malam, lima rumah terendam dengan ketinggian air satu meter. Bahkan, jembatan di Perumahan BTN, Kelurahan Bah Kapul, ambruk diterjang air.
Di Huta Sidodadi, Nagori Dolok Hataran, Kecamatan Siantar, 10 rumah juga terendam banjir, Jumat (21/9) pukul 22.00 WIB, warga pun mengungsi.
Menurut Tiarno (47) warga Huta Sidodadi, mengatakan, kajadian banjir dikampung itu terjadi sudah tiga kali. Pertama Desember 2011, kemudian Juni 2012 dan terakhir Jumat malam kemarin. Banjir yang terjadi pada Desember dan Juni itu diakibatkan tembok sungai jebol sehingga debit air yang mengalir di aliran Sungai Bah Lian meluap. Namun banjir kali ini, dipastikan karena buangan air dari Sungai Andarasi dialirkan melalui Bah Lian.
“Banjir ini terjadi karena Bah Lian tak mampu menampung debit air yang dialirkan dari Sungai Andarasi,” katanya.
Tak berapa lama, sewaktu warga masih sibuk membersihkan sisa-sisa banjir, Camat Siantar Sabmenta JK Pasaribu dan beberapa personel dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Simalungun tiba di lokasi guna meninjau kondisi warga yang terkena banjir.
Pangulu Dolok Hataran Suardi menyebutkan, tadi malam sesampainya di jembatan besar Nagori Dolok Hataran, Suardi mengaku melihat ketinggitan air hampir mencapai lantai jembatan. Melihat kondisi tersebut ia langsung menuju lokasi Huta Sidodadi guna mencek situasi air disana.
Ternyata benar, malam itu sekitar pukul 00.30 WIB warga terlihat sudah panik karena rumahnya terendam banjir. Kejadian berlangsung hingga dini hari sekira pukul 03.00 WIB, dan terlihat mulai surut ketika jelang azan Subuh.(mag-3/ral/mag-4/smg)